Starbucks Pertama Taiwan, Creepy Gini Dibuat Nongkrong, Apanya Yang Asik?


 
Semua berawal dari iseng!

Yaa, iseng skrol skrol beranda line akun Starbucks Taiwan dengan alasan keingat ini akun pernah posting tentang gerai Starbucks yang memiliki taman dan dikelilingi bunga Sakura. Siapa tau bisa mampir kesana buat menghabiskan me time awal spring Februari kemarin, pikir saya waktu itu.

Kalau me time nya mas husband, minta hari Sabtu atau Minggu untuk main futsal. Kalau me time saya minta satu hari saat weekend untuk 'libur' agar bisa buka laptop dan ngeblog. Waktu me time ini kami lakukan diluar waktu jalan-jalan keluarga, tapi kalau pas waktu jalan-jalan keluarga ngga ada ide mau kemana, nongkrong dan ngopi lah jadi ajang refreshing kami. Dan ternyata me time ini memang berdampak sekali terhadap kewarasan pikiran (saya lebih tepatnya hehe).

Seperti yang kita ketahui, Starbucks merupakan salah satu franchise mendunia yang sejatinya tak hanya 'menjual kopi'. Mereka juga menjual properti dan suasana. Sebenarnya di Taiwan ada banyak brand lokal yang mengusung tema 'kopi dan nongkrong' sih...

Yang saya tau ada 85°C (Pa Se Wu) Daily Cafe, Dante Cafe, Dreamers Coffee Roasters, City Cafe 7-11, Let's Cafe Family Mart. Dan yang paling terkenal dikalangan mahasiswa asal Indonesia yakni Cama Cafe dan Louisa Coffee. Mas husband si pecinta kopi pernah bawa kopi dari berbagai macam brand tadi, dan yeah bagi amatiran seperti saya rasanya pahit dan ngga enak semua wakakak. Jujur saya bukan pecinta kopi, saya hanya pecinta suasana tempat nongkrong warung kopi. Pun kalau nongkrong di 'warung kopi', pesenan saya ya kalau ngga Frapucino atau es teh susu manis. That's it.

Do'i : Ibu mau pesan apa? || Saya : Yang biasanya ayy..


Saat di Indonesia, pilihan nongkrong dan ngopi saya cuma di dua tempat : Coffee Toffee dan Starbucks. Karena Coffee Toffee ngga ada di Taiwan, maka hobi nongkrong di warung kopinya berlanjut di Starbucks ha ha. Gimana engga pilih Starbucks, uda suasana enak, nongkrong sambil konsentrasi bikin artikel bisa lama, plus minuman favorit pasti ada. Kalau di Taiwan tempat nongkrong (yang bisa lama duduknya), bisa dihitung jari.

Kembali ke laptop!

Iseng mencari postingan Starbucks di Taipei yang dikelilingi tanaman Sakura, ketemunya justru postingan video tentang Starbucks pertama yang didirikan di Taiwan. Historinya berasal dari tahun 1998, franchise Starbucks berdiri di kota Taipei tepatnya di daerah Tienmu. FYI, sampai tahun 2021 kemarin, jumlah gerai Starbucks di Taiwan ada 500-an. Lumayan dahsyat banyaknya untuk ukuran si pulau formosa yang luasnya hanya seperempat dari pulau Jawa!. Pas kebetulan bulan Maret ini celebrasinya, exciting lah saya berkunjung ketempatnya untuk 'nongkrong'.

Pas hari H datang ke tempat : Jeng jeeengg!
 


Vibenya creepy banget ya sis. Macam mau masuk area Hogwards gitu pas lihat pintu gerbangnya. Pasalnya sudah ada pohon hitam buessaaarrrr yang menunggu dari balik gerbang.
 
"Beneran ini nih?", tanya do'i. "Masuk ngga?"


Si pohon ini punya batang utama yang besar dan banyak cabang ranting (yang juga bewarna hitam) dengan sedikit daun dan bunga yang tumbuh. Biar kelihatan asri, sepertinya sang manager kala itu kasih tanaman hijau disepanjang pagar yang mengelilingi bangunan. Biar ngga dikira musim gugur all the time juga ya.

Masuk juga akhirnya ha ha.
 



