Urus NHI Taiwan Sendiri? Ngga Ribet Kok !

NHI (National Health Insurance) di Taiwan atau yang biasanya dikenal dengan nama Zhongwen 險保卡 (Xiǎn bǎo kǎ, baca Cenbokka), adalah kartu asuransi kesehatan yang wajib dimiliki baik penduduk lokal maupun pendatang yang tinggal di Taiwan selama lebih dari enam bulan. Fungsi asuransi ini sama seperti fungsi BPJS kalau di Indonesia.


FYI, sebenarnya saya kurang paham apakah NHI ini wajib ato tidak wajib bagi penduduk. Mungkin bisa dibilang seperti ini ya, WAJIB bagi yang keuangannya pas-pasan, dan TIDAK WAJIB bagi yang keuangannya melimpah-ruah. Tapi seperti yang kita ketahui bahwa warga Taiwan ini hampir seluruhnya taat terhadap aturan pemerintah, jadi yaa jika aturannya diwajibkan maka hampir semuanya terdaftar NHI. Tapi kembali lagi, Taiwan juga termasuk negara demokrasi, warganya punya hak untuk mengiyakan dan menolak. Sayangnya saya tak punya pengetahuan lebih tentang itu.


~oOo~


Pada awalnya, sejak kedatangan di Taiwan hampir dua semester yang lalu, kami selalu menunda untuk bikin NHI, alasannya belum butuh (ini nih jeleknya). Kalau mas husband, NHI nya sudah di cover sama pihak kampus, mas husband cukup membayar tiap semesternya. Lalu tiba-tiba selama bulan puasa kemarin berturut-turut deh mas husband lalu saya lalu Kia sakit.


Baca juga : Ikut suami lanjut sekolah di Taiwan? Siapa takut !


Sepertinya bisa ditandai ya, tiap musim dingin dan musim panas selalu sakit flu. Flu mas husband dan saya masih bisa ditreatment dengan minum obat, sementara Kia hmmm, saya tidak berani kasih dia obat orang dewasa. Untungnya saya minum obat flu karena saya sakit, jadi Kia pun juga ikut minum obat yang sama melalui ASI, yaa walaupun dapat cuma 1-10% nya tapi kan lumayan yak.

Sayangnya Kia tak kunjung sembuh, suhu tubuhnya di beberapa hari panas tinggi sampai 39,5 derajat celcius. Khawatir dong, sanmol penurun panas yang saya bawa dari Indonesia hanya sedikit meringankan suhu tubuhnya. Hingga akhirnya sampai di hari raya Idul Fitri kemarin, Kia kelihatan lesu dan pucat. Flu yang dia derita membuat badannya lemas dan jadi agak panas. Diputuskanlah setelah sholat Ied, Kia dibawa ke rumah sakit tempat dia biasa imunisasi. Kia diperiksa dokter dan diberi resep obat. Karena ngga pakai NHI, kaget dong kami sama biaya dokternya, huft. Belum ditambah sama biaya obat yang akan dibeli dan transportasinya. Bagi kami, ini adalah sebuah pelajaran.

Mengambil pelajaran dari pengalaman Kia ke dokter, kami tak ingin terulang kedua kalinya, minggu depannya sebelum saya ke dokter kulit untuk periksa alergi di dua jari tangan--kami mengurus dan bikin NHI dulu. Satu-satunya alasan adalah, agar tidak kaget sama biayanya.


 ~oOo~


Kami datang ke kantor Taipei Division NHI yang beralamat : No.15-1, Gongyuan Rd, Zhongzheng District, Taipei, 10041. Karena kami pecinta MRT, gampang saja mencari alamatnya dari ancer-ancer MRT. Yap, kantor tersebut hanya berjarak kurang lebih 300 meter dari MRT NTU Hospital (Red Line / Jalur Merah) exit 3.

Masuk ke kantor, diarahkan oleh bapak satpam untuk ke pusat informasi di lantai satu. Buat yang belum lancar bahasa Zhongwen, bisa kok pakai bahasa Inggris. Bilang saja ke petugasnya : Ni ke yi yingwen ma? (baca : ni ke i ingwen ma?, artinya : apakah kamu bisa bahasa Inggris?). Kalau dijawab : Keyi (bisa) atau Dui (baca : tuwe, arti : iya), maka kita bisa langsung bertanya menggunakan bahasa Inggris. Kalau yang ditanya bingung, biasanya kita akan diarahkan ke petugas yang bisa berbahasa Inggris.

