Kek Mana Rasanya nge-Kopi Randu di Siang Bolong?


Kopi Randu Puncak Bibis - Pulang ke Indonesia pun dan susahnya akses transportasi umum tak serta merta menyurutkan keinginan kami untuk bepergian ke tempat baru. Yogyakarta memang benar kota wisata, bahkan di pinggiran kota seperti daerah Bantul (tempat tinggal kami) pun juga buanyaaakk sekali tempat wisatanya. Maklum lah ya, horang Surabaya baru jadi penduduk Yogya, terkagum-terkaget-tercepotcepot ama vibe nya Yogya. Engga kepengen pergi jauh-jauh, weekend ini saya coba ngide buat nongkrong sebentar didekat rumah.

Pikir saya, tempat nongkrong kali ini bakal ramai nih karena hari Minggu, jadi mending buruan aja deh berangkatnya. Ee lha ndilalah kami ready berangkat pas siang hari setelah adzan dhuhur berkumandang wakakak, saking magernya keluar rumah. Alhasil...

Panasss!

Meleset pula lah prediksi saya yang bakalan menikmati sejuknya hawa udara pas sampai puncak bibis. Sesampainya diatas malah hawa fanashh yang didapat. Duh dua kali meleset ya bund rencananya ibu-ibu (calon) beranak tiga ini. Ya mo gemana lagi pan berangkatnya jam 12 siang teng, jelas fanashh!

 

Walau fanass kudu tetep senyum : ajarannya Ayah 

 

Kopi Randu ini semacam mirip foodcourt ya dan dipenuhi dengan segala macam bentuk tempat tongkrongan dan berbagai macam penjual makanan - minuman, ditambah dengan pemandangan loooss persawahan dari atas puncak bibis mengingatkan saya pada dua tempat : Puncak Bogor ditahun 2009 dan Puncak Paralayang Batu Malang di tahun 2017.






Saat mas husband minta buku menu, kata mbak yang menjaga kasir makanan yang tersedia hanya di meja prasmanan. Bener juga, dibuku menu tertulis ada ronde angsle dan dimsum, namun saat saya berjalan-jalan eksplor kopi randu, justru stan ronde dan dimsum masih tutup--kosong melompong. Begitu juga dengan stan-stan makanan lainnya. Saya dan mas husband sependapat mau ngemil dulu, ngobrol dan bersantai menikmati tempat baru. Mungkin selang satu-dua jam baru mulai makan siang.

 


Kami pesan camilan menu : Kentang Goreng, Singkong Crispy, Lumpia, Teh Poci Hangat dan Jus Alpukat.

Datangnya pesanan lumayan lama ya gaess. Buat yang bawa anak kecil diharapkan membawa setidaknya air putih dari rumah dan camilan kecil-kecilan gitu. Buat yang engga serantanan menunggu, baiknya langsung ambil dari meja prasmanan saja, disana juga disediakan beberapa gorengan dan camilan.

Kami datang siang-siang begini bersamaan dengan rombongan wisatawan yang sedang akan menikmati makan siang. Meja dan kursi di pendopo utama (dekat dengan meja kasir) saat kami baru datang, sedang ditata (dan ditulisin sudah dipesan) oleh karyawan kopi randu. Jadi kami berpindah di meja yang agak santai dekat dengan tempat lesehan (dekat dengan jurang pemandangan puncak bibis). Ya walau makin panas hawanya, tapi tak apalah (mo gemana lagi).

Menu camilan satu persatu datang, pastinya minuman dulu baru camilannya. Itu teknik marketing lawas (pake bingitss), biar pas camilan baru datang--eh kudu pesen minuman lagi karena uda mau tinggal separoh. Apalagi dihawa panas begini pan yak, orang pasti bawaannya haus melulu. Somehow, sejak pulang Indonesia, saya suka beuts pesan minuman es-es-an begini. Kalau ngga ya es jeruk ya es teh ato es jus. Malahan mas husband kebalik jadi suka pesan minuman panas begini. Apa kabar tenggorokan...?.

 


Promo Teh Poci + Lumpia Goreng 15k

 


Kentang Goreng 15k

 


Singkong Crispy 11k

 


Lumpia Goreng

 


Jus Alpukat 15k


Makin siang makin ramai kopi randunya. I bet ini pasti bakal lebih ramai kalau menjelang malam. Orang-orang pada menikmati suasana nongkrong malam adem ala puncak bibis sambil nithilin hidangan yang dipesan. Yang pacaran datang sama pacarnya (ato selingkuhannya #ehh), yang berkeluarga nongkrong sama keluarganya (ato keluarga temennya #barangkali), yang sendirian #ehhkesian :D.

