Wajak, desa kecil yang menawan.

Bangun di waktu Subuh yang dingin beku membuatku menderita #lebaydotcom. Walau hampir tiap weekend aku pindah tidur disini, tetap saja rasa dingin ini belum bisa membuatku beradaptasi. Aku lebih suka dengan hawa panas Surabaya. Walau aku lahir di kota Malang, entah mengapa aku tidak bisa tahan dengan hawa dingin. Mungkin karena itu, aku dilempar ke Surabaya wkwkwk #candaMom.



Aku sedang berada di daerah Wajak, sebuah kecamatan di kabupaten Malang, tepatnya 35 km ke Tenggara dari kota Malang. Jika kita dari kota Surabaya, jarak yang ditempuh menggunakan motor adalah kurang lebih 127 km. Ini adalah jarak terjauh aku selama menyetir motor sendiri. Eh aku ga sendiri ding, ada adik dibelakang aku (bonceng sambil kletuk-kletuk ngantuk).

Wajak adalah daerah yang masih indah, bersih dan asri. Belum ada hiruk pikuk manusia dan kendaraannya yang lalu lalang. Air yang mengalir berasal dari kaki gunung Semeru yang nantinya mengalir menuju pantai selatan Malang, jadi masih bersih dan bening banget. Tanaman dan tumbuhan yang tumbuh di daerah rumah kebanyakan sayur-mayur, padi, buah-buahan dan tanaman perkebunan. Warga disini sangat guyup dan ramah, seringnya ibu dan bapak dikirimin hasil alam oleh para tetangga yang memiliki kebun disamping rumah. Hihihi uwenak :P

Nah, kenapa hampir setiap weekend aku pindah tidur kesini? Apa yang aku lakukan disini? Disini kedua orang tuaku memiliki sebuah peternakan ayam. Setelah pensiun, mereka memilih untuk menginvestasikan semua uangnya untuk berternak ayam dan menumbuhkan buah dan bunga disini. Jadi, aku kesini memiliki tujuan untuk kangen-kangenan dengan orang tua. Maklum lah, aku ini uda anak rumahan, anak mama papa lagi. Lha kalau bukan anak mama papa, terus anak'e sopo?hehe

Yuk, aku antar kalian melihat-lihat.


Ini dia daddy aku tercinta. Hobby beliau di pagi hari adalah membersihkan halaman kemudian jalan-jalan sebelum turun ke kandang untuk beri pakan ayam-ayam. Ayamkuuuuuhh!! #korbaniklan.

Kalau sedang nyapu halaman, lalu aku minta untuk menggantikan beliau membersihkan halaman, beliau selalu marah. Gak usah gak usah,, gitu katanya. Tau aku sedang pegang hape, beliau langsung minta difoto dengan pose menyapu halaman. Alamakk bapakku xD. Ga di Surabaya, ga di Malang,, teteup yaa, narsis...

Pemandangan diseberang rumah sangat menakjubkan. Dibalik hamparan tanaman lombok, tomat dan terong jepang (terong yang berbentuk bundar),, terlihat gagahnya jajaran Gunung Semeru. Karena masih pagi dan mataharinya masih tertutup kabut, foto yang aku ambil hasilnya sedikit gelap. Tapi ga mengubah cantiknya panorama kan...

Warna biru, ungu dan hijau. Perfect !

Setelah menunggu bapak membersihkan halaman dari sampah dedaunan, kini saatnya jalan-jalan! Ga jauh sih, cuma beberapa meter ke samping kiri rumah.. Hawanya dingin banget men! Gak kuaattt..

Jalanan dilihat dari sebelah kiri rumah

Jalanan dilihat dari sebelah kanan rumah

Halaman samping kiri rumah yang ditanami jagung. Dibelakang kebun jagung ini adalah kandang ayam milik adiknya Ibu. Buanyuak lho ayamnyaaa~

Nyampe pos satpam, kurang lebih 250 meter dari rumah, aku minta balik, gak tahan dingiiinnnyaa. Bapak aku cuma nyengir separuh sambil terus melempar-lempar tangannya memutar. Beliau sangat menikmati udara ini sepertinya... Oh..

Dan taraaa!!! Ini adalah rumah mungil (biasa kusebut villa) tempat kami tinggal. Walau terlihat mungil, villa ini terdiri dari 2 lantai lho. Lantai dasar terdapat 2 kamar dan 2 kamar mandi yang kini dipakai sebagai gudang pakan dan peralatan peternakan. Kemudian lantai diatasnya terdiri dari kamar tidur, kamar mandi dan dapur.


Nyampe rumah, aku melihat ibu aku lagi di dapur bikin tahu isi. Beliau berkata, "Seumur-umur di Surabaya ga pernah bikin tahu isi, baru bikin ya pas disini. Ada tahu pong asli Wajak, ada buncis dan lombok, jadi wes..". Sip mommy!! I Love you full (cium pipi beliau, langsung nyomot tahu isi yang paling besar dan pergi ke belakang rumah hehe)

Selamat makan!