Bangunan Starbucks ini memiliki dua lantai. Kabarnya, dari tahun 1998, arsitektur bangunannya tak banyak berubah. Biar dikata pondasinya tembok besi beton semua, tapi properti didalamnya adalah kayu mahoni. Sederhana namun eternal. Seperti gerai Starbucks kebanyakan, lampunya dibikin remang ramah mata dengan alunan musik jazz yang cocok sekali buat tidur #lho buat belajar.

Salah kami datang pas hari Minggu--pas sore lagi, ramai pengunjung bikin ngga intimate menikmati suasana. Bahkan kami hampir ngga kebagian tempat duduk huhuhu. Beruntung ada bapak-bapak baik hati memberikan tempatnya ketika melihat saya menggendong Meilin dan menggandeng Kia. Beliau menyuruh anaknya bergegas berkemas dan pergi lalu mempersilahkan saya untuk segera duduk. Duh baiknya ♡.

Let's see the pictures (inside building) of the First Starbucks in Taiwan !.


Happy Birthday Starbucks Taiwan!







See, kebanyakan yang nongkrong disini pasti bawa gadget. Kebanyakan dari mereka ada terlihat menunduk : mengerjakan tugas sekolah, tugas kuliah, dan ada pula yang sedang bekerja. Hampir tidak terlihat orang yang hanya nongkrong dan talking to much alias nggedabrus, that's why suasana disini nyaman banget untuk belajar dan tidur (kalau saya ngerasain sepi gini bawaannya tidur mah, untung ada Kia yang sedang keranjingan bertanya).
 
Muka ngga jadi ngantuk, thx lho ayy candidnya~


Ada yang baru bangun~ #SingkekLurus
 
Jadi apanya yang asik?

Buat saya, nongkrong bareng keluarga lah yang asik! Dimana aja teteup asik! Even cuma chit-chat, liat gadget, liat kelakuan anak-anak explore tempat baru (kalau #SingkekKriwul : ngisengin cece yang duduk sendirian dan sedang melamun wkwk), ato ngomongin visi misi kedepan. Such a pleasure punya husband yang se visi misi dan se hobi. Semoga do'i juga merasakan yang sama ((awass aja kalo enggak wakakak)).

Setelah main ke Starbucks pertama Taiwan, saya jadi penasaran kira-kira dimana ya Starbucks pertama yang didirikan di Indonesia?

Vaksin Dosis Kedua, Tak Apa Terlambat Asal Dapat

Menjelang persalinan, dokter obgyn yang menangani persalinan saya terheran-heran. Kenapa belum vaksin dosis kedua?


Jangan tanya kenapa dok, karena saya pun tak tau, batin saya. Singkat cerita dapat SMS dari government (untuk vaksin pertama) pun juga belakangan (alias satu bulan sebelum melahirkan). Vaksin kedua harus ada jeda minimal satu bulan setelah vaksin pertama dan itu pas hari persalinan. Pun setelah melahirkan, sebulan dua bulan, bayi masih belum bisa ditinggal yak.

Lantas saya baru bisa melaksanakan vaksin kedua awal bulan Februari ini. Karena 'ketinggalan banget', vaksin kedua saya engga perlu dijadwal. Langsung saja datang ke rumah sakit atau klinik yang ditunjuk pemerintah kapan aja sebisanya. Tenggat waktunya sampai tanggal 11 Februari 2022.

Engga pakai drama, kami langsung cuz ke rumah sakit pagi-pagi. Kebetulan dekat rumah (hanya selang satu stasiun kereta dari stasiun dekat rumah kami) ada rumah sakit besar yang menangani vaksin covid dosis kedua dan vaksin booster (kalau di Taiwan namanya third vaccine). Namanya Far Eastern Memorial Hospital (亞東紀念醫院).


Sampai di rumah sakit... BOOM. Ramai sekali rumah sakitnya pemirsah, jadi keinget salah satu RSUD di Surabaya yang selalu ramai pengunjung ngga pagi ngga malem.

Saking ramainya, susah buat bedain mana pengunjung untuk vaksin mana pengunjung reguler yang sakit. Tricky banget yak. Dalam hati saya berdoa keselamatan dan sebisa mungkin saya (yang sambil gandeng Kia--sementara mas husband dorong stroller dan Meilin) ngga senggol-senggol orang.