Camilan pada datang, anak-anak nyemil sambil mainan sendiri. Yang #SingkekKriwul (minta jatah waktu) lihat hape, yang adeknya ngider sambil eksplor barang-barang sekitar sendiri. Sementara saya dan mas husband ngobrol. Kata do'i, ngobrol ternyata enakan diluar, sambil njajan sambil menikmati suasana baru lebih terbuka aja mau ngomongin apa. Kata saya, kebiasaan kita kek gitu sih ya dari jaman pacaran, bedanya sekarang ini mau punya tiga buntut nih, kalau ketiga buntut ini belom tidur ato belum menemukan kegiatan mereka sendiri, ya kita kurang bisa punya quality time. Ya engga bu-ibu? Kadang nih susahnya kalau lagi diluar, niat do'i pengen ngajak ngobrol, okelah kuping standby dengerin do'i tapi mata kita bu-ibu tetep tertuju pada body anak-anak yang lagi main. Lumrah ngga sih ituuu (?).

Semua rasa camilan yang kami pesan wenaakkk. Saya dari jaman kecil sampai jadi gadis kurang suka kalau bapak (alm) ibu beli singkong goreng dan lumpia, eee sudah jadi bu ibu gini malah suka sama yang beginian. Saya sudah melewati masa dimana teramat sangat rindu makanan lokal tanah air sejak di bulan pertama tinggal di Taiwan soalnya. Maka sepulang ke tanah air, udah puas-puasin disyukur-syukurin dahh kalau ada camilan kek begini.

Berselang kurang lebih satu setengah jam dari datangnya camilan, kami pesan hidangan utama. Berharap semua (stan) makanan sudah buka dan available. Ternyata engga wkwk. Tetep yang tersedia ya di meja prasmanan itu. Agak bingung juga sama pilihan makanannya, kelihatan hidangannya pedes dan berat semua, ngga ada hidangan yang agak plain tapi berkuah panas macam bakso ato soto ato rawon gitu buat makan #DuoSingkek.

 






"Kalau uda di Yogya, ya jangan terlalu berharap masakan Jawa Timur disini bisa seenak ditempat asal...", petuahnya Bude Han (kakak iparnya Ibu saya yang asli Solo). Bener ugha bude, disini rasa soto sama rawon yang dijual manis dan berempah kek rasa jamu huhuhu.


Terpilihlah hidangan kuah bersantan buat #DuoSingkek, palingan ya rasanya manis pan ini Jogjaa. Karena tadi uda nyamil karbo, untuk saya dan mas husband pilihnya makan dengan dua piring nasi sayur dan esteh aza.

Namun rupanya semua hidangan yang saya ambil pueddess bund, termasuk Ikan Nila bumbu kuning yang bersantan itu. Huwadduh, balik dari bayar di kasir terus ngeliat #DuoSingkek uda kek udang rebus kegerahan gitu, jadi bingung mo balik lagi apa engga buat nambah menu yang lain. Ini di meja ada dua piring penuh makanan dan kami pula sudah merasa kekenyangan kalau mau ambil menu lain lagi. Maafin ya dek, nanti sampai rumah langsung deh Ibu masakin makanan Jawa Timur kesukaan kalian. Beruntung banget anak-anak saya mau nurut, mau ngabisin nasi sama ikan nila yang tidak dikasih kuah.

 


Sebelum jadi udang rebus :D

 


Nasi + Sayur + Nila Bumbu Kuning + Tempe Goreng + Nasi + Sayur = 43k

 


Es Teh 4k

 


Es Teh Leci 15k

 

Menjelang waktu ashar, kami beranjak pulang. Fanasnya bikin ngga betah bund, enelan. Bawaannya kepengen cepet sampe rumah terus ngadem dibawah AC aza. Tapi memang daya tarik Kopi Randu ini ada di suasana sekitarnya yang asri. Mata bisa jauh memandang, yang dipandang cantik pula ijo-ijo nya sawah pepohonan dan perbukitan. Di Surabaya mana ada kek gini pan, sejauh mata memandang hanya mol dan pusat perbelanjaan wkwkwk. Fix, ini bisa dijadikan tempat nongkrong favo kami.

 





See you when I see you Kopi Randu!



