Singkat cerita, sepindahnya dari Taiwan ke Yogyakarta, satu persatu keluarga besar kami datang untuk main. Senang bukan mainlah kami disambangi begini. Kali ini yang duluan main adalah Ibu dan si bungsu. Yang bikin unik dari kunjungan mereka, adalah dengan ikutnya Bude (kakak ipar Ibu) and it's such an honor for me. Pasalnya Bude saya ini sudah berusia lebih dari 80 tahun namun masih segar bugar awet muda dan bisa kemana-mana. Profesi beliau dulu adalah guru (sampai sekarang juga dibilang guru abadi--soalnya masih suka ada urusan di sekolah tempat beliau mengajar dulu) dan beliau suka travelling memang, bersilaturrahmi main ke rumah saudara adalah hobinya.
Intermezzo : Bude lahir dan besar di Solo, kemudian menikah dengan pakde (alm) dan pindah ke Surabaya. Kalau temans pembaca kelahiran 90-an (yang bersekolah di Jawa) masih ingat dengan Buku Pepak Basa Jawa dengan cover belakang anak laki-laki memakai beskap dan blankon khas Jawa Tengah, nah pakde dan bude saya ini penulisnya--foto anak laki-laki tersebut adalah salah satu kakak sepupu tertua saya.
Empat hari tiga malam rumah kami ramai dengan para ladies, dua eyang dua cucu dua gadis haha (yang satu gadis ini maksudnya mas husband?wkwk). Selain bersilaturahmi ke rumah keluarga, kami juga pergi ke beberapa tempat buat nongkrong sore. Ini jadi kegiatan favorit nih, mengingat eyang-eyang kami termasuk eyang milenial wkwk. Salah satu tempat yang kami kunjungi untuk nongkrong sore adalah ke Chocolate Monggo Kingdom yang letaknya persis dibelakang rumah kami.
Engga pake lama, sore hari setelah sholat ashar kami langsung cuzz menuju lokasi. Kebetulan kami berkunjung di hari Minggu sore, sudah ngga terlalu banyak pengunjung yang nongkrong. Jadi kami masih kedapetan tempat asyik untuk duduk dan menikmati suasana sore.
Saya ngga banyak cerita tentang sejarah tempat nongkrong kami ya. Yang saya ketahui dari beberapa tetangga, coklat monggo ini didirikan oleh seorang bule (iya bule) yang merasa miris karena di Yogya sebagai tempat wisata ngga punya pabrik coklat yang autentik padahal sebenernya memiliki potensi sebagai perkebunan coklat. Sampai saat ini coklat monggo memiliki beberapa outlet yang tersebar di penjuru Yogya dan tempat yang kami kunjungi ini adalah pusat dari kingdom coklat monggo yang memiliki beberapa aktivitas didalamnya. Seperti pabrik pembuatan coklat, musium coklat, kedai coklat dan store penjualan coklat.
Pendopo indoor room
Jalan penghubung antara pendopo indoor dan semi outdoor.
Karena sudah sore, maka kegiatan kami berpusat pada nongkrong saja di kedai coklatnya. Ada dua pendopo yang bisa kita pilih untuk nongkrong : indoor dekat meja kasir dan semi outdoor. Kami memilih tempat yang suasananya semi outdoor, yang ada ndalem dan ada tamannya.
Menu kudapan sore yang dipilih eyang-eyang ini agak berat. Sementara para gadis sama cucunya pilih yang minuman aza seperti latte dan es krim. Si gadis bungsu malah beli gelato sampe dua kali ya hmmm lupa diet keknya dia.
Sepertinya ada satu kudapan sore eyang yang tidak ke foto, namanya apa juga lupa euy. Yang berhasil diabadikan ada dibawah ini ya gengs.
