Mengapa Shilin Membekas di Hati?

Mengingat hari-hari kebelakang, tiap tahunnya ada aja yang mengharuskan kami untuk berpindah tempat tinggal. Tahun pertama kami tinggal di Yonghe District (New Taipei City), tahun kedua di Shilin District (Taipei City), tahun ketiga sampai sekarang kami tinggal di Banqiao District (New Taipei City). Stay agak lama karena merasa sudah nyaman dengan rumah, ditambah lagi ada bayi, jadi sudah ngga bisa se labil gampang dulu kalau mau berpindah tempat wkwk.


Buat kami tiap distrik menyisakan kenangan yang ngga bisa dilupakan, dengan tetangga, dengan teman, dengan fangtung (pemilik rumah), dengan penjual langganan di pasar ha ha. Taiwan goes to my brain. Tapi saya akui memang di Shilin lah, kehidupan merantau kami serasa diselingi dengan petualangan yang belum pernah kami alami sebelumnya. Makanya Shilin membekas dihati. By the way, ada empat tempat di Shilin yang kami kunjungi dan sejatinya ingin kami ulang-ulang pergi kesananya. Ingin tau apa saja?

 

1. Musium Astronomi Taipei (Taipei Astronomical Museum)

Menjadi destinasi wisata pertama kami saat tinggal di Yonghe tahun 2018. Jujur saya bingung saat itu, ingin mengajak batita kami si #SingkekKriwul jalan-jalan yang ngga sekedar jalan-jalan, tapi saya minim referensi plus minim budget (haha jujur kali mak Kia Meilin ini--para mahasiswa baru yang membawa keluarga pasti mengerti perasaan saya). Ubek-ubek gmaps, ketemulah sama musium ini karena foto tempatnya unik : berbentuk kubah lingkaran berwarna kuning.

Saya ingat kala itu bertepatan dengan hari spesial saya, kami explore musium astronomi ini sore hari (saat musium hampir tutup). Berangkat siang hari setelah dhuhur dan tujuan awalnya ngga ke musium ini melainkan ke tower Taipei 101. Lantaran harga naik ke tower 101 mihil sekalee dan kala itu kami ngga dapat tiket khusus (saat itu ada promo harga 50% untuk 300 pengunjung pertama), jadinya kami melipir deh ke musium astronomi.

Dari Taipei 101 ke museum ditempuh dengan kereta sekitar satu jam lamanya. Dari stasiun Shilin ke museum pun berjarak satu kilometer lebih dan lumayan pegel jalan kakinya, bawa bayi juga kan ya. Haha, kalau diingat-ingat, dulu kami tradisional banget. Bukan bukan, bukan tradisional, inginnya menghemat tapi jadinyaa ya begitu deh. Karena kaki lumayan gempor keliling musium alhasil pulangnya dari museum menuju stasiun Shilin kami mencoba U-bike.


Musium astronomi dibikin menarik dan semua fasilitasnya dibikin menyerupai segala macam hal yang ada diuar angkasa. Musium dibagi menjadi empat bagian yakni Exhibits Hall, Dome Theater, 3D Theater dan Cosmic Adventure, yang mana masing-masing menyuguhkan attractions tak hanya tampilan visual saja melainkan juga permainan yang melibatkan anak-anak. Disini saya dan mas husband menemukan bahwa kami pernah punya satu cita-cita saat kecil : jadi Astronot. Yap, walau saat dewasa gini pekerjaan kami jauh banget dari lingkungan luar angkasa, kami semangat betul mengenalkan Kia (yang saat itu belum berusia setahun) tentang dunia luar angkasa.

Anyway, beginilah penampakan dalam musium yang bikin saya ingin kembali lagi nanti saat Meilin sudah bisa duduk ;).








2. Shilin Night Market

Tak asing ditelinga ya? Ya, Shilin Night Market (SNM) ini cukup populer dikalangan para wisatawan lokal maupun mancanegara. Selama tinggal di Shilin, melipirnya kami kebanyakan kesini tiap pulang kerja. Ngga sempat masak makan malam, larinya ke SNM. Bosan jenuh sama pekerjaan, nongkrong disalah satu warung kopi di SNM. Sampai COD beli barang pun di stasiun dekat SNM haha. Bisa dibilang SNM jadi tempat favorit kami, karena disini semua tersedia, plus ngga jauh dari rumah, bisa ditempuh dengan kereta (jaraknya hanya satu stasiun dari stasiun dekat rumah); bisa juga naik bus; bisa juga jalan kaki. Hebat!