Tricky tricky tricky~

Terlihat di aula ada gap orang-orang yang mengantri sembari membawa kertas kuning. Pasti ini antrian untuk mendapat vaksin. Saya mendekat--melangkah namun ragu. Ini antrian untuk vaksin dosis ke berapa ya? Ini antrian vaksin jenis apa ya? Moderna kah? Pfizer kah? Astra Zeneca kah? Sinovac kah? Eh Sinovac ngga masuk Taiwan ding.

Kalau menilik website Far Eastern Hospital, hari ini adalah jadwal vaksin BNT alias Pfizer, baik second dose maupun third dose. Tapi dipapan pembatas antrian tertulis jadwal BNT dan AZ. Bikin ragu sih, tapi gapapa wes masuk aja ke antriannya.


 

Seperti saat vaksin dosis pertama, ada pos pos antrian yang harus dilalui sebelum vaksin.



Post Pertama.

Di pos pertama, saya menyerahkan kertas kuning kepada salah satu petugas yang sedang duduk dibalik meja panjang. Mbak petugas tersebut memasukkan cenboka saya kesebuah mesin card reader. Ngga pakai ngomong, petugas tadi mengembalikan cenboka saya sekaligus memberi selembar kertas form English dan selembar kertas form berbahasa Mandarin.

Usai dari pos pertama, saya berbalik dan berjalan beberapa langkah lalu melihat beberapa meja (panjang) tempat mengisi form tadi. Seorang petugas menghampiri saya dan berbicara dengan bahasa Inggris yang khas--mengarahkan saya untuk mengisi kolom yang berbahasa Inggris (batin saya, sudah tau si mbak kalau itu mah.. kirain mau bantu isi form yang berbahasa Zhongwen) kemudian meminta untuk segera berpindah ke pos berikutnya. Orang Taiwan memang sukanya cepat cepat ya hmmm.


Saya langsung berpindah ke pos kedua setelah mengisi semua form. Bagaimana dengan form bahasa Zhongwen, lis? Terima kasih buat bantuannya, gugel translet.


Di pos kedua, saya ditanya-tanyai. Wah cerewet ugha mas petugas ini wakakak. Kewajiban itu lis, koq jadi ge-er. Mas petugas makin bicara panjang lebar ketika kolom bahasa Zhongwen "dampak vaksin : mual dan pusing" saya centang. Dia bilang tak perlu khawatir dan take more drink water after vaccine. Okay.


Pos Kedua.


Dan akhirnya saya berada di pos yang paling dinanti. Yaqueen deh saya, ini pos pasti sudah bikin banyak orang khawatir. Beruntung saya dapat nakes yang "ngga emosi" kalau nyuntik orang. Kalem-kalem deh mbak nakesnya dari awal ngomong dan saat nyuntik saya. Saya ditanya bisa bahasa Zhongwen atau Ingwen (English), kemudian diminta menunjukkan cenbokka dan kartu vaksin.


Pesan mas husband : Coba cek alat suntiknya, ada isi cairan apa engga~

Wakakak, saya baru ingat pesan tersebut setelah di JRUSSS sama mbak yang nyuntik. Anyway, walau mbaknya kalem-kalem kalau ngomong, tapi nyuntiknya bikin kemeng dilengan.  Apa karena saya tegang ya, kayaknya iya deh saya tegang. Coba lihat foto-foto bidikan mas husband diatas, muka saya keliatan serius gitu.

Mbak nakes meminta saya untuk duduk dulu ditempat yang sudah disediakan sekitar sepuluh menit baru boleh pulang. Baik.


Gini amat ya busui kalau vaksin. Rombongan booo~. Beruntung mas husband pas lagi libur bersedia nemenin (kalau ngga mau nemenin, dibilang uda ngga sayang wkwkwk). Beruntung anak-anak ngga rewel ikut mamaknya dan rela menerjang kerumunan orang-orang. Alhamdulillah...

Baique, selanjutnya tinggal nunggu vaksin ketiga alias booster yang minimal jeda enam bulan kemudian, biar kalau pulang Indonesia engga pakai rempong ditanya-tanya dokumen ini itu. Enam bulan kemudian ya, Meilin uda bisa jalan belum yaa ♥


Mengapa Shilin Membekas di Hati?