Kopi Randu Bibis
Jl. Daniswara No.10, Bibis, Bangunjiwo, Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55751.
(0274) 2816381
Open Everyday o7.0o - 22.00 WIB


Jajan Pizza Halal di Gusto Pizza Taipei

 

Gusto Pizza Taipei - Ini artikel sudah ngendon jadi draft sejak dua tahun lalu (dokumentasi dan perjalanan di bulan April 2021). Awal tau saya dapat rejeki hamil kedua dan tetiba saya kepengen PIZZA. Hmmm, pizza nya kepengen yang halal pula. Dibilang ngidam saya rasa engga, karena kalau ngga kesampaian makan pizza ya buat saya ngga masalah. Tapi kalau dibilang ngga ngidam, kepengennya pas diawal saya hamil eee. Enaknya bagaimana wes hehe.

 


 

~oOo~

 

Dan alhamdulillah keturutan makan pizza, rek! Halalan thayyiban maneh! Alhamdulillah...

Dari mana tau kalau pizza ini halal?

Alhamdulillah, makin tambah tahun sudah banyak penggiat makanan halal di Taiwan dan ada banyak pula platform yang turut membuktikan (bahkan ada yang menjembatani dan mendukung sertifikasi halal suatu produk) tentang kehalalan tempat makan. Apalagi pemerintah Taiwan pun kini turut mendukung berkembangnya wisata, tempat menginap hingga restaurant yang muslim friendly. Jadi ya ostosmastis saya tertarik mencoba setelah melihat ada informasi berseliweran tentang pizza halal ini.

Sebenarnya saya kurang begitu minat menjabarkan tentang histori suatu prodak, kayak saya kelihatan niat banget bikin artikel "karena dibayar" buat promosiin usahanya hehe (padahal kan engga,,, yaa jikalau semisal ada yang minta jasa promosi, saya usahakan untuk bikin artikel yang soft soft selling ya biar keliatan elegan dikit gitu). Tapi, berhubung temans pembaca saya kebanyakan suka yang berbau sebab-akibat dan asal-usul, maka akan saya jabarkan sedikit tentang histori kuliner yang saya kunjungi ini.

Namanya Gusto Pizza. Saya sudah pernah mendengar bahwa tempat makan tersebut sudah tersertifikasi halal dari awal saya datang ke Taiwan tahun 2018, dari satu-satunya aplikasi 'halal' yang terbagus dijamannya yang mana ownernya adalah kakak-kakak angkatan asal Indonesia yang sedang belajar di NTUST. Namun karena pada saat itu kami sebagai mahasiswa pendatang baru yang pemasukannya masih pas-pasan, melihat harga yang ditawarkan resto ini seolah-olah dompet kami merasa kurang pantas haha, jadi kami belum mencobanya. Baru tahun ini kami yakin ingin mencoba setelah membaca informasi bahwa kehalalan Gusto Pizza masih terjaga.

 


Pemilik sekaligus pencipta citarasa di Gusto Pizza : Bilal Rehman-Chohan adalah seorang chef bersertifikasi asal London yang membuat pizza secara tradisional dan memakai bahan-bahan yang halal ditiap menunya. Oleh sebab itu, Gusto Pizza mengantongi ijin dan sertifikat halal dari lembaga CMA (Chinese Muslim Association) hingga ditulisnya artikel ini. Kalau temans pembaca masih merasa gamang tentang kehalalan pizza Gusto ini, bisa browsing sendiri tentang Kehalalan Gusto Pizza Taipei Taiwan ya.

 

Lanjut ke pembahasan menu yuk.

Kami kesini niatnya jajan gaess tapi si #SingkekKriwul ngasih kode sedang tak mau makan pizza selain pizza nenas Saizeriya punya, jadinya kami pesan hanya satu menu pizza besar dan dua minuman.

 

 

Sangat disayangkan dibuku menu tidak ada gambar makanan, bikin penasaran pembeli ini namanya ye kan. Mana judul pizza nya asing semua, ditambah kami awam plus penasaran sama bahan-bahan yang tertera dibawah judul pizza. Uda deh sejam sendiri diskusiin pizza yang mau dimakan sambil lihat mbah gugel nyari informasi tentang bahan-bahannya, wkwkw canda, ngga sampe sejam ugha. Takut nanti bebikinan pizza nya juga lama, keburu melempem nungguin pan yaa.

