Sembuh

Terkadang, menjalani hidup yang keras lah yang menyadarkan kita, bahwa inilah hidup sebenarnya.
Termasuk berdebat dengan diri sendiri.
Menjatuhkan pilihan antara yang baik atau justru yang batil, yang mana semakin dituruti perdebatannya maka tidak akan pernah selesai.

Dan kemudian tampak didepan mata, potongan surat At Taubah ayat 41.
"Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat..."

Air mata mengalir merindu orang tua kemudian sesak dihati terhapus karena menangis.
Air mata masih mengalir namun sesak dihati telah hilang.
Al Qur'an dan Rijalun haular Rasul bagai sungai deras yang membersihkan gundahnya hati.

Aku sendiri, namun jangan anggap remeh.
Aku sendiri, baru sadar memiliki kelebihan.
Terluka kemudian sembuh dengan seketika.

Dan jangan pernah mengingatkan tentang luka lama, karena aku tak kan sudi mengenal.
Menolehpun aku tak ingin.
Yang dulu biar jadi angin, yang sekarang jadilah tongkat.
Jika tongkat ini berisi yang baik, kan kubiarkan dia bersamaku selalu.
Dan jika tongkat ini berisi yang buruk, kan kuremas hingga remahannya tertiup angin.

Aku bukanlah sulit, hanya idealisku lah yang mempersulit.
Tapi percayalah, tak ada yang sulit jika selalu dibicarakan.
Akan lebih sulit jika ditinggalkan, dan aku akan lebih meninggalkan.
Karena aku pernah mengalaminya, aku bisa melewatinya.
Dan inilah caraku menyembuhkan luka.
Dengan melupakan dan meninggalkan.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.