Pusat informasi. Salut dong, usia tidak membatasi beliau untuk mengerti English.

Dari pusat informasi, oleh petugas yang bisa berbahasa Inggris kami diambilkan nomor antrian kemudian diarahkan ke bagian pembuatan NHI. Ngga pakai nunggu lama, nomor kami langsung dipanggil oleh mesin pemanggil, tentunya pakai bahasa Zhongwen yes.

Nunggu sebentar.

Kebetulan petugas yang ada dihadapan kami tidak bisa bahasa Inggris (petugas laki-laki berkaca mata), jadi kami dibantu oleh petugas lain yang bisa berbahasa Inggris (petugas perempuan berkaca mata juga). Kami disodorkan selembar kertas berisi informasi separuh huruf Zhongwen dan separuh huruf English. Poin yang dapat saya ambil setelah membaca adalah membuat kartu NHI harus minimal tinggal enam bulan di kawasan Taiwan. Ditimpalilah sama mas husband, do'i berkata dengan mimik wajah setengah ketawa setengah sedih : berarti kita bayar NHI dari bulan Maret...

What !?, saya mencoba calm down dan tak panik, yaudah tinggal hitung aja, per bulan dikenakan biaya 749NT.

Setelah hitung menghitung, mas husband disodori dua lembar form (sedihnya dari atas sampai bawah form berisi tak-kotak huruf Zhongwen semua) dan diminta untuk menyiapkan beberapa dokumen si pembuat NHI. Dua lembar form ini wajib diisi data pembuat NHI, in case saya dan Kia. Dokumen yang diminta adalah ARC dan pasfoto (untuk masing-masing saya dan Kia), akta kelahiran bayi (untuk Kia) dan dokumen pendukung adalah NHI mas husband.

Ada yang bisa bantu isi?

Namanya juga kami bonek dan hanya memiliki persiapan apa adanya (ditambah mas husband yang menggampangi persyaratan ngurus NHI ha ha). Jadi, dalam dokumen yang dibawa mas husband tak ada akta kelahiran Kia dan pasfoto kami berdua (yang banyak malah sertifikat ijasah dkk punya mas husband--gimana coba--yang mau didaftarin istri dan anaknya--eh yang banyak dibawa malah dokumennya sendiri--hadeh). Bingung dong kami, petugasnya pun ikut bingung. Mas husband menyodorkan Kartu Keluarga kami dan meyakinkan dari KK ini sudah jelas bahwa Kia adalah anak kami berdua.

Lamaaa sekali mereka berunding dibelakang meja, sesekali petugasnya bergantian ke belakang ruangan, entah apa yang mereka diskusikan.

Dan.. YAK, selang beberapa menit, alhamdulillah mereka meloloskan kami dan dokumen Kia segera di approve. Petugas perempuan kembali menyodorkan form yang berisi bahasa Zhongwen tadi kemudian menunjuk tempat pas foto. Mas husband menjawab tidak membawa pasfoto. Petugas perempuan bilang, ya sudah ngga papa kami punya data foto ARC kalian. WOW.

Petugas laki-laki membantu mengisi form karena sudah tentu mereka tau bahwa kami tidak bisa menulis huruf Zhongwen. Duh baiknya... Agak lama juga beliau mengisi formnya.

Diisikan dong... Baik bats.

Sambil menunggu petugas laki-laki menyelesaikan isian form, petugas perempuan menjelaskan beberapa hal detail mengenai pengambilan kartu NHI. Kartu NHI akan dikirim ke tempat tinggal sekitar akhir bulan Juni. Bill pembayaran akan dikirim juga ke alamat tempat tinggal akhir Juli. Maka pembayaran NHI akan dirapel selama empat bulan (dari bulan April sampai bulan Juli) dan harus dibayar maksimal awal bulan Agustus. Pembayaran bisa dilakukan di bank maupun franchise 7-11. Detail ini mungkin berbeda dengan pendaftar NHI lainnya.

Jadi, fix, kami membayar NHI setelah bill pembayaran datang ke apartemen. Terus ngga bisa ke dokter malam ini dong... Hellow, ini Taiwan shaaayyy. Peraturannya beda dong.

Sudah siap pakai dong.

