Bahagia di Rumah Untuk Saya Yang Suka Di Lapangan

Kecintaan saya pada rumah tumbuh hebat beberapa waktu belakangan. Padahal dulu saya sempat berfikir lama hingga terbenam pemikiran bahwa berada di rumah sangatlah membosankan karena sejak kecil saya selalu berada dirumah. Sang ibu tidak mengijinkan anak-anak perempuannya pergi main ke luar rumah --walau sekedar main ke rumah tetangga-- jika tidak benar-benar diperlukan.

Sampai pada saat masa-masa terakhir di SMA, saya berharap ibu membukakan pintu ijin agar saya bisa pergi kemanapun saya suka. Tidak lama setelah itu, harapan itu terkabul. Ibu dan bapak memberi ijin dan restu pada setiap kegiatan positif saya di luar rumah. Saya mulai bisa merasakan pergi kemanapun saya suka di masa perkuliahan. Saya memiliki kegiatan di laut, di hutan, di kampus, di gunung dan tempat-tempat lainnya yang tidak pernah bisa saya bayangkan semasa kecil. Saya menikmati itu semua. Sehingga saking seringnya berkegiatan di luar rumah, saya melupakan bahwa hakikatnya seorang perempuan harus berada di rumah.


Namun kini saya lebih senang berada di rumah ketimbang berkegiatan di luar. Awalnya memang saya merasakan kembali kebosanan berada di rumah. Televisi, telepon, kura-kura dan beberapa hiburan yang ada di rumah tidak semenarik bermain air di laut, mendirikan tenda di hutan dan menjumpai beberapa hewan di lereng gunung. Tetapi lambat laun saya berubah mencintai rumah yang telah melindungi keluarga saya selama lebih dari seperempat abad ini. Alasannya, karena saya lebih menemukan kehangatan dan kenyamanan bersama keluarga saat berada di rumah.

Selain keluarga, ada beberapa spot favorit di rumah yang membuat saya selalu rindu ingin pulang ketika pergi dan menginap selama beberapa waktu di kota lain.


Ketiga tempat tersebut adalah spot favorit saya ketika berada di rumah. Ruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga, tempat kami sekeluarga berkumpul dan berdiskusi. Halaman rumah yang dipenuhi dengan berbagai jenis bunga dan tanaman TOGA yang ditanam oleh ibu. Dan yang terakhir sudut ruangan kamar yang kerap kali saya gunakan untuk membaca dan belajar. Semua tempat itu membuat saya merasa nyaman dan bahagia berada di rumah.

Saya, 24 tahun yang lalu, di kamar ^^
Si adik, 21 tahun yang lalu, di halaman rumah ^^
Saya dan adik, 20 tahun yang lalu, di ruang keluarga ^^
My lovely parents, dua tahun yang lalu, di ruang keluarga ^^
Happy family, setahun lalu, di ruang keluarga ^^

Keluarga saya mulai menempati rumah ini satu tahun sebelum saya lahir, ketika itu kawasan sekitar rumah masih berupa hamparan sawah dan belum banyak pemukiman yang berjejer-berdempetan seperti sekarang. Dan jika dihitung, ternyata sudah dua puluh enam tahun rumah ini menjadi saksi kehidupan saya dan menjadi pelindung keluarga kecil saya.

Berada di rumah membuat saya merasakan kesempurnaan dan kehangatan memliki keluarga.

Dear, Silent Reader

Halo, pembaca blog aku yang setia serta selamat datang pendatang baru.
 
Mengapa tulisan ke 93 (maunya diposting pas tulisan ke 100 sih sebenernya.. tapi nanti kelamaan nunggu jadinya --- keburu basi) ini aku beri judul "dear, silent reader"? Karena aku sangat tertarik dan ingin menyapa semua pembaca -diam- aku. Hai! *lalu dadah dadah dan tersenyum lebar*
 
Seperti yang kamu semua ketahui, aku pendatang baru di dunia per-bloggingan ini. Blog ini baru berumur kurang lebih tujuh bulan (mesti di-selapan-in kan ya biar selamet *menurut adat jawa*) dan ibarat masih bayi yang tidak mengerti apa-apa, blog ini perlu dan butuh bimbingan guru agar menjadi blog yang dapat berdiri kokoh dan bermanfaat (bagi penulis dan pembaca) dibulan-bulan berikutnya.
 
