NgeTrip Tipis Ke Bukit Kapur Arosbaya, Madura

Sejatinya suami saya adalah suami paling pengertian dan selalu bisa membuat hati riang gembira (asal egonya ga lagi kumat aja sih), and I'm so in love with him with no exception.

Do'i suka ngajak jalan-jalan dan selalu mengutarakan pikirannya akan ketakutannya kalau saya jadi bosan tinggal di Kamal, lantas diajaklah saya pergi atau membeli sesuatu dengan tiba-tiba, untuk menyenangkan hati orang kota yang tidak pernah tinggal di desa ini. But, belajar dari satu hal sepele yang sebelumnya sering saya remehkan, hal itu mengungkap makna : bersama dengan orang yang dicinta, tinggal dimanapun tidak masalah. Dan saya tidak pernah minta macam-macam kecuali dalam keadaan ngidam #ehh hehehe.

Cerita saya kali ini adalah tentang perjalanan yang tanpa direncanakan. Do'i ngajak jalan ke salah satu wisata yang nge-hits di Bangkalan : Bukit Kapur Arosbaya.

Wait, what? Saya sangat senang karena bisa jalan-jalan, namun beberapa detik kemudian jadi kepikiran dengan medan yang akan saya tempuh nantinya. Tanjakan kah? Ada tangganya kan? Sepi atau rame tempatnya? Disana ada orang jualan makanannya ngga ya? Jadi ibu hamil ini memang rempong ya. Padahal dulu saat belum menikah, saya ngga pernah rempong dengan hal-hal sepele macam itu. Diajak kemanapun ayok ajah (asal rame-rame, kalau berdua-duaan ya ogah).

Oke, menepis semua pikiran ke-negatif-an, dengan bacaan bismillah, saya berangkat sama suami keesokan harinya, Kamis 24 Agustus 2017.



Dari Kamal ke Arosbaya dibutuhkan waktu sekitar satu jam. Akan lebih cepat kendaraan melaju jika anda tidak membawa ibu hamil naik motor hehehe. Secara ya, aspal jalanan dari Kamal ke Arosbaya banyak yang keriting, kalau motor KEJEDUK tiba-tiba, tinggal cubit aja perut suami (yang nyembul embul embul) biar bisa lebih memperhatikan ibu hamil yang nggonceng dan aspal yang bergelombang.

Jarak yang kami tempuh kurang lebih 40 km. Map perjalanan dapat dicari melalui google lho guys, karena tempatnya sudah hits jadi di google bisa lebih mudah ditemukan.

Sesampainya di area Plelangan, anda akan menemukan 1 tempat wisata religi (makam aer mata ratu ibu) dan 2 tempat wisata umum (bukit arosbaya 1 dan bukit arosbaya 2). Mas husband meyakinkan kalau wisata umum yang paling direkomendasikan adalah bukit arosbaya 1, tanpa pikir panjang kami langsung menuju ke tempat tersebut.

Tak disangka tak dinyana, tempatnya bagus sekali. Ibaratnya, inilah harta karun yang tersembunyi di dataran Bangkalan. Tidak kalah jika disandingkan dengan Grand Canyon di Amerika Serikat.

Grand Canyon Madura

Sebelum menjadi sebuah tempat wisata, Bukit Kapur Arosbaya ini merupakan daerah pertambangan kapur yang mana kapur tersebut dikeruk kemudian dibentuk menjadi batu bata dan dipergunakan untuk tembok-tembok rumah atau gedung bertingkat, baik di daerah Madura maupun luar Madura. Tidak heran ketika kami berada disini, beberapa mobil box datang dan pergi membawa padatan kapur yang dipotong menjadi batu bata. Kami juga menemukan beberapa pekerja sedang sibuk mengoperasikan alat untuk memahat bukit ini.

Menurut seorang warga yang ditanyai mas husband, pertambangan ini telah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun lamanya sehingga tempat yang semula berbentuk bukit menjadi berlubang-lubang dan membentuk keindahan alam yang baru.

Cocok buat foto kalender ya..

Batu Kapur made in Arosbaya, Madura

Jika anda mengira bukit kapur ini tandus dan gersang, maka perkiraan anda salah besar. Kami menemukan adanya beberapa jenis tanaman yang hidup tinggi dan ada yang berbuah. Tak jauh dari rimbunnya tanaman hijau terdapat cekungan diantara dua pahatan bukit kapur yang berisi air, kemungkinan air hujan. Disekitar air terdapat lumut dan tanaman pakis yang tumbuh begitu rimbun. Subhanallah...

