Bahagia di Rumah Untuk Saya Yang Suka Di Lapangan

Kecintaan saya pada rumah tumbuh hebat beberapa waktu belakangan. Padahal dulu saya sempat berfikir lama hingga terbenam pemikiran bahwa berada di rumah sangatlah membosankan karena sejak kecil saya selalu berada dirumah. Sang ibu tidak mengijinkan anak-anak perempuannya pergi main ke luar rumah --walau sekedar main ke rumah tetangga-- jika tidak benar-benar diperlukan.

Sampai pada saat masa-masa terakhir di SMA, saya berharap ibu membukakan pintu ijin agar saya bisa pergi kemanapun saya suka. Tidak lama setelah itu, harapan itu terkabul. Ibu dan bapak memberi ijin dan restu pada setiap kegiatan positif saya di luar rumah. Saya mulai bisa merasakan pergi kemanapun saya suka di masa perkuliahan. Saya memiliki kegiatan di laut, di hutan, di kampus, di gunung dan tempat-tempat lainnya yang tidak pernah bisa saya bayangkan semasa kecil. Saya menikmati itu semua. Sehingga saking seringnya berkegiatan di luar rumah, saya melupakan bahwa hakikatnya seorang perempuan harus berada di rumah.


Namun kini saya lebih senang berada di rumah ketimbang berkegiatan di luar. Awalnya memang saya merasakan kembali kebosanan berada di rumah. Televisi, telepon, kura-kura dan beberapa hiburan yang ada di rumah tidak semenarik bermain air di laut, mendirikan tenda di hutan dan menjumpai beberapa hewan di lereng gunung. Tetapi lambat laun saya berubah mencintai rumah yang telah melindungi keluarga saya selama lebih dari seperempat abad ini. Alasannya, karena saya lebih menemukan kehangatan dan kenyamanan bersama keluarga saat berada di rumah.

Selain keluarga, ada beberapa spot favorit di rumah yang membuat saya selalu rindu ingin pulang ketika pergi dan menginap selama beberapa waktu di kota lain.


Ketiga tempat tersebut adalah spot favorit saya ketika berada di rumah. Ruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga, tempat kami sekeluarga berkumpul dan berdiskusi. Halaman rumah yang dipenuhi dengan berbagai jenis bunga dan tanaman TOGA yang ditanam oleh ibu. Dan yang terakhir sudut ruangan kamar yang kerap kali saya gunakan untuk membaca dan belajar. Semua tempat itu membuat saya merasa nyaman dan bahagia berada di rumah.

Saya, 24 tahun yang lalu, di kamar ^^
Si adik, 21 tahun yang lalu, di halaman rumah ^^
Saya dan adik, 20 tahun yang lalu, di ruang keluarga ^^
My lovely parents, dua tahun yang lalu, di ruang keluarga ^^
Happy family, setahun lalu, di ruang keluarga ^^

Keluarga saya mulai menempati rumah ini satu tahun sebelum saya lahir, ketika itu kawasan sekitar rumah masih berupa hamparan sawah dan belum banyak pemukiman yang berjejer-berdempetan seperti sekarang. Dan jika dihitung, ternyata sudah dua puluh enam tahun rumah ini menjadi saksi kehidupan saya dan menjadi pelindung keluarga kecil saya.

Berada di rumah membuat saya merasakan kesempurnaan dan kehangatan memliki keluarga.

4 komentar

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.