Nah, permasalahannya, ber-angan setelah memutuskan untuk mengiyakan saran teman untuk membuat blog ternyata tidak mengubah apapun. Aku tidak belum bisa mewujudkan keinginan apa-apa yang ada di isi kepala aku. Aku ingin begini aku ingin begitu (jiplak lagu doraemon), rupanya sulit juga ya dijalani. Mungkin karena aku kurang konsisten pada apa sebenarnya tujuan dibuatnya blog ini.
 
 
Aku membuat blog hanya terfokus pada isinya, kemudian tidak rajin blogwalking seperti yang dilakukan sama blog sebelah yang usianya tergolong baru juga (tapi yang berkomentar disitu banyak), kemudian tidak sering-sering berdiri diantara komunitas (yang sebetulnya simbolnya ini sengaja disematkan oleh seorang teman ke blog ku - dan hanya mengenalkanku disebagian orangnya bukan kegiatannya - aku juga bingung - ada logo komunitas tapi... #entahlah), dan yang terakhir sejujurnya aku kurang setuju dengan pernyataan menulis kembali yang pada hakikatnya terselip sebongkah tujuan : memamerkan apa saja (in case, kegiatan atau pengalaman) diri sendiri didunia maya. Sehingga blog aku terlihat seperti menjadi blog yang pasif (tidak se-aktif pemiliknya).
 
Paragraf diatas merupakan opini yang nggelibet di otak, lantaran aku tersadar -owalah sebenarnya aku belum menemukan passion disini-. Aku hanya ikut-ikutan orang kemudian berangan-angan bahwasanya dikemudian hari blog ini mungkin akan bermanfaat.
 
Walaupun begitu, aku tidak berhenti menemukan ide untuk memperbagus tiap sudut blog dan tidak henti-hentinya promosi blog ini (tanpa disuruh lho ini heheh) secara tidak langsung maupun langsung. Secara tidak langsung yakni dengan memasang identitas "limaura.com" disetiap foto atau video yang aku unggah di sosial media dan memasang identitas di sosial media manapun serta private chat apapun yang aku punya. Secara langsung yaitu dengan mengenalkan ke teman-teman sejawat (bidang perikanan dan kelautan) serta teman-teman yang lain untuk membaca blog aku, berharap mereka mau memberikan saran dan komentar mereka tentang keseluruhan blog ini. Kebanyakan dari mereka memberikan opini yang positif (Alhamdulillah..) dan memilih untuk menjadi silent reader.
 
Dan yang membuat aku sedikit tercengang, beberapa dari teman yang tidak aku beri tahu secara langsung tentang blog ini ternyata membaca keseluruhan isi blog ini (jadi tau ya baik jeleknya aku dan tulisanku wkwkwk). Kebetulan mereka berkata kurang lebihnya sama seperti ini, "wah lis, aku lebih baik/sukanya jadi silent reader mu ae/aja", lalu juga ada yang berkata begini, "aku suka blogmu lis, aku jadi secret admirer mu yang tiap waktu baca tulisanmu itu uda lebih dari cukup", dan juga berkomentar seperti ini, "wes, aku komen disini aja ya lis, males ah kalau komentar aku juga dibaca orang kalau ditaruh dikolom komentar blogmu" dan yang terakhir ada komentar yang sedikit menyinggung aku (maafkan sebelumnya jika ada yang juga tersinggung -mari kita berfikiran terbuka-), "...kamu ngapain se nulis-nulis begitu lis, nulis macam begitu kayak orang nganggur aja, kamu nganggur tha? bukannya ada sesuatu yang sedang kamu kejar...".
 
Di sudut lain, ada kejadian yang membuatku jadi sedikit terpingkal, dari teman-teman sejawat sampai beberapa dosen lebih mengenalku sebagai limaura(dot)com dan memanggilku begitu daripada memanggilku dengan nama asli : Lisa. Berarti mereka membaca blog aku ini dong... (sumpah ini yang bikin aku malu banget dan semakin berhati-hati menulis sesuatu disini).
 
Kemudian beberapa hari yang lalu, aku kaget setengah mati ketika ada kurang lebih 1669 pembaca dari suatu negara yang visit ke blog ini dalam kurun waktu hanya sehari. Yang kupikirkan saat itu adalah : apakah ini ikhtisar dashboard blog nya yang salah menghitung atau bagaimana, yang jelas aku masih tidak percaya ternyata banyak juga yang membaca blog aku ini.
 