Selesai semua penjabaran, kami diberikan dua lembar kertas kecil dan satu lembar kertas berwarna merah muda, semuanya dijepret jadi satu. Kertas-kertas ini adalah bukti sudah mendaftar NHI dan SUDAH SIAP PAKAI. WOW (2).

Hao le ma? (sudah ya?). Hao le hao le (sudah sudah). Xie xie (terima kasih).

Kami bergegas meninggalkan tempat setelah berterima kasih pada kedua petugas yang membantu kami.


~oOo~


Masih kurang percaya ya, setengah shock juga saya. Pembayaran NHI dimulai setelah selang enam bulan dari kedatangan di Taiwan BUKAN dimulai saat mendaftar NHI. Kami datang bulan September, dan enam bulan kemudian (bulan Maret) wajib bayar NHI jika mendaftar. Biaya bulanan NHI dikali empat bulan dikali dua (saya dan Kia). Langsung duwarr jederrr. Gapapa lah ya, demi kesehatan dan demi biaya kesehatan yang tak besar dilain hari juga.

Lebih kurang percaya lagi, hanya dengan bukti kertas pink diatas sudah bisa langsung digunakan jika mau ke rumah sakit atau klinik. Terbukti, malam harinya saat saya ke dokter kulit dekat rumah, lalu ditanyai mana cenbokka nya, saya sodorkan bendelan kecil kertas pink tadi ke resepsionisnya, sudah deh bayar "ngga pakai mahal" untuk konsultasi dokter plus dapat obat lagi. Alhamdulillah.

Lagi juga ngga percayanya, walau dokumen yang kami bawa kurang, tapi tidak jadi masalah bagi mereka, semua diurus hanya di satu meja, ngga di-ping-pong harus kesana-kesini. Namun kami ini juga ngga boleh dicontoh ya, sebelum mendaftar NHI, temans kudu mempersiapkan dokumennya secara lengkap dan ngga boleh ngentengin.

Ada seorang kawan bercerita bahwa dia harus segera masuk ICU rumah sakit. Tentunya beliau memakai fasilitas NHI di rumah sakit tersebut. Oleh pihak rumah sakit Kawan tadi dilayani dan ditreatment dengan sangat baik. Tidak dibedakan pelayanan rumah sakit yang menggunakan NHI dan yang tidak. Semua sama, diberi pelayanan bagus.

Sudah terbukti kan, bikin NHI Taiwan secara personal tidak akan ribet. Tidak perlu takut juga kalau ke rumah sakit pakai NHI akan diberi pelayanan yang berbeda. So, jangan ragu untuk bikin NHI ya. Demi kesehatan juga.



Salam, terima kasih sudah mau membaca artikel ini sampai akhir ya, sampai jumpa diartikel berikutnya ^^.

4 komentar

  1. NHI ini bisa untuk warga asing ya mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa mbak, asal tinggal di Taiwan tercatat lebih dari 6 bulan..

      Hapus
  2. Waaaah lumayan juga ya mbaaa, kalo harus di rapel gitu 😅😅. Aku juga mikirnya , mulai bayar ya pas kita daftar, kemarin2 kalo pun sakit kan pake biaya sendiri. Tapi memang udah aturannya, mau gimana yaaa 🤭..

    Skr ini, yg namanya asuransi kesehatan udah paling penting memang. Aku selain BPJS ada, tapi asuransi pribadi juga wajib ada. Tau sendiri BPJS masih harus antri lama , apalagi kalo operasi nunggu giliran.. makanya kami masih ngandelin asuransi kantor dan pribadi sih utk berobat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan mbak haha,, ada kasus teman mahasiswa uda lama di Taiwan baru bikin NHI karena anaknya sakit. Yaudin mau ndak mau dia harus bayar sejumlah uang yg dihitung bulan sejak dia datang ke Taiwan.
      Betuuulll,, saya sebenernya uda give up sama BPJS, ngga asyik, almarhum Bapak saya sakit dan pas ke puskesmas cuma dilihat doank sama dokter (tanpa diobservasi) dan dikasih obat murahan yg dosisnya dibawah yg seharusnya dikonsumsi. Ibu saya eks apoteker marah-marah ditempat waktu itu, minta ditangani dengan baik walau bayar lebih tapi ngga bisa karena terkendala punya BPJS jadi harus ngikut aturan BPJS. Kan gimana gitu ya huffttt.

      Hapus

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.