Mengingat hari-hari kebelakang, tiap tahunnya ada aja yang mengharuskan kami untuk berpindah tempat tinggal. Tahun pertama kami tinggal di Yonghe District (New Taipei City), tahun kedua di Shilin District (Taipei City), tahun ketiga sampai sekarang kami tinggal di Banqiao District (New Taipei City). Stay agak lama karena merasa sudah nyaman dengan rumah, ditambah lagi ada bayi, jadi sudah ngga bisa se labil gampang dulu kalau mau berpindah tempat wkwk.


Buat kami tiap distrik menyisakan kenangan yang ngga bisa dilupakan, dengan tetangga, dengan teman, dengan fangtung (pemilik rumah), dengan penjual langganan di pasar ha ha. Taiwan goes to my brain. Tapi saya akui memang di Shilin lah, kehidupan merantau kami serasa diselingi dengan petualangan yang belum pernah kami alami sebelumnya. Makanya Shilin membekas dihati. By the way, ada empat tempat di Shilin yang kami kunjungi dan sejatinya ingin kami ulang-ulang pergi kesananya. Ingin tau apa saja?

 

1. Musium Astronomi Taipei (Taipei Astronomical Museum)

Menjadi destinasi wisata pertama kami saat tinggal di Yonghe tahun 2018. Jujur saya bingung saat itu, ingin mengajak batita kami si #SingkekKriwul jalan-jalan yang ngga sekedar jalan-jalan, tapi saya minim referensi plus minim budget (haha jujur kali mak Kia Meilin ini--para mahasiswa baru yang membawa keluarga pasti mengerti perasaan saya). Ubek-ubek gmaps, ketemulah sama musium ini karena foto tempatnya unik : berbentuk kubah lingkaran berwarna kuning.

Saya ingat kala itu bertepatan dengan hari spesial saya, kami explore musium astronomi ini sore hari (saat musium hampir tutup). Berangkat siang hari setelah dhuhur dan tujuan awalnya ngga ke musium ini melainkan ke tower Taipei 101. Lantaran harga naik ke tower 101 mihil sekalee dan kala itu kami ngga dapat tiket khusus (saat itu ada promo harga 50% untuk 300 pengunjung pertama), jadinya kami melipir deh ke musium astronomi.

Dari Taipei 101 ke museum ditempuh dengan kereta sekitar satu jam lamanya. Dari stasiun Shilin ke museum pun berjarak satu kilometer lebih dan lumayan pegel jalan kakinya, bawa bayi juga kan ya. Haha, kalau diingat-ingat, dulu kami tradisional banget. Bukan bukan, bukan tradisional, inginnya menghemat tapi jadinyaa ya begitu deh. Karena kaki lumayan gempor keliling musium alhasil pulangnya dari museum menuju stasiun Shilin kami mencoba U-bike.


Musium astronomi dibikin menarik dan semua fasilitasnya dibikin menyerupai segala macam hal yang ada diuar angkasa. Musium dibagi menjadi empat bagian yakni Exhibits Hall, Dome Theater, 3D Theater dan Cosmic Adventure, yang mana masing-masing menyuguhkan attractions tak hanya tampilan visual saja melainkan juga permainan yang melibatkan anak-anak. Disini saya dan mas husband menemukan bahwa kami pernah punya satu cita-cita saat kecil : jadi Astronot. Yap, walau saat dewasa gini pekerjaan kami jauh banget dari lingkungan luar angkasa, kami semangat betul mengenalkan Kia (yang saat itu belum berusia setahun) tentang dunia luar angkasa.

Anyway, beginilah penampakan dalam musium yang bikin saya ingin kembali lagi nanti saat Meilin sudah bisa duduk ;).








2. Shilin Night Market

Tak asing ditelinga ya? Ya, Shilin Night Market (SNM) ini cukup populer dikalangan para wisatawan lokal maupun mancanegara. Selama tinggal di Shilin, melipirnya kami kebanyakan kesini tiap pulang kerja. Ngga sempat masak makan malam, larinya ke SNM. Bosan jenuh sama pekerjaan, nongkrong disalah satu warung kopi di SNM. Sampai COD beli barang pun di stasiun dekat SNM haha. Bisa dibilang SNM jadi tempat favorit kami, karena disini semua tersedia, plus ngga jauh dari rumah, bisa ditempuh dengan kereta (jaraknya hanya satu stasiun dari stasiun dekat rumah); bisa juga naik bus; bisa juga jalan kaki. Hebat!