Aku berkesimpulan bahwa aku sering menjadi silent reader blog orang, pun juga ada banyak yang menjadi silent reader blog aku. Hihihi, cukup adil.
 
*Tarik nafas panjang lalu hembuskan pelan-pelan* Teruntuk pembaca yang lebih memilih untuk tidak berkomentar dan atau memberi komentar langsung ke aku nya, aku ucapkan banyak terima kasih. Terima kasih telah bersedia membaca tulisan yang banyak kekurangan ini dan terima kasih telah memberi sumbangsih saran dan kritik yang membangun. Terima kasih terima kasih terima kasih ^^
 
Maafkan jika aku mengecewakan, mungkin untuk beberapa waktu kedepan, rentang tulisan satu dengan tulisan berikutnya mungkin agak panjang. Bukan karena apa-apa, tapi sekarang ini sedang ada tujuan di dunia nyata yang sedang aku raih, dan jujur saja aku tidak bisa membagi pikiran antara menulis disini dengan meraih tujuan. (Biarkan aku saja yang multitasking, jangan pikiranku hehehe).
 
Akhir kata, terima kasih ^^

Liburan dan Praktikum Part 3 (Bali-Surabaya)

Pagi sekali sekitar pukul enam kurang, kami harus segera check out dari Puri. Kami akan menuju dua destinasi praktikum lapang yang terakhir : BBRPBL Gondol dan Disthi Kumala Bahari.

Perjalanan dari puri menuju BBRPBL Gondol ditempuh selama hampir empat jam lamanya. Sepanjang jalanan yang kami lewati terlihat begitu asri, hijau dan nyaman banget. Pokoknya indah banget nget nget. Damai gitu rasanya, walau aku berada didalam bis, perasaan tenteram dan damai terasa ketika melihat jalan pedesaan di Bali. Dominan warna hijau pun ternyata ada alasannya, sepanjang perjalanan dari puri (tempat kami menginap-kota Denpasar) menuju BBRPBL Gondol adalah pedesaan dan pegunungan. Ga salah deh kalau aku merasa damai dan nyaman... Hehe, kemudian terlintas dibenak, bagaimana jika aku berlibur kesini bersama keluarga, bersama suami mungkin. Cocok ga ya dijadikan tempat untuk honeymoon...? #ehh
WOW banget ya..
Sekitar pukul sembilan lebih 40 menit kami sampai di lokasi BBRPBL Gondol. Kami segera memakai jas almamater dan bergegas masuk balai karena telah ditunggu oleh petinggi balai.



Di aula rapat kami dikumpulkan untuk diberi pengenalan dan arahan tentang balai dan komoditasnya sebelum tinjau lapangan. O iya sampai lupa, ada yang tau apa kepanjangan dari BBRPBL Gondol? Kepanjangan akronim dari BBRPBL Gondol adalah Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol. BBRPBL Gondol ini merupakan tempat balai riset perikanan yang langsung dibawahi oleh badan LITBANG (penelitian dan pengembangan) kementrian kelautan dan perikanan. Selain langsung dibawahi oleh Badan LITBANG KKP, BBRPBL juga memiliki kedudukan dibawah Pusat LITBANG Perikanan Budidaya sehingga BBRPBL memiliki fungsi ganda.

Denah BBRPBL Gondol
BBRPBL Gondol didirikan pada tahun 1985, dan ketika itu bernama Sub Balai Penelitian Perikanan Pantai yang memiliki kegiatan dalam hal pembenihan komoditas perikanan pantai. Kemudian ditahun 1994 berganti nama menjadi Loka Penelitian Perikanan Pantai dan memiliki kegiatan yang sama. Pada tahun 2001 berganti nama lagi menjadi Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut dan mencakup kegiatan perbenihan dan pembesaran komoditas perikanan laut. Terakhir pada tahun 2011, balai berganti nama menjadi BBRPBL Gondol sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. Per.26/MEN/2011, yang mencakup kegiatan perbenihan dan pembesaran serta menjadi sarana untuk penelitian dan pengembangan komoditas perikanan laut.

