Perjalanan Eksplorasi Bakteri Pada Lumpur Mangrove Wonorejo Rungkut Surabaya

Ini adalah perjalanan saya menemani seorang sahabat perempuan menyusuri hutan mangrove Rungkut Surabaya untuk mengeksplorasi bakteri kandidat probiotik yang hidup dan berkembang dalam lumpurnya.

Eksplorasi bakteri ini bertujuan untuk mengetahui adanya keanekaragaman bakteri (yang diharapkan adalah kandidat bakteri probiotik) yang hidup berkembang pada lumpur mangrove Wonorejo Rungkut Surabaya.

Bersama dengan bapak Soni Mohson dan ditemani 2 orang teman laki-laki, kami memulai perjalanan dari pangkalan perahu nelayan yang letaknya tepat di seberang pertigaan gerbang paling depan ekowisata dan perumahan yang terletak didaerah konservasi mangrove.

Pangkalan perahu tempat perahu Pak De No bersandar
Karena perjalanan dimulai dari sungai sebelah Barat (panah pertama kiri atas) maka sampel lumpur mangrove yang diambil terlebih dahulu adalah dari titik T3.

Alur Perjalanan Kami
Lanjut menyusuri sungai menuju titik T5, kami berhenti sebentar untuk mengambil sampel lumpur terdalam dan mengukur kualitasnya.


Pengambilan lumpur dilakukan menggunakan pipa paralon berdiameter 15 cm. Pak Soni memilihkan posisi yang tepat untuk mengambil lumpur, beliau juga membantu mengambil lumpur hingga ke dasar sungai. Matur nuwun pak...^^

Indah (nama sahabat saya) menerima lumpur dengan baskom yang telah ditandai dengan tulisan tiap titik pengambilan. Setelah memisahkan antara air dan lumpur, dia bergegas mengambil alat untuk mengukur pH dan alkalinitas lumpur. Sementara aku ikut membantu dengan mengecek kadar garam dari sisa air pada lumpur.

Indah mengukur alkalinitas dan pH tanah
Intip kadar garam pada salinometer
Setelah kami berdua selesai mencatat hasil, kami melanjutkan perjalanan. Perahu yang dikemudikan oleh Pak De No berbelok mengikuti kelokan alami sungai. Kami disuguhkan dengan pemandangan hijau hutan mangrove asli serta kicauan burung dan teriakan monyet. Benar-benar suasanan yang asri dan damai, tidak bisa didapatkan di kota yang bising.

Pemandangan Hutan Mangrove Asli
Tak lama kemudian kami berhadapan dengan laut timur selat Madura, begitu luas dan menyejukkan mata.

Siap-siap terkesima
Laut timur selat Madura
Melihat laut yang sebegitu luasnya, membuat saya merasa sangat kecil sekali, tidak ada apa-apanya. Subhanallah.. Selama kurang lebih 20 menit kami berhadapan dengan laut. Terbesit pemikiran bagaimana jika terjadi tsunami atau hewan laut besar yang melahap habis perahu kami (hahaha khalayan tingkat tinggi), membuat saya selalu mengucap istighfar dan membatin : ayo pak de no, perahunya kok ga sampe-sampe sihh, ini perahunya berhenti tah.., ayo deh segera masuk ke muara sungai.

Tak lama kemudian perahu mulai memasuki muara sungai (alhamdulillah..)

Pak Soni mengajak berdiskusi
Kemudian perahu berhenti sementara di titik T4, kami mengambil lumpur, mengukur pH alkalinitas tanah dan salinitas air, serta mencatatnya di log book penelitian.

Sembari menunggu perjalanan menuju titik selanjutnya, pak Soni menjabarkan edukasi tentang mangrove. Beliau menjelaskan tentang morfologi jenis tanaman mangrove di Wonorejo Rungkut Surabaya, kemudian bercerita tentang bagaimana biji mangrove bisa menyebar; hidup menetap dan berkelompok, serta bagaimana jadinya jika didirikan bangunan pada lahan konservasi mangrove - apa dampak bagi mangrove dan beberapa hewan serta tanaman lain yang mendiami ekosistem mangrove jika lahan konservasi didirikan perumahan dan banyaknya kendaraan yang lalu lalang.

Belajar di alam, mirip dengan kegiatan sekolah alam
Kami melewati pintu air yang digunakan untuk membendung air agar tidak terlalu banyak masuk ke tambak warga.

Pak Soni ikut merancang denah penanaman dan menanam mangrove di wilayah Surabaya (dari wilayah pantai perbatasan Gresik-Surabaya hingga perbatasan Surabaya-Sidoarjo) yang jumlahnya lebih dari yang saya bayangkan. Dan ketika ditanya beliau menjawab dan mengaku lupa berapa persis jumlah mangrove yang ditanam. Beliau menjelaskan, "Yang penting bibit mangrove yang ditanam dapat tumbuh lebat dan melindungi wilayah pesisir pantai Surabaya dari yang namanya abrasi. Yang sangat disayangkan ketika ada oknum yang mengakuisisi dan mendirikan berbagai brand perumahan di lahan konservasi ini. Ada pula oknum yang menanam mangrove secara asal-asalan dan tidak dimonitor pertumbuhannya, biasanya bertujuan untuk memberi kesan bahwa mereka juga telah melakukan penanaman dan ikut serta menjaga ekosistem mangrove. Sayangnya bibit mangrove yang tidak dirawat inilah yang akan mati dengan cepat, dan penanaman yang mereka lakukan secara ceremonial akan sia-sia."

Contoh daerah dimana mangrove ditanam secara asal-asalan
Nah guys, saya jadi berasumsi : yang peduli mangrove menjaga mangrove dari luar dan yang pura-pura peduli menghancurkan mangrove dari dalam. Ada yang setuju dengan saya?

Sungai kedua yang kami lewati juga tak kalah asri dengan sungai pertama. Saya rasa karena jarang dilewati perahu nelayan, hutan mangrove disekelilingnya pun terjaga ekosistemnya. Saya menilai sungai kedua ini lebih terjaga keasliannya dibanding dengan sungai pertama.

Kelompok burung mencari makanan, terbang berhamburan ketika perahu kami lewat
Lalu perjalanan berlanjut dan berhenti sementara kembali dititik T2, dan seterusnya hingga kami berhenti di titik T1. T1 merupakan titik terakhir pengambilan sampel.

Kami turun dari perahu pak de No tepat tepi sungai dekat tambak Silvofisheri milik nelayan Wonorejo Rungkut. Kami berjalan kaki berlawanan arah dengan arah Ekowisata pada jalan utama. Yap, kami kembali ke rumah pak Soni, letaknya sekitar 700 meter dari tambak Silvofisheri.

Sesampainya di rumah pak Soni, saya dan Indah bergegas memasukkan tiap sampel lumpur dan air dari baskom ke plastik kecil dan menamainya sesuai lokasi titik sampel yang diambil.



Setelah pembagian selesai, kami menyampaikan terima kasih banyak pada pak Soni dan keluarga kemudian berpamitan pulang. Kami bergegas menuju Balai Karantina Ikan kelas 1 Juanda untuk memberikan sampel pada petugas agar diteliti hasil bakteri nya. Hasil diperoleh sekitar tiga minggu kemudian.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.