Alhamdulillah saya kebagian nyicip semua menu yang dipesan (kecuali Hot Long Black Coffee punya EyangDhe--saya ndak suka kopi pahit xD) dan rasanya hmmm semuanya lezat dan tidak mengecewakan. Yang kudapan berat punya eyang eyang rasa manis dan asinnya pas (tau lah ya makanan Yogyakarta ini kebanyakan berasa manis). Yang minuman coklat punya saya dan mas husband rasanya otentik banget, sama sama enak dengan rasa minuman coklat (di brand coklat terkenal) di Surabaya, hanya beda dirasa cocoa nya aza--yang di Jogja berasa pahit manis. Gelato baik yang rasa strawberry punya #SingkekKriwul, dark coklat punya #SingkekLurus dan salty caramel punya si bungsu,, semuanya enak, plus rasa jahe dan rempah di cone gelato menambah kenikmatan hakiki lidah.
Awalnya saya ingin mengajak #DuoSingkek melihat proses pembuatan coklat dan beberapa aktivitas didalamnya, sayang sekali hari sudah sore dan kegiatan dari pabrik coklat sudah berakhir dua jam sebelum kedatangan kami. Gapapa dah, kebetulan sekolah #SingkekKriwul juga sudah merencakan akan fieldtrip kesana.
Store yang menjual berbagai macam dan bentuk olahan coklat turut menambah keinginan untuk kembali lagi, terutama buat si bungsu. Ngga pake lama, sekali diposting di sosial medianya, langsung berjibun pesan yang masuk untuk titip coklat otentik Yogya satu ini. Dibela-belain dah bolak-balik rumah-coklat monggo buat beliin titipan teman-temannya. Lama-lama ntar dia bakal ditandain sama mbak kasirnya wkwk.
Chocolate Monggo ini emang salah satu hidden gems (yang sudah terkenal dikalangan lokal) yang seperti menarik kami untuk ingin kembali kesana lagi. Kalau ngga karena hidangannya ya karena tempatnya yang cozy (dan yang lebih penting letaknya ngga jauh dari rumah xixixi). Cucok ngets buat nongki sorenya para eyang (kepikiran ada ide mau ngadain arisan disini ngga yang?wkwk).
Till next time Chocolate Monggo!
Wah keren banget
BalasHapussuper amazing, jadi kangen jogja, lama tak bisa mudik
tempatnya nyaman, menunya juga lezat lezat
harga masih terjangkau
Aku nyeseeeeel pas kemarin di Jogja ga kesiniii, padahal kan udah Deket ya Ama hotel. Tau coklat Monggo, tapi aku blm pernah cobain Mbaa 🤣🤣. Jadi ga tau juga rasanya. Tapi yg aku tau memang banyak variannya kan
BalasHapusJadi yg punya orang asing berarti yaa? Iya sih, sbnrnya sayang kalo kita ga punya coklat yg outstanding kayak LN. Malaysia aja ada dengan berylls nya. Padahal coklat termasuk tumbuhan yg banyak di kita.
Pokoknya kalo ke Jogja lagi aku hrs mampirin sih ini 😁. Sekalian ada rumah makan yg aku suka bgt di sana.
saking lamanya ga kesini lagi, aku sampe lupa lupa ingat bangunannya mbak, Kayaknya dulu nggak ada taman-taman mini kayak di foto
BalasHapusdan lupa juga dulu pesan menu apa, yangpasti beli beberapa batang coklatnya buat oleh oleh keluarga
Ngeliat fotonya aja terlihat enak enak, mau lagi ahh kalau kapan kapan ke jogya lagi
Tempatnya menyenangkan , trus minum coklat hangat bikin tenang hati
BalasHapusWahh aku suka banget makan cokelat. Kalau ke Jogja lagi wajibb ke sana. Terakhir ke Jogja itu tahun 2010 euy, udah lama banget.
BalasHapusTernyata dia gak hanya jual cokelat batang tapi juga ada makanan dan minumannya ya.
Eh penasaran kenapa paksuaminya dipanggil gadis?