Sebagai balai besar riset perikanan laut, BBRPBL Gondol memiliki fasilitas dan sarana yang lengkap, diantaranya terdapat laboratorium yang dikhususkan untuk beberapa macam disiplin ilmu penelitian seperti patologi; lingkungan; kimia dan nutrisi; biologi; bioteknologi dan genetika. Kemudian juga terdapat hatchery untuk komoditas udang, tuna, berbagai jenis ikan kerapu, kerang abalon, ikan hias serta untuk biosecurity. Kemudian juga ada KJA (keramba jaring apung) yang terdapat di teluk pegametan, cold storage, tempat khusus processing pakan, bengkel sarana, dan bak-bak untuk riset (dari ukuran induk; larva hingga bak penyedia pakan alami).

Komoditas penelitian di BBRPBL Gondol ini meliputi Finfish (bandeng; kerapu lumpur, kerapu bebek; kerapu pasir; kerapu macan; kerapu sunu; kerapu raja sunu; kakap merah; tuna sirip kuning dan cobia), Ikan hias (clown fish/ikan badut/ikan nemo; enjel napoleon; letter six dan Kue/Golden trevally), Krustase (udang; kepiting; rajungan dan artemia), Abalon, Tiram mutiara dan Teripang. Sementara untuk kegiatan riset, BBRPBL Gondol memiliki komoditas dan riset unggulan yaitu pembenihan ikan bandeng; pembenihan dan budidaya ikan kerapu; pembenihan dan budidaya abalon; pembenihan dan budidaya tiram mutiara; penelitian dan pengembangan virus murni dengan kultur sel untuk produksi vaksin.

Setelah dirasa cukup arahan yang diberikan, kami dipersilahkan untuk berkeliling melihat berbagai kegiatan di BBRPBL Gondol.

Mahasiswa seketika memenuhi tiap sudut balai
Komoditas
Pengembangan dan budidaya anggur laut
Pembenihan dan budidaya abalon
Kolam pembenihan ikan dan pakan alami
Kolam induk
Konsentrasi terpecah antara aku harus mencatat arahan dari bapak pengawas dan menahan dilep karena sedang datang bulan.
S..E.C.O ! Muka aku kelihatan pucet parah ya..
Setelah puas berkeliling, kami diberi waktu sekitar 15 menit untuk bersiap-siap sebelum menuju destinasi praktikum lapang selanjutnya. Kami gunakan untuk berkeliling kantor balai. Kemudian ada seorang kenalan teman dari BBRPBL Gondol bernama mas Jaka yang menitipkan kopi khas Bali untuk kakak angkatan di Surabaya, alhasil jadinya sedikit menggemparkan teman-teman FPK deh. Dikira mereka, aku melakukan kesalahan jadi dicari-cari sama orang balai hahaha padahal si mas Jaka ini cuma nitip kopi.

Maksa banget ini pose nya, demi si fotografer : Ita
Oke, setelah berpamitan pada pihak balai, kami segera cuss ke destinasi praktikum lapang selanjutnya : Disthi Kumala Bahari. Ceritanya sudah aku tulis di blog ini, silahkan saja klik Budidaya Mutiara, Disthi - Bali.

Perjalanan menuju Disthi. Hmmm, ini demi apa Meg, nge-candid aku pas posenya lagi begini   -___-
At gallery disthi kumala bahari | Kenapa aku kelihatan cuma separuh ponk  T_T
Perjalanan dari Disthi selesai, pun berakhir pula kegiatan praktikum lapang semester ini. Semuanya sangat menyenangkan, semua teman saling bahu membahu membantu dan berkontribusi dengan baik, dan aku berterima kasih sekali kepada semua pihak yang mendukung lancarnya kegiatan praktikum lapang ini.

Perjalanan pulang dengan kapal pun telah dinanti-nanti dan kata teman-teman aku tak lagi secemas kemarin saat berangkat. Hihihi, semoga bisa pulang ke Surabaya tanpa kurang suatu apapun.

Lihatlah cewe yang memegang tas pink itu, hmm duduknya kayak di warung! | Kan memang ini di depannya warung xD
Dek kapal yang dipenuhi dengan mahasiswa FPK UA
Surabaya!!! Kami pulang ^^

Liburan dan Praktikum Part 2 (Bali)

Menurut jadwal kegiatan, hari kedua perjalanan praktikum lapang ini akan menjadi hari yang padat. Kami harus pergi ke tenggara Bali (tepatnya daerah Serangan) untuk belajar tentang manajemen marinecultur. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu Desa Pakraman Serangan.