Saya mah simpel aja kepengen pesan apa, mas husband juga ngga pernah rempong kalau dikasih pilihan (justru do'i saking kebiasaannya sat set wat wet, kadang kalau dikasih pilihannya, asal milih aja dia ngga pake dipikir ulang-ulang). Berujung pilihannya ya kembali lagi ke saya. Yaudin yaa, saya yang pesan : Cheese Mix 5, Turkish Tea (hot) dan Bessie Byer Juice Teas (cold). Order pizzanya sekalian bayar ya cyin di meja kasir. Untuk minuman dingin, hanya tersedia di kulkas (letaknya tepat dibelakang mas husband duduk). Untuk pizza dan minuman panasnya harus menunggu.

 





Kebeneran, nungguin pizza nya lama huhuhu. Setelah diintip mas husband, rupanya pizza kami dibikin dari awal kemudian dimasak pakai tungku khas Turki gitu. Dan celakanya, punya kami berada di urutan antrian kesekian. Sabaarrr sabbaaarrr... Mari kita sruput dulu minuman yang uda tinggal sedikit ini wakakak.

 

 

Saya yang selalu suka pesan teh manis panas kalau makan di restoran, saat mencoba teh Turki panas ini hmmm agak gimana gitu ya dilidah, manis-pahit-pahit, pahitnya seperti campuran antara black tea dan green tea Taiwan ditambah rempah (yang mana saya tak tau apa nama rempah yang rasanya mirip ini, huhuhu maafkeun). Alhasil mas husband yang ngehabisin tehnya. Kemudian mas husband pesan si bessie rasa peach, awalnya dikira jus biasa, setelah saya translate tulisan mandarinnya rupanya ini teh jus, dimana perasaan jus peachnya hanya berkisar kurang dari 10% dan hampir 90% komponennya adalah black tea. Dirasa ngga cucok dilidah, teh jus nya saya ngga minum lagi deh. Minum air putih uda cukup.

 



Detik berganti menit... Menit berjalan terus hingga akhirnya yang ditunggu pun tiba. Pizza guwehhh.

 


Wow ya, harum dan hangat. Saat dicoba, kug ndak 'empuk' ya. Hangat hangat gini dough pinggiran pizza nya agak alot, apalagi kalau dimakan ntar pas dingin hmmm. Padahal bagian pinggiran adalah favorit saya. Untunglah bagian tengahnya yang tuipis tertutup oleh tebalnya isian keju mozarella dan kawan-kawan. Rasanya pasti enak lah ya, lidah saya merasakan ada rasa ke-arab-arab-an india gitu, rempahnya kuat. Kalau boleh jujur pizza Saizeriya punya lebih mantab ketimbang pizza Gusto punya deh. Sorry Gusto...

 

Cuman sukak bagian isinya aza...

 

Tinggal satu, sikat wes ayy, jangan malu maluu deh tumben xixi~


~oOo~


Harga pizza 439NT, untuk teh Turki dan teh jus peach masing-masing 59NT. Total untuk jajan bertiga 557NT, wow ya. Untuk ukuran sekedar jajan mahasiswa yang mengandalkan beasiswa, makan di Gusto Pizza patut diperhitungkan ya xixi. Sesekali bolela tapi untuk penghargaan diri..

Buat saya terobati sih rasa kepengen dan penasarannya. Tapi kalau mau diulangi lagi, pikir-pikir dulu kali ya. Saya jadi heran kenapa Gusto bisa serame itu kalau pizza nya aza alot begitu dan harganya yang lumayan mehong buat kantong mahasiswa.

 


 

Apa ya punya kami aja yang apes dapet yang ngga sip. Hmmm. Anyway, it's nothing personal, tapi mas kasir nya yang orang lokal itu melihat saya kayak gimana gitu. Udah biasa soalnya yaa dipandang sinis sama orang lokal kayak mo ngediskriminasi gitu xixixi.

 

Meja kasir bersebelahan dengan meja pembuatan makanan


Buat temen-temen yang barangkali lagi kepengen makan pizza dan halal, bisa langsung deh kesini. Tapi kalau teman-teman mencari pizza karena rasanya, mending dicoba sendiri yaa, saya ngga berani menyarankan juga ngga berani menjelekkan hihi. See ya~

 


 

Gusto Pizza Taiwan
No. 74, Lianyun St, Zhongzheng District, Taipei City, 100.
(+886) 02 2358 7001
Monday closed
Tuesday  16.00 - 21.00
Wednesday - Sunday  11.30 - 14.00, 16.00 - 21.oo


Summer Enaknya Nge-Taro!