Sebagai kawasan night market terpopuler di Taiwan, hampir tiap hari SNM tak pernah sepi pengunjung. Kalau pagi sampai siang, kawasan ini menjadi pasar pagi yang menjual bahan-bahan kebutuhan pokok. Kalau sore hingga malam, kawasan ini menjadi pasar malam yang menjual aneka jajanan dan mainan. Namun saya sempat melihat SNM ini seolah memiliki wajah yang berbeda--sepi pengunjung, hanya satu dua orang penjual yang menjaga etalase jualan mereka, yakni saat covid baru melanda Taiwan di awal tahun 2020. Kebanyakan orang takut keluar rumah sehingga SNM hampir dibilang tak ada aktivitas. Karena tak ada aktivitas jual beli, dalam waktu kurang dari satu semester beberapa toko bangkrut dan menutup jualannya.

Sampai di tahun 2021 kami sudah pindah ke Distrik Banqiao dan saat kami kembali ingin mencoba suasana SNM, beberapa toko yang tutup tadi berganti merchant. Beruntung pemerintah dan masyarakat Taiwan cepat bangkit memulihkan keadaan dari serangan covid, sehingga aktivitas perekonomian kembali stabil dan SNM pun kembali hidup seperti sedia kala.


Shilin Night Market saat pandemi awal tahun 2020
 

Akhir 2019. Kawan peneliti dari UNAIR yang sedang ada tugas di Taiwan bagian tengah, ke Taipei buat meet up ;)
 

Baru sadar dokumentasi tentang SNM sedikit sekali di hape saya. Tapi untunglah sempat masuk yutub kami sekilas wajah Shilin Night Market (Jiantan Station) dari kamera mas husband.



3. Taipei Children's Amusement Park

Letak Taipei Children's Amusement Park (TCAP) ini dekaaaaatt sekali dengan rumah kami di Shilin. Bisa dibilang playground termegah di Taipei ini letaknya ada dibelakang rumah. Tapi saat tinggal di Shilin, kami hanya sekali lewat didepannya ketika bersepeda dihari libur. Pikir kami, mau masuk sepertinya meifanpa, #SingkekKriwul masih belum berusia dua tahun dan rasanya kurang asyik kalau ngga ajak dia naik wahananya.

 
Baru kepikiran mau masuk main wahananya awal bulan ini. Duh kah ya, pas tinggal di Shilin, mainnya suka ke Banqiao, pas sudah tinggal di Banqiao, sukanya main ke Shilin. Kami orangnya gitu mah xD.

FYI, Shilin-Banqiao itu sama seperti Utara-Selatan Taipei, jaraknya sekitar 15kilometer-an. 


TCAP ini unik sekali, walau outdoor tapi dia punya 4 lantai. Dan di tiap lantai terdapat wahana yang seru abis. Engga abis pikir saya, Taiwan bangun tempat wisata seperti ini pasti penuh dengan perhitungan.

Kalau diperhatikan lebih detil, tiap wahana tidak ada loket untuk membeli (lagi) tiket naik wahananya. Pilihan awal ada saat di pintu gerbang, mau tiket masuk saja (yang bisa dibeli melalui loket maupun tinggal tap kartu easy card dan sejenisnya yang kita punya) atau tiket masuk terusan. Kalau tiket terusan, tentu bisa langsung mengantri untuk naik wahana. Bagaimana kalau kita pilih hanya tiket masuk saja dan saat masuk TCAP tertarik ingin mencoba wahananya?

Loket tiket dihapus sehingga tidak terjadi 2x mengantri (antri beli tiket dan antri masuk wahana). Lha terus? Saat sudah mengantri masuk wahana, sebelum masuk dipintu wahana akan ada mesin tap easycard dan kita harus tap dulu untuk membayar baru boleh masuk main di wahananya. Cerdas!