Kami disambut baik oleh kepala pengelola disini. Setelah arahan dari bapak Prayogo selaku penanggung jawab lapang pada mata kuliah manajemen marinecultur, kemudian dilanjutkan dengan sambutan kepala pengelola. Karena terlalu antusias, teman-teman disini akhirnya menjadi ramai sehingga pada saat perkenalan, kebetulan suara TOA sudah mencapai maksimal (namun masih tidak jelas terdengar), suara kepala pengelola pun tidak terdengar dengan jelas, termasuk pada saat memperkenalkan nama beliau...


Setelah sambutan dan perkenalan, kami diberikan video tentang mengapa penyu harus ditangkar dan dilindungi.


Sama seperti ikan hiu yang kini hampir punah, dulunya jumlah ikan hiu jauh lebih banyak dari sekarang, kemudian karena tiba-tiba tren memakan sirip ikan hiu menjadi popular sementara kecepatan reproduksi ikan hiu lebih lambat dibanding dengan jenis ikan lain, alhasil jumlah populasi ikan hiu di lautan mendekati ambang kepunahan. Nasib penyu pun tidak jauh berbeda, dalam periode tertentu penyu bertelur di pantai yang letaknya jauh dari kehidupan manusia, namun kemudian jumlah manusia semakin banyak, semakin banyak pula yang mengkonsumsi telur dan daging penyu, sehingga lambat laun populasi penyu semakin menurun. Perlu dilindungi dan dikonservasi.

Yang menjadi point permasalahan punahnya penyu (dalam video) adalah ketika masyarakat asli Bali yang dulunya menggunakan daging penyu sebagai bahan sesaji, ditampilkan pula (dalam video) masyarakat-masyarakat dari negara Amerika Serikat; Jepang dan dari negara-negara dari berbagai belahan dunia yangs sering mengkonsumsi daging penyu. Ditampilkan pula dalam video, bagaimana ganas nya mereka membunuh penyu dewasa, mengambil dagingnya, menumpuk cangkangnya dan akhirnya dibuang ke laut yang kemudian menyebabkan pencemaran laut.

Sumpah,, miris banget T_T
Itulah alasan serta latar belakang didirikannya pusat pendidikan dan konservasi penyu di Serangan Bali, berharap bisa menjadi sebuah solusi untuk menjaga keseimbangan alam dengan menangkar dan melindungi penyu.

Pada musim yang sudah ditandai, penyu betina dewasa pergi ke pantai yang sepi dan jauh dari kehidupan manusia pada dini hari. Penyu tersebut menggali pasir hingga kedalaman tertentu (kedalamannya : setengah dari tubuh penyu dewasa) kemudian mengeluarkan telurnya satu persatu. Sebelum matahari terbit, penyu tersebut telah selesai bertelur dan menutup telur-telurnya dengan pasir kemudian kembali ke laut.

Tugas dari pusat pendidikan dan konservasi penyu di Serangan Bali ini adalah mengamankan telur-telur dan mengusahakan agar telur-telur tersebut menetas seluruhnya menjadi tukik-tukik kecil nan unyu #ehh. Setelah seluruh telur menetas dan menjadi tukik, tukik diperiksa kesehatan dan fisiknya. Jika fisik tukik dinilai sempurna, maka tukik akan diletakkan ditempat semula (tempat ketika induk penyu menggali pasir dan bertelur).

Mengapa tukik diletakkan ditempat dia semula berada? Tukik memiliki daya ingat yang cemerlang. Ketika tukik masih berupa telur dan berada didalam perut sang induk, tukik mengikuti dan mengingat peta rute perjalanan sang induk ketika berada di daratan. Jadi, tempat semula adalah semacam ingatan pertama bagi tukik. Tukik akan berjalan dari tempatnya semula dan menuju ke lautan. Jalur yang dilalui tukik menuju ke laut adalah jalur yang dilalui induknya ketika akan bertelur di darat. Lucu dan menakjubkan bukan?

Lalu bagaimana dengan tukik yang tidak memiliki fisik dan kesehatan yang sempurna? Maka tukik tersebut akan dipelihara dan dikarantina di pusat pendidikan dan konservasi penyu sampai dalam kondisi tertentu tukik tersebut akan dilepaskan.