Bumil dan Alam Arosbaya

Bersalah rasanya jika saya terlalu spoiler dan banyak omong. Langsung saja scroll down artikel ini dan lihat foto narsis kami, agar anda bisa berkunjung kesini dan ikut merasakan keindahan alamnya. Tapi perlu diingat : Sebagai wisatawan yang baik, jika anda berkunjung kesini, tolong sampahnya jangan dibuang sembarangan dan jangan rusak dinding dengan coretan.

Alam Arosbaya dan Alamku

Happy!

Eh sampai lupa, berikut saya cantumkan list harga yang harus anda siapkan jika berkunjung kesini.
Parkir motor : Rp 5.000,-
Parkir mobil : Rp 20.000,-
Tiket masuk : Rp 5.000,- per orang
Khusus pre-wedding : Rp 10.000,- per orang

Tertarik ingin berwisata kesini?

Badan Kecil Porsi Makan Monster

Never stop caring this people


Berawal dari mencurahkan isi hati ke grup watsap pada siang hari :

Rek.. Kangen.. Aku bosan di rumah, rumah lagi renovasi sementara, aku ngga bole ngapa2in, bikin artikel buat kerjaanpun ga konsentrasi.. Yg nganggur, jalan yuk :D

Kemudian tercetuskan akan makan dimsum malam harinya. Lah dalah pada ngga bisa malam itu, mereka pada banyak janji. Secara ngga sadar saya nyeplos :

Duuh bayiku nanti ngiler dimsum iki..

Sungguh hanya sekedar nyeplos. Lalu mereka memutuskan agar jadi kumpul keesokan harinya - tetap makan dimsum. Hedia mengusulkan untuk makan dimsum dekat merr karena rasanya yang enak. Aan mengusulkan jam 7 malam. Dan dia berkata :

Kalau besok cuma aku sama kamu thok lis, budhal!

Saya membalas :

Kalau malam ini cuma aku sama kamu thok lho an, aku yo budhal!

Namun dia menunggu yang lain. Karena kami bicara digrup, kalau berangkat cuma berdua, piye gitu rasanya (walau seringnya ya pergi cuma berdua). Saya tinggalkan grup karena harus mengerjakan pekerjaan lain. Lalu kembali dua jam kemudian, sudah ramai grup itu. Dari berbagai hal yang mereka perbincangkan, satu yang perlu digarisbawahi : kata Sepakat!


~oOo~



Pertemanan memang tidak hanya take, tapi juga harus give. Itu faedahnya jika ingin tetap terus mempertahankan sebuah pertemanan dalam kelompok. Tidak pula hanya ingin seenak maunya sendiri, tapi juga harus mengalah atas kemauan orang lain. Tidak lain dan tidak bukan untuk bertatap muka, berkumpul, melepas kangen, saling bertanya kabar,, dalam dunia real rasanya lebih melegakan ketimbang melakukan semua itu melalui sosial media. Sosial media hanyalah tambahan, bukan yang utama. Yang utama ya itu tadi : bertatap muka dan berkumpul.

Sedari kelas 1 SMA, tahun 2006, kami melakukan sesuatu secara bersama-sama tanpa harus janjian lebih dulu. Seperti ada ikatan batin. Sesuatu tanpa janjian yang dilakukan berulang-ulang, akan lebih erat lagi ketika sama-sama janjian. Itu harus menghilangkan ego masing-masing. Kami mampu melampauinya.

Tahun 2013, ketika hanya terceplos (bukan tercetus) sebuah ide mengumpulkan anggota paskibra sekolah dari angkatan pertama hingga angkatan sekarang (tahun 2013), kami benar-benar mewujudkan hal itu. Reuni Akbar PASKIBRA SMAN 20 Surabaya, yang telah terlaksana pada tanggal 25 Mei 2013 di Nur Pacific Gubeng Surabaya. Semua ego, ide, emosi, kesabaran, tertawa, kebersamaan campur jadi satu, membuat hubungan kami semakin erat.

Tahun – tahun berikutnya memaksa kami untuk lebih dewasa, berkeluarga, bekerja, memiliki kesibukan masing – masing. Kadang dalam setahun kami bisa berkumpul maksimal 3x, namun tahun 2016 kami berkumpul hampir dipenghujung tahun. Sedikit mengalami kemunduran tapi kami tau, ini tidak boleh dibiarkan.

Sempat saya terkontaminasi oleh pikiran salah seorang teman yang membuat saya jadi bingung karena belum pernah merasakan apa yang dia rasakan. Kebetulan dia adalah orang pertama yang berkeluarga diantara kami dan dia memojokkan kami dengan kata-katanya : Aku gak bisa datang -- Aku sibuk -- Aku ada disini -- Aku disitu – Tapi kata-katanya yang paling aku renungi adalah Kalian itu nggak pernah ngerasakno dadi aku rek soalnya kalian belum berkeluarga.