Sebagai kawasan night market terpopuler di Taiwan, hampir tiap hari SNM tak pernah sepi pengunjung. Kalau pagi sampai siang, kawasan ini menjadi pasar pagi yang menjual bahan-bahan kebutuhan pokok. Kalau sore hingga malam, kawasan ini menjadi pasar malam yang menjual aneka jajanan dan mainan. Namun saya sempat melihat SNM ini seolah memiliki wajah yang berbeda--sepi pengunjung, hanya satu dua orang penjual yang menjaga etalase jualan mereka, yakni saat covid baru melanda Taiwan di awal tahun 2020. Kebanyakan orang takut keluar rumah sehingga SNM hampir dibilang tak ada aktivitas. Karena tak ada aktivitas jual beli, dalam waktu kurang dari satu semester beberapa toko bangkrut dan menutup jualannya.

Sampai di tahun 2021 kami sudah pindah ke Distrik Banqiao dan saat kami kembali ingin mencoba suasana SNM, beberapa toko yang tutup tadi berganti merchant. Beruntung pemerintah dan masyarakat Taiwan cepat bangkit memulihkan keadaan dari serangan covid, sehingga aktivitas perekonomian kembali stabil dan SNM pun kembali hidup seperti sedia kala.


Shilin Night Market saat pandemi awal tahun 2020
 

Akhir 2019. Kawan peneliti dari UNAIR yang sedang ada tugas di Taiwan bagian tengah, ke Taipei buat meet up ;)
 

Baru sadar dokumentasi tentang SNM sedikit sekali di hape saya. Tapi untunglah sempat masuk yutub kami sekilas wajah Shilin Night Market (Jiantan Station) dari kamera mas husband.



3. Taipei Children's Amusement Park

Letak Taipei Children's Amusement Park (TCAP) ini dekaaaaatt sekali dengan rumah kami di Shilin. Bisa dibilang playground termegah di Taipei ini letaknya ada dibelakang rumah. Tapi saat tinggal di Shilin, kami hanya sekali lewat didepannya ketika bersepeda dihari libur. Pikir kami, mau masuk sepertinya meifanpa, #SingkekKriwul masih belum berusia dua tahun dan rasanya kurang asyik kalau ngga ajak dia naik wahananya.

 
Baru kepikiran mau masuk main wahananya awal bulan ini. Duh kah ya, pas tinggal di Shilin, mainnya suka ke Banqiao, pas sudah tinggal di Banqiao, sukanya main ke Shilin. Kami orangnya gitu mah xD.

FYI, Shilin-Banqiao itu sama seperti Utara-Selatan Taipei, jaraknya sekitar 15kilometer-an. 


TCAP ini unik sekali, walau outdoor tapi dia punya 4 lantai. Dan di tiap lantai terdapat wahana yang seru abis. Engga abis pikir saya, Taiwan bangun tempat wisata seperti ini pasti penuh dengan perhitungan.

Kalau diperhatikan lebih detil, tiap wahana tidak ada loket untuk membeli (lagi) tiket naik wahananya. Pilihan awal ada saat di pintu gerbang, mau tiket masuk saja (yang bisa dibeli melalui loket maupun tinggal tap kartu easy card dan sejenisnya yang kita punya) atau tiket masuk terusan. Kalau tiket terusan, tentu bisa langsung mengantri untuk naik wahana. Bagaimana kalau kita pilih hanya tiket masuk saja dan saat masuk TCAP tertarik ingin mencoba wahananya?

Loket tiket dihapus sehingga tidak terjadi 2x mengantri (antri beli tiket dan antri masuk wahana). Lha terus? Saat sudah mengantri masuk wahana, sebelum masuk dipintu wahana akan ada mesin tap easycard dan kita harus tap dulu untuk membayar baru boleh masuk main di wahananya. Cerdas!


Kemudian di pintu masuk ditaruh papan informasi tentang wahana permainan dan tinggi badan anak yang boleh naik wahana tersebut. Ditiap loket wahana pun juga ditulis papan informasi tentang tinggi badan anak minimal yang boleh main.

 

Pas kemarin kesana, Kia "ditolak" sama petugas-petugas dibeberapa wahana permainan lantaran tinggi Kia belum mencukupi tinggi minimal main. Sedih sih (selain karena melihat Kia dan mas husband sudah antri panjang--berniat bonek haha plus juga mereka sudah beli tiket terusan tapi ngga banyak wahana permainan yang dinaiki hiks), tapi feel save nih hati Ibu karena law dan penegaknya jempol empat! Kalau sudah ngga boleh ya ngga boleh.

 


Beli dua tiket terusan dan satu tiket masuk (saja).