Bagaimanapun juga, penyu dan ikan hiu merupakan hewan yang juga menjadi bagian penting dari rantai makanan dan kehidupan ekosistem laut. Jika mereka punah, maka akan terjadi ketidakseimbangan pada ekosistem laut. Sudah seharusnya kita sebagai manusia juga harus menciptakan keseimbangan, jika tidak bisa menciptakan maka menjaga sudah lebih dari cukup, menjaga ekosistem laut agar tetap asri dan nyaman untuk ditinggali berbagai makhluk hidup disana.

Setelah melihat video dan mencatat bagian-bagian yang penting, kami dipersilahkan untuk melihat-lihat berbagai penyu remaja yang sedang dikonservasi disini. Kalau aku, lebih tertarik dengan cicak-cicak tulisan di dinding ^^.

Beberapa aktivitas TCEC (Turtle Conservation and Education Center)
Peraturan dan perundangan penyelamatan penyu
Penyu yang dikarantina karena ada kecacatan fisik
Tukik penyu!
Hup!
Puas lihat-lihat tukik dan penyu unyu unyu, kami langsung beranjak ke destinasi praktikum lapang selanjutnya : Marine Garden dan Mangrove Serangan. Lokasinya tidak jauh dari pusat konservasi, sehingga kami hanya perlu berjalan beberapa puluh meter untuk sampai ke lokasi.

Walau Marine Garden dan Mangrove Serangan berjarak hanya beberapa puluh meter dari TCEC, tapi terik matahari disini membuat jarak itu seperti 3x lipat jauhnya. Hfftthh. Tapi kami masih dan tetap semangat kok ibu dan bapak dosen! Yeahh (perlihatkan otot lengan).

Dan hfuallah, inilah Marine Garden. Kami dibagi menjadi dua kloter, sebagian menuju daerah Mangrove Serangan, sebagian lagi menjelajah dan mempelajari biota di Marine Garden. Kebetulan aku kena giliran ke Marine Garden terlebih dulu. Baik, lanjutkan!


Serangan marine garden didirikan dan dikelola oleh yayasan bali alami yang bekerja sama dengan pengusaha asal Jepang, yang kemudian diresmikan pada tanggal 21 Agustus 2009 oleh Ibu Anni Numberi. Serangan marine garden berisi puluhan akuarium dengan berbagai biota yang tinggal di laut didalamnya. Walau tempat ini tidak sebesar seperti akuarium di sea world ancol, tapi bagian menariknya terletak pada berbagai macam biota laut nan cantik yang tinggal dalam akuarium.

Disini kami diberi tugas oleh bapak dosen untuk memilih salah satu biota kemudian mendeskripsikan se-rinci mungkin tentang biota tersebut sembari menunggu pergantian kloter.

Pilih yang mana ya...

Deepwater Firefish / Pterois mombasae
Spider crab / Kepiting laba-laba / Macrocheira kaempferi
Ribbon eel / Belut putih / Ophichthus altipennis
Ghost pipefish / Bajulan / Syngnathus leptorhynchus
Barramundi cod / Greskeli / Cromileptes altivelis
Harlequin snake ell / Belut sebra / Homoroselaps lacteus
Spiny seahorse / Kuda laut / Hippocampus histrix
Orbicular cardinalfish / Capungan bintik hitam / Sphaeramia orbicularis
Aku memilih Barramundi cod atau yang biasa dikenal dengan nama ikan kerapu tikus. Mengapa aku memilihnya? Karena ikan ini bernilai ekonomis tinggi, sangat mahal jika kita menjual dan mengekspornya. Selain itu pemeliharaan pun juga tergolong mudah karena bisa dibudidayakan di keramba jaring apung. Ikan yang bermanfaat bukan :D.

Selagi aku menulis, lihat biota yang lain dulu ya..^^

Beberapa biota berpindah dan ada yang sembunyi dibalik rumahnya, mungkin karena tiba-tiba ada banyak orang yang masuk dan berkerumun melihat mereka disaat jam istirahat siang hehehe. Alhasil, aku hanya bisa mengabadikan gambar info nya saja.