清原芋圓 - Asli, summer di Taipei itu puanas banget!

Mungkin iya ngga se panas summer di Jepang ato Korea, tapi kalau dibanding sama tanah air Indonesia, masya allah ya... Di Taipei selain panas terik mataharinya, juga sumuk hawanya masya allah jarang ada angin lewat. Apalagi kalau ada hujan datang, bukannya kesegaran yang warganya dapat, malah makin sumuk persis kayak kita kalau lagi diuap pas lagi sauna. Hanya saja yang saya rasakan ke 'sumuk' an ini di teritorial Taipei aza, di kota lain yang letaknya di selatan Taipei masih kerasa hawa segarnya. Mungkin karena letak geografi si Taipei, mungkin pula karena Taipei ini pusat dari kecanggihan segala teknologi (yang setiap waktunya mengeluarkan gas pembuangan berupa panas).


Jika Kia sudah bisa beradaptasi sama cuaca di Taipei, beda lagi sama Meilin. Meilin yang notabennya lahir di Taipei rupanya tak membuat hawa Taipei jadi ramah buat dia. Si anak winter satu ini, kalau diajak keluar rumah, ngga siang ngga malam, muzti seluruh kepalanya jadi basah karena banjir keringat.

Kalau sudah memasuki waktu musim summer begini enaknya jajan yang dingin-dingin, betol human?. Beberapa hari yang lalu kebetulan lihat story nya seorang teman kuliah sekaligus partner kerja mas husband, namanya Latif, tentang minuman ubi ungu yang sering dikenal dengan nama taro! Mata saya berbinaaarrr karenanya,, bisa jadi buat jujukan kulineran musim panas selanjutnya.

 


Saya dan mas husband sudah sejak lama bebarengan kepengen pas musim panas siang-siang jajan plus ngadem di kafe yang temanya full jajanan es. Kalau di Taiwan pas summer identik banget sama buah mangga, apa-apa jajanan es di-mangga-in, eh kebalik olahan mangga di-es-in dan jadi olahan jajanan makanan lain. Pikir saya, mangga gampang diolah, saya pun bisa ngapa-ngapa-in si mangga di rumah sambil nyontek resep kukpet. Uda akrab lah istilahnya, dari kecil juga kan ya kenal sama si mangga.

Beda lagi sama ubi ungu, saya belum pernah mengolah ubi ungu sendiri di rumah, enaknya diapain selain cuman direbus. Harganya yang lebih mehong ketimbang mangga buat saya jadi mikir dua kali kalau mau beli. Lagipula, mas husband lebih suka beli susu kotak rasa taro kalau ke supermarket. Itu jauuuhh lebih enak dan praktis ketimbang kalau mengolah sendiri wkwkwk.


Si mas Latif pun nge spill tempat dia beli minuman taro via uber. Lhadalah beliau rupanya belum pernah datang ke kedainya, hanya direkomendasikan oleh temannya bahwa kedai ini menunya bisa jadi alternatif kalau bosan sama menu per-mangga-an dikala musim panas. Pas deh, besok malemnya saya langsung eksekusi, sepulang kerja saya ajak mas husband dan anak-anak buat mampir ke kedai minuman ini.

Jalannya lumayan jauuuhhh dari MRT pemirsahhh, kalau di maps letak kedainya ada diantara MRT Zhongshan (red-green line) dan MRT Taipei Main Station (blue line) agak ke timur dikit. Walau letaknya jauh kalau ditempuh dengan jalan kaki, (pulang dan pergi lhooo), tapi pas sampai tempatnya ya WORTH kug!

 

Namanya kedainya 清原芋圓 台北天津店 (Qingyuan Taro Ball cabang Taipei Tianjin). Yuk deh langsung intip dokumentasi kami setahun yang lalu xixi. Pertama-tama, menu yang kami pesan. Karena menu disini semuanya dessert dan ini sudah malam (sebelum kesini kami makan malam terlebih dulu), kami terbiasa engga langsung pesan banyak, sebab jika pesan banyak kami ngga pernah bisa habis kalau makan ditempat. Beda lagi kalau semisal makannya siang-siang pas cuaca terik, bisa pesan satu orang satu dessert deh wkwk. Bahkan Meilin pasti ingin makan sendiri kalau melihat dessert disaat cuaca panas.

