Potret Taipei Story House (Yuanshan Part 1)

台北故事館  jika diartikan ke English berarti Taipei Story House, Rumah Cerita Taipei.



Lagi-lagi, saya tidak akan bercerita banyak mengenai sejarah tempat ini