Buat yang males antri, masuk pakai easycard ;)
 

Kalau boleh saya sarankan main kesininya tidak pas hari Sabtu, Minggu dan atau hari libur nasional ya gengs, kecuali kalau temans kuat sama antri wahananya ya.


Biar kata saya (include #SingkekLurus) cuma beli tiket masuk aza, pikirnya wes biarlah anak mbarep dan anak gedhe ajah yang main wahana, sampe lokasi kepingin juga nih mamak-mamak naik bianglala, dijabaninlah ngantri mengular sambil bawa bayi enem kilo yang lagi seneng-senengnya sightseeing haha. Sampai atas, rupanya keberanian saya akan ketinggian nyaris minus, kaki tetiba jadi kayak patung--maunya duduk aja (apalagi bilik kami miring sebelah karena anak mbarep dan anak gedhe duduknya barengan diseberang saya). Omaigatt, percaya saya jadinya kalau abis melahirkan pasti akan mengubah keberanian perempuan. Woei anak gedhe pasti nyindir lagi : masa' alumni menwa takut sama ketinggian ~,~.


TCAP bernilai plus buat Kia karena ditiket terusannya dapat FREE donat favonya #SingkekKriwul.

 

Makin bernilai plus karena terdapat tempat belanja oleh-oleh yang harganya murah bingits dibanding tempat belanja seperti di Ximen atau Taipei Main Station ya. Plus plus lagi karena disini ada prayer room alias tempat sholat. Mengingat pemerintah Taiwan gencar menggalakkan wisata #muslimfriendly, nantinya diusahakan tiap tempat wisata akan dibangun prayer room. Letak ruang sholat ini ada didekat pintu keluar TCAP, pas banget sebelum pulang sholat dulu.


Bisa tau semua ya wisata di Taipei Lis? Yup, karena semua attractions di Taipei-Taiwan bisa dicari informasinya melalui 'si mbah yang mendunia'. Lokasi dimana, ditempuh dengan kendaraan umum apa, dan apa saja yang menarik dari tempat wisatanya. Mamak beranak dua ini jadi ngga ada kesulitan kalau mau refreshing kemana aja, cuman yang bikin sulit adalah bangun dari tempat tidur aja hahaha mak Kia Meilin suka tidur.

FYI, hampir semua attractions yang dikelola pemerintah tutup hari Senin ya temans. Kecuali hari Seninnya libur nasional, pasti buka.

 

4. Area Sekitar Shilin Station

As I mentioned it at the beginning, kami tinggal di Shilin di tahun 2019-2020, tepatnya dekat dengan MRT Station Shilin. Karena saat itu saya bekerja sambil momong #SingkekKriwul, waktu saya kebanyakan dihabiskan hanya disekitar Shilin Station. Dan kalau dipikir lagi, rupanya ini yang bikin kami (terutama #SingkekKriwul) ingin terus kembali lagi.

Tiap weekend si xiao keke ini datang ke rumah buat main sama #SingkekKriwul
 
Main sama tetangga cantik asal Jepang : Sakura

Playground favorit #SingkekKriwul

Main di Sesa Bar Coin Laundry


Kelompok burung merpati selalu datang saat cerah :)


Arah pulang :)

Sakura bersemi dibelakang rumah ;)

 
Kalau semisal ada kesempatan pindah rumah lagi, inginnya sih balik bermukim di Shilin hehe. Minta doanya ya temans, mogaa masih ada jodoh tinggal lama di Taiwannya hihihi :).

27 komentar

  1. Apa cuma aku yg setelah jadi ibu 2 anak malah makin menggila passion dengan segala atraksi ketinggian 🤣🤣🤣. Malah anakku yg pertama jadi ketularan suka wahana yg tinggi2 dan ekstreme 😄

    Aku TD pas baca shilin, lansgung ingetnya ayam goreng shilin yg banyak di sini 🤣. Ternyata malah kota nya ya mba ... Naaaah kalo taiwan ada themeparknya gini aku udh pasti bakal masukin ke ITIN kalo ntr kesana. Slalu suka dengan segala themepark mba.. apalagi yg ada wahana naikin adrenalin 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh iya gokil abis emang mbak Fanny ini, saya liat videonya reverse bungeenya ampun dah jadi kepingin kebelakang xD. Biar kata mamak beranak dua, jiwa tetap anak SMA yaa xD.
      Di Taipei themeparknya ngga pernah mengecewakan mbaaak, nah tapi yg wahananya memacu adrenalin ini kayaknua ada di kota bawah Taipei nih..