Kami pesan dua menu, satu untuk dimakan di tempat dan (rencananya) satu dibawa pulang. Seperti biasa, untuk berkomunikasi dengan penjual lokal, kami utamakan pakai bahasa dunia (English) dulu. Jika penjualnya mengerti dan (jadi ramah) kemudian ada feedback nya, maka kami teruskan pakai bahasa Inggris. Jika tidak, ya sudah pakai bahasa Zhongwen aza dikit-dikit, pakai bantuan google translate tentunya. Rupanya mas penjualnya fasih berbahasa Inggris (kebanyakan orang lokal yang bisa berbahasa Inggris, logatnya berbeda dan terdengar lebih fasih lho). Cas cis cus ala emak-emak lah saya ngobrolnya, banyak tanya dong ye kan. Menu disini yang mana ada unsur babinya, maka tidak kami pilih. Menu mana yang jadi favorit, itu yang kami pilih.

Dan pilihan kami jatuh pada : Brown Sugar no.3 (isinya Red Beans, Taro Balls, Taro Mash dan Bubble) dan Taro Smoothie with Purple Sweet Potato Bubble.


Brown Sugar no.3 (Red Beans, Taro Balls, Taro Mash dan Bubble)

 

 
Taro Smoothie with Purple Sweet Potato Bubble

 

Waktu tunggunya lumayan lama gaess, kali ubinya masih metik dulu dikebon belakang kedai ya hehe. Tapi lagi-lagi itu sepadan sama rasanya. Wenakk puoll, mak nyess, manisnya pas dan porsinya MASYA ALLAH dimakan bertiga ngga habis-habis.

Menu brown sugar no.3 mereka klaim semua terbuat dari ubi-ubian, terkecuali bubblenya yang terbuat dari tepung tapioka dan brown sugar. Sementara untuk Taro smoothie nya ini benar-benar diluar ekspektasi. Kami kira si smoothie ini bakal jadi penyegar setelah keseretan makan si menu brown sugar nomor tiga tadi. Lhadalah, ngeliat bentuknya koq padat penduduk gitu, ngga ada aer aer nya sama sekali. Pas di sluurrppp, engga gampang nyedotnya gaess. Kudu pake sendok lagi ini, sedotan ngga mempan. Alamat tambah seret ni tenggorokan.

 

#SingkekKriwul uda ngga sabar pingin ngehajar si eskrim taro.

 

Sebenarnya ada banyak minuman yang seger-seger dan dingin nyess gitu, kayak aneka macam teh; aneka macam teh susu; aneka macam menu susu segar; aneka teh buah dan jus buah, sebagai penghilang seret si eskrim taro ini. Tapi kayaknya kami yang salah pilih menu ya, pengennya coba menu yang menjadi ciri khas si kedai, berujung kesereten wakakak. Untung dah kami kemana-mana selalu bawa tumblr dan air putih, sementara cukup menenangkan tenggorokan sambil nanti bisa beli dijalan barangkali nemu minuman teh susu langganan dan favorit kami.

 




Suasana di kedai ini asyik, walau pelanggan mereka banyak yang makan ditempat dan juga ada yang pilih take away, lantas ngga bikin tempatnya jadi berisik maupun kotor. Pun juga ngga ada musik yang memekakkan telinga seperti kalau kita mampir di kedai eskrim di Indonesia yang sekarang lagi viral (apa namanya, m*xue ya?).

 

Order disini kalau mau makan ditempat. Bisa juga take away dengan order lewat jendela sebelahnya.

 


Hajarrr terus kak, abisiiin! Tolong fokus sama #SingkekKriwul aza ya.

 

Sukak ngets. Setiap tempat makan di Taipei selalu disediakan sanitizer seperti ini.


Dirasa sudah lama kami ngadem di kedai, kami beranjak melanjutkan perjalanan ke barat : Rumah Fuzhong. Sudah terpuaskan jajan malam ini. Ohiya total jajan desert kali ini 135NT, rincian harganya brown sugar no.3 65NT dan smoothie taro 70NT. Murah bingiiittsss dan puass, alhamdulillah..

Saat browsing di maps, saya baru ngeh kalau kedai ini ada banyak cabangnya, salah satunya dia ada buka cabang dekat kampusnya mas husband NTUST. Tau gitu ngga perlu jauh-jauh ke Zhongshan yaa xD.


清原芋円 台北天津店 Qingyuan Taro Ball
No 41號1樓, Tianjin St., Zhongshan District, Tapei City, 104.
(+886) 02 2562 3336
Open Everyday 10.00 - 21.00