Peduli Dengan Mangrove? Tak Boleh Berhenti di Penanaman

Penanaman yang dilakukan oleh kelompok tani mangrove wonorejo Rungkut Surabaya berdasarkan lokasi dan tanah, yang nantinya akan disesuaikan dengan jenis mangrove yang akan ditanam. Semisal, penanaman dilakukan di lokasi terluar pantai dan dekat dengan laut, jenis mangrove yang ditanam adalah jenis mangrove Mayor (mangrove sejati) dimana memiliki ciri-ciri akar dan batang yang besar kuat, kuantitas daun lebih banyak dibanding buah, biasanya jenis mangrove mayor hidup berdempetan, mampu mensekresikan air garam, toleran terhadap salinitas tinggi dan mampu membentuk tegakan murni. Jenis mangrove Mayor diantaranya Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorhiza, Ceriops tagal, Lumnitzera littorea, Lumnitzera racemosa, Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa dsb.

Kemudian penanaman di zona tengah atau disebut dengan mangrove Minor. Zona mangrove Minor berada dibelakang zona Mayor hingga tepi sungai yang berdekatan dengan muara laut. Jenis mangrove Minor diantaranya Sonneratia casiolarisExoecaria agallocha, Xylocarpus granatum, Phempis acidula, Scyphiphora hydrophyllaceae dsb. Penanaman mangrove tidak perlu dilakukan di daerah Asosiasi, karena daerah ini mangrove tumbuh dengan sendirinya dan membaur dengan jenis tanaman darat lainnya. Contoh jenis mangrove Asosiasi yang sering dikenal masyarakat adalah Acanthus ilicifolius dan Nypa. Data diambil dari Buku Panduan Mangrove di Indonesia (ISBN: 979-606-077-9) dan jurnal Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013 (ISBN: 978-602-17001-1-2)


Setelah dilakukan penanaman, kita tidak bisa begitu saja meninggalkan dan membiarkan bibit mangrove tanpa perawatan, walaupun sebelum ditanam bibit mangrove tersebut telah di karantina terlebih dulu. Kita harus terus melakukan monitoring dan pergantian bibit yang rusak karena hama atau sengatan matahari.


Hari ini, saya dan tim mewakili kelompok tani mangrove wonorejo rungkut Surabaya melakukan monitoring bibit Rhizophora sp yang ditanam di laut utara Gresik. Berangkat dari wilayah Greges sekitar pukul 8 pagi dengan diantar perahu milik Pak Toha (ketua kelompok nelayan Greges) dan sekitar 45 menit kemudian sampai di laut utara Gresik (tepatnya di wilayah laut salah satu perusahaan milik negara di Gresik).

Monitoring dilakukan sembari menghitung pertumbuhan dari beberapa sampel bibit mangrove yang mewakili wilayahnya (mengapa yang dihitung hanya perwakilan, karena bibit yang ditanam jumlahnya sekitar lebih dari 500 bibit). Variabel dari pertumbuhan bibit yang dihitung yaitu tinggi batang, lingkar dan diameter batang, jumlah akar, jumlah daun dan jumlah cabang.


Karena jumlah bibit yang ditanam sekitar 1000 bibit dengan 5 sektor dan perusahaan terkait meminta 10 sampel tiap sektor, kami baru selesai tepat jam 2 siang. Panas, sudah tentu. Tapi tidak menyurutkan niat kami untuk memonitoring pertumbuhan bibit mangrove, berharap mereka bisa tumbuh besar dan lebat sehingga nantinya dapat membentuk sebuah ekosistem baru : Ekosistem Hutan Bakau (dinamakan bakau karena dipenuhi oleh satu genus mangrove yaitu Rhizophora sp.).

Jadi teman-teman, jika ada personal atau bahkan instansi yang mengaku telah menanam beribu-ribu mangrove, hal-hal yang patut dipertanyakan adalah apakah mereka hanya sekedar menanam atau ikut menjaga keberlangsungan hidup bibit mangrove? Jika mereka menjawab dan membuktikan (dengan adanya laporan nyata beserta dokumentasi) ikut menjaga keberlangsungan hidup bibit mangrove, mereka adalah pahlawan mangrove :)

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.