Neon tetra / Paracheirodon innesi
Zebra fish / Tetra merah / Danio rerio
Herlequin rasbora / Rasbora heteromorpha dan Black ghost / Apteronotus albifrons
Niasa / Aulonocara jacobfreibergi dan Niasa / Pseudotropheus elongatus
Kebanyakan biota disini memiliki nama lokal yang sama. Hal ini dikarenakan beberapa alasan yakni mereka memiliki kemiripan morfologi, berasal dari keluarga yang sama dan atau ditemukan pada habitat yang tidak jauh berbeda. Namun alangkah baiknya selain mengetahui nama lokalnya kita juga perlu mempelajari nama ilmiahnya.

Aku selesai menulis, kami lanjut berkeliling. Aku tidak pernah melupakan satu hal ini : berfoto! Karena belum tentu suatu saat nanti aku akan kembali kesini.

Friends!
Santai dulu..
Oya guys, disebelah kanan aku ada sebuah akuarium untuk penyu yang sengaja dipamerkan dan diperbolehkan untuk disentuh. Namun ketika kami datang, penyu yang dipamerkan hanya berjumlah hanya dua ekor saja. Mau lihat penyunya?

Meg meg, penyunya kabur meg, dia ga mau difoto hahaha
Itu lho lis, penyunya jalan ke kamu!
Nah, teman-teman yang dari wisata mangrove sudah kembali. Kini saatnya kami bergiliran ke wisata mangrove. Dengan arahan kakak asdos, kami berjalan kaki hingga sampai ditepian pantai.


Sungguhan ya, cuaca disini panas banget! Nyaris tidak ada awan yang meng-cover panas dan menyengatnya sinar matahari. Jarak terasa semakin jauh dan minuman kami pun hampir habis. Aku dan Mega bersama teman-teman yang lain mempercepat langkah kaki agar segera menaiki kapal.

Naik kapal? Mau kemana? Mau keliling hutan mangrove dooong...^^ Juga berkeliling wisata di perairan laut dangkal wilayah Serangan ini. Enyaaakk xD. Untuk selanjutnya, artikel ini diisi dengan beberapa pemandangan laut selatan pulau Bali ya. Selamat menikmati ^^

Goldfish plus asdos matkul MM ^^
Wow banget ya pulaunya, penuh dengan pohon mangrove. Sayang tujuan kapal tidak kesitu, jadi tidak tahu mangrove jenis apa saja yang tumbuh disana
Kapal pesiar pribadi
Haloo Azhar (jaket biru pakai iket kepala warna coklat)
Menurut cerita kakak asdos, ini adalah tempat karantina lumba-lumba sebelum nanti dilepas dilautan
Salah satu pantai cantik yang menjadi destinasi para bule  untuk berjemur
Dengan berakhirnya kegiatan di daerah Serangan, berakhir pula praktikum hari ini. Untuk selanjutnya hingga nanti malam, kegiatan kami diisi dengan liburan di Bali. Tentu saja hal ini tidak akan dilewatkan oleh kami semua. Kami pun berpencar menuju tempat wisata yang tak jauh dengan lokasi parkir bus fakultas. Kami dengan geng masing-masing menuju destinasi wisata dengan angkutan umum. Kalau aku dan teman-teman geng menuju pantai kuta dan sekitarnya.

Intip yuk keseruan kami menikmati liburan ^^
Iam FPK (Fakultas Perikanan dan Kelautan)
Eh, ternyata kakak-kakak asdos (sebelah kananku) destinasinya kesini juga ^^
Friends! Bule dibelakang ikut senyum tuh :))
Namanya miss siapa (maaf lupa), beliau adalah ilmuwan kimia asal Jerman yang sedang berlibur di Bali
Serasa artis ya...^^ Kami berjalan kaki disekitar pantai Kuta untuk mencari tempat makan . Maklum lah, perut karet hihihi
Friends!!! Love you!
Pulangnya naik ini, soalnya sudah capek hehe
Sekitar pukul 6 sore waktu Bali, kami menaiki bus fakultas dan segera pulang menuju puri agung. Hari ini menyenangkan sekaliii!!! ^^

Sesampainya di puri kami segera bersih diri, makan malam dan beristirahat plus packing barang. Yap, besok adalah hari terakhir kami di Bali dan praktikum akan dimulai pagi sekali.
This is S.E.C.O dan selamat malam ^^
Baca selanjutnya : Liburan dan Praktikum Part 3