Dari beranda belakang rumah, kita bisa melihat 3 kandang milik om dan 1 kandang milik orang tua, kemudian juga ada kebun lombok punya bu (aku lupa namanya), pohon sengon dan pohon labu. Dari sini juga bisa melihat kondisi depan rumah, eh ternyata ada pick up milik pak Yudi sedang mengirim pakan dan konsentrat. Langsung yuk kedepan rumah.


Setelah buruh angkutnya selesai mengangkut pakan ke gudang, aku adik ibu dan bapak langsung cuss ke kandang. Kalian mau ikut gak? Mau dooong. Pake masker dulu yaa.

Taraaa...!! Ini dia kandang ayam milik orang tua.

Hebattt. Sudah ada 3 telur. Kalian bekerja sangat baik, ayammm. Kiss satu satu.

Ternyata ga hanya kura-kuraku yang bisa genit, ayamnya ortu juga ada yang genit #tepokjidat

Sudah beres membersihkan pakan kemarin, memberi pakan baru dan mengalirkan air untuk mereka minum. Ibu pingin jalan-jalan ke "ndelik", nama tempat tepat dibawah kandang. Tempatnya bagus banget. Syukur-syukur nemu pepaya yang uda matang, jadi bisa diambil. Lho kok??? Tenang... Ada 2 area disini, area perkebunan yang dijaga dan area bebas. Pepaya itu tumbuh tanpa dipelihara dipekarangan, jadi bebas dinikmati siapa saja hehehe. Yuk, ikuut.

Salah satu pohon kelapa dikebun. Jadi mikir, gimana cara Pak Pur dan Gono manjat dan ngambil kelapa itu ya..

Kebun kopi milik om. Baru aja diunduh. Menyisakan sedikit sisa kopi.

Adakah yang tanya itu jenis kopi apaa? Hehehe. Aku ga tau guys, ga ada om Agus juga disini, jadi ga ada yang bisa jawab...

Harus ekstra hati-hati langkahnya, ini namanya blusukan!

Oke, sebentar lagi sampai! Lihat, pemandangannya mulai bagus.

Wait wait! Brenti dulu, bagus ya pemandangannya...

Kalau jalan disini jangan meleng ya, nanti jatuh. Kita mulai menurunin jalanan tanah liat.

Nah kan...

Pemandangan disini buagus buanget. Ada air yang jernih mengalir dari sumber ndelik ke sawah. Paduan warna langit, tanah dan tanaman disini oke banget! Kasi tau gak ya fotonyaa, kasi tau gak yaa. Engga deh, biar pada penasaran :p. Biar pada ga kesini, biar ga kotor tempatnya :D ha ha.

Aku ga tau ini pohon umurnya berapa tahun. Coba deh liat akarnya itu, besar tebal dan mistis hrrr

Oya, kenapa dinamakan ndelik?
Ndelik adalah bahasa Jawa yang berarti sembunyi. Sumber air ndelik ini berasal dari sumber air yang tersembunyi dibawah kebun kopi Om Agus. Debit airnya pun ga bisa dibilang kecil. Uniknya lagi, walau musim kemarau, sumber air ini tetap mengalir lho..

Eh, ada yang ngintip!

Siapa yang menyangka, anak-anak desa disini selalu tersenyum dan menemukan kebahagiaan dengan mandi dan bermain air bersama teman-temannya. Mereka menemukan permainan dan kebahagiaan tersendiri walaupun tidak memiliki gadget. Mungkin mereka paham kalau sebenarnya gadget dan dunia maya adalah pencipta kesenangan dan kebahagiaan yang tak nyata dan tak abadi.

Yang ini namanya Ari, masih kecil aja uda ganteng nih anak, gimana besarnyaaa. Belajar yang rajin ya Ari, agar kamu bisa meningkatkan taraf keluarga dan membangun desa tercinta ini.

Oke, waktu mulai menunjukkan pukul 11. Aku dan adik harus bersiap-siap pulang setelah dhuhur. Karena kami mengendarai motor, kami memilih waktu dimana jalanan sepi agar tidak barengan sama yang namanya truck dan mobil. Minggu sore adalah waktu yang buruk karena sebagian besar wisatawan di Malang pulang pada jam-jam segitu. Jadi, kami memilih waktu pulang setelah dhuhur.

Selama perjalanan pulang, di kecamatan Poncokusumo hingga Karanganyar, kami disuguhkan pemandangan yang cantik "banget". Bak lukisan, sempurna ditiap paduan warnanya. Mengingatkan kembali bahwa itu semua adalah karya dari sang maha pencipta, Allah SWT. Kami berhenti sejenak untuk mengabadikannya. Foto dibawah ini adalah foto asli tanpa editan. Semua hasil foto disini diambil dari kamera ponsel Sony Ericsson T707 76 dpi dan android Esia Max-Pict 96 dpi.


Yak, sebelum melanjutkan perjalanan, kita selfie dulu.


Bismillahirrohmanirrokhiim, kami pulang.

2 komentar

  1. o ini ta yang kemarin itu, cakep mbak, airnya juga bersih, kalau mandi di sana pasti segar. Sayang keseluruhan dari kolamnya kagak nampak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya sengaja dibuat begitu mas hihihi. Nanti lah diposting lagi gambarnya dengan cerita yang berbeda.. Tapi ga janji... v^^

      Hapus

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.