Kemudian di pintu masuk ditaruh papan informasi tentang wahana permainan dan tinggi badan anak yang boleh naik wahana tersebut. Ditiap loket wahana pun juga ditulis papan informasi tentang tinggi badan anak minimal yang boleh main.

 

Pas kemarin kesana, Kia "ditolak" sama petugas-petugas dibeberapa wahana permainan lantaran tinggi Kia belum mencukupi tinggi minimal main. Sedih sih (selain karena melihat Kia dan mas husband sudah antri panjang--berniat bonek haha plus juga mereka sudah beli tiket terusan tapi ngga banyak wahana permainan yang dinaiki hiks), tapi feel save nih hati Ibu karena law dan penegaknya jempol empat! Kalau sudah ngga boleh ya ngga boleh.

 


Beli dua tiket terusan dan satu tiket masuk (saja).



Buat yang males antri, masuk pakai easycard ;)
 

Kalau boleh saya sarankan main kesininya tidak pas hari Sabtu, Minggu dan atau hari libur nasional ya gengs, kecuali kalau temans kuat sama antri wahananya ya.


Biar kata saya (include #SingkekLurus) cuma beli tiket masuk aza, pikirnya wes biarlah anak mbarep dan anak gedhe ajah yang main wahana, sampe lokasi kepingin juga nih mamak-mamak naik bianglala, dijabaninlah ngantri mengular sambil bawa bayi enem kilo yang lagi seneng-senengnya sightseeing haha. Sampai atas, rupanya keberanian saya akan ketinggian nyaris minus, kaki tetiba jadi kayak patung--maunya duduk aja (apalagi bilik kami miring sebelah karena anak mbarep dan anak gedhe duduknya barengan diseberang saya). Omaigatt, percaya saya jadinya kalau abis melahirkan pasti akan mengubah keberanian perempuan. Woei anak gedhe pasti nyindir lagi : masa' alumni menwa takut sama ketinggian ~,~.


TCAP bernilai plus buat Kia karena ditiket terusannya dapat FREE donat favonya #SingkekKriwul.

 

Makin bernilai plus karena terdapat tempat belanja oleh-oleh yang harganya murah bingits dibanding tempat belanja seperti di Ximen atau Taipei Main Station ya. Plus plus lagi karena disini ada prayer room alias tempat sholat. Mengingat pemerintah Taiwan gencar menggalakkan wisata #muslimfriendly, nantinya diusahakan tiap tempat wisata akan dibangun prayer room. Letak ruang sholat ini ada didekat pintu keluar TCAP, pas banget sebelum pulang sholat dulu.


Bisa tau semua ya wisata di Taipei Lis? Yup, karena semua attractions di Taipei-Taiwan bisa dicari informasinya melalui 'si mbah yang mendunia'. Lokasi dimana, ditempuh dengan kendaraan umum apa, dan apa saja yang menarik dari tempat wisatanya. Mamak beranak dua ini jadi ngga ada kesulitan kalau mau refreshing kemana aja, cuman yang bikin sulit adalah bangun dari tempat tidur aja hahaha mak Kia Meilin suka tidur.

FYI, hampir semua attractions yang dikelola pemerintah tutup hari Senin ya temans. Kecuali hari Seninnya libur nasional, pasti buka.

 

4. Area Sekitar Shilin Station

As I mentioned it at the beginning, kami tinggal di Shilin di tahun 2019-2020, tepatnya dekat dengan MRT Station Shilin. Karena saat itu saya bekerja sambil momong #SingkekKriwul, waktu saya kebanyakan dihabiskan hanya disekitar Shilin Station. Dan kalau dipikir lagi, rupanya ini yang bikin kami (terutama #SingkekKriwul) ingin terus kembali lagi.

Tiap weekend si xiao keke ini datang ke rumah buat main sama #SingkekKriwul
 
Main sama tetangga cantik asal Jepang : Sakura

Playground favorit #SingkekKriwul

Main di Sesa Bar Coin Laundry


Kelompok burung merpati selalu datang saat cerah :)


Arah pulang :)

Sakura bersemi dibelakang rumah ;)

 
Kalau semisal ada kesempatan pindah rumah lagi, inginnya sih balik bermukim di Shilin hehe. Minta doanya ya temans, mogaa masih ada jodoh tinggal lama di Taiwannya hihihi :).