      Hapus
  2. Jadi tempatnya ya yang istimewa? Bukan ‘dengan-siapa’-nya? ����

    BalasHapus
  3. Duh tempatnya bagus banget yaa lihat foto-fotonya kok jadi pengen kesana juga nih. Semoga nanti kalau punya rezeki bisa kesana juga bareng keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. Yuuu mbak Eni saya tunggu kedatangannya di Taiwan ^^

      Hapus
  4. memang tempatnya asyik-asyik semua ya mbak, semoga deh bisa berjodoh tinggal disana lagi. Btw itu yang dimusium ada spot fotonya ya mbak? seru banget ya kayak lagi penelitian di luar angkasa bareng baby hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksudnya spot foto ini kayak booth foto ya? Saat kami kesana tahun 2018 ngga terlihat ada booth foto mbak, karena rasanya didalam musium punya banyak spot untuk difoto dan berfoto. Tapi kurang tau lagi tahun 2022 ini ya, siapa tau sudah dibangun booth foto sendiri ^^

      Hapus
  5. Selain bagus2 tempatnya, lingkungannya bersih ya...ga ada sampah berserakan..burung merpati bebas hinggap ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pun hampir tak ditemukan tong sampah dibeberapa tempat mbak hihihi. Taiwan sama Jepang memang 11-12 baiknya kalau soal kebersihan tempat wisata dan fasilitas umum ^^

      Hapus
  6. Sungguh cerita perjalanan yang menyenangkan. Suka juga dengan foto-fotonya sangat mendukung narasinya, jadi lebih tahu tentang Shilin walau saya belum pernah ke sana.

    BalasHapus
  7. Asikk... pengalamannya lumayan banyak juga mbak. Molly jujurly baru tahu kalo misalnya sihlin tu nama kota. Taunya ayam fillet yang digoreng dikasih micin rasa2 yang dijual di mall itu. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, mungkin brand ayam goreng tersebut terinspirasi dari nama Shilin ini, atoo mungkin ownernya punya kenangan baik pula di Shilin. Siapa tauu hihi ^^

      Hapus
  8. Apa cuma saya aja yang berasa kalau themepark di luar negeri itu terawat-terawat ya 🤔

    Kalau ngebandingin dari beberapa blog temen2 vs realita di depan mata ya hehehe. Merawat fasilitas umum itu masih jadi PR besar buat masyarakat kita ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuuul sekali mas Prim. PR buat kita semua rakyat NKRI.
      Sebagai orang asing di Taiwan 4tahun lalu, saya juga sempat merasakan shock culuture, mau buang sampah koq ngga ada tempat sampahnya terus ditiap sudut tempatpun tak ada pula sampah yang berserakan, akhirnya sampah masuk tas sendiri dan jadi kebiasaan sampai sekarang. Ngga terdengar ada sanksi tentang buang sampah sembarangan sih, tapi yang bikin ngga ingin buang sampah sembarangan adalah karena yang tukang bersih-bersihnya kakek-nenek yang sudah berusia lanjut. Yaudah dari diri sendiri ngga ingin tambah beban pekerjaan mereka gitu jadinya hihi.

      Hapus
  9. Wahhh keren sebuah keinginan banget bisa tinggal dan bekerja diluar negeri hha, keren-keren banget tempatnya dan bersih banget.. Semoga disegerakan hihi amin

    BalasHapus
  10. Semoga masih diberi jodoh untuk tinggal lama di Shilin yaa, Mba. Tinggal di tempat yang kita suka memang bikin betah apalagi bila tetangganya ramah-ramah, pasti kepengennya menetap aja di tempat itu, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Ira, tetangga yang ramah menambah kebetahan tinggal disuatu tempat yaa. Apalagi di Taiwan yang mayoritas orang-orangnya jarang kerumah tetangga huhuhu

      Hapus
  11. baru tahu saya nama kota shilin ini, mbak. keren-keren nih tempat wisatanya di taiwan. trus jadi ingat meteor garden juga nih kalau sudah ngomongin taiwan. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eeeiittss,, apakah kita satu generasi mbak Antung??? Generasi meteor garden hwehehehe xD. Sayangnya empat tahun tinggal di Taiwan, saya belum pernah sekalipun ketemu sama tomingse dan kawan kawan huhuhu~

      Hapus
  12. Ooo ini ya alasannya
    Bukan saya yang di sana tapi saya ikut merasakan kenyamanannya
    Ah andai saja semudah itu langsung ke Taiwan, bakalan seru couple date ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru bangeeeetttttttt mbak Amma! Duh beneran kepengen deh mbak Amma kesini hwehehe :3

      Hapus
  13. Baru baca blog mbak Lisa seruuu bgt! Jadi pengen nyoba tinggal di Shilin tp kayaknya nangis kalo tiap hari ke NTU wkwkwk jauuuhnyoo

    BalasHapus

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.