Beberapa teman yang lain sudah tidak ingin mengurusi dia dan menyuruh saya untuk berhenti mengurusi dia, hanya saya saja yang menyayangkan dia tidak pernah datang disetiap kumpul-kumpul. Saya terus mengejar dan mempertahankannya yang berujung pada kecegekan sendiri. Itu terjadi pada akhir tahun 2013.

Apakah benar, kalau sudah berkeluarga, tidak bisa kumpul dengan teman?

Rupanya saya baru dapat menemukan menjawabnya ketika saya sudah menikah dan melihat teman – teman yang lain yang sudah menikah sebelum saya namun masih bisa menyiapkan waktu disela-sela kesibukan pekerjaan dan mengurus rumah tangganya.

Semuanya tergantung niat dan seberapa besar cinta loyalitas kita terhadap suatu kelompok. Ya itu tadi, tidak hanya take tapi juga harus give, tidak hanya terus ingin menang tapi juga harus sering mengalah. Toh ini bukan suatu kompetisi, hanya sebuah kebutuhan berelationship.



~oOo~



Saya berangkat naik motor ke Dimsum Choi Merr setelah mendapat ijin dari mas husband dan orang tua. Sampai disana, saya disambut dengan baik dan langsung disuruh makan akkakakakk. Ada chef Hedia yang sedang memasukkan berbagai komponen ke atas panci yang berisi kuah suki tepanyaki. Ada Zenit yang asyik menikmati dimsum siomay dan cekernya. Ada Aan yang asyik ceriwas ceriwis sama tunangannya.

Tergoda melihat Zenit makan, saya pun ngeriwuki dia makan. Ahaiy padahal sebelum berangkat sudah makan sate ayam. Bumil ini memang payah, tangan dan sumpit terasa lebih licin dari biasanya, sampai-sampai membutuhkan bantuan Aan untuk mengambilkan siomay, Zenit mengambilkan tissue, Hedi mengambilkan mangkuk. Maaf sudah merepotkan...

Waktu kian berjalan. Yang dimasak Hedi sudah siap dimakan. Itul pun datang dan saya ada temannya ngambil dimsum menggantikan dimsumnya Zenit yang sudah kumakan. Saya pesan 3 mangkuk, Itul cuma pesan satu. Ngga papa ngga papa, pasti ini habis.

Bercengkerama sembari makan, makan sembari bercengkerama, ketawa, haha hihi, nostalgia. Tak lama Opyk datang, dia baru pulang kerja. Diantar Aan, Opyk mengambil sayur dan beberapa piring komponen suki. Pelayanpun datang membawa panci baru dan kuah kaldu yang berbeda, yang ini kuah kaldu ayam (nama jepangnya saya ngga tau hehe). Makan kedua pun dimulai.

Ketawa lagi, ngobrol kesana kemari. Tiba-tiba Opyk bertanya :

Lisa, aku mau lihat perutmu dong..

Saya menjawab :

Masih kecil ini pyk. Tapi kalo kamu lihat perutku gendut, itu berarti aku kenyang hehe. Ya ngga bisa dilihatlah Opyk, janinnya masih segini nih

Saya menunjukkan ukurannya dengan jempol dan jari telunjuk. Dia hanya membalas Ooo.. Kemudian kami membahas tentang teman-teman yang sedang hamil. Eh.

Waktu terus berjalan, masakannya Opyk uda matang. Itul dan saya menghampiri pancinya Opyk dan bergantian incip hihihi. Makan dan ngobrol lagi.

Sampailah waktu pada jam 9 malam. Saya harus pulang, ingat jam malam, juga ingat wanti-wantinya sang Ibu wakakakak itu yang paling serem. Hedia meminta bill ke mas pelayan. Usai membayar patungan saya berpamitan pada mereka dan mereka memaklumi alasan saya. Sampai jumpa lagi ^^


Semoga pertemanan ini tetap terus berjalan sampai kakek nenek ya, seperti yang kita ceploskan saat sekolah dulu.

Note :
Dari dulu pas sekolah kalau bersama, kami selalu dianggap punya porsi makan paling besar. Ternyata ya sampai sekarang tidak pernah berubah.
Yang kami pesan : 8 mangkuk dimsum, 2 pink plate suki, 3 white plate suki, 2 green plate suki, 2 vegetable suki, 4 air mineral, 1 gelas teh, 1 gelas lemon teh, 1 cangkir jeruk hangat.
Semua perut ladies kenyang, Onky (tunangannya Aan) pun tidak banyak makan, Meja kami sampai ngga muat hahaha. Tempat makan seperti ini pun pas buat kita, bikin kenyang tapi ngga bikin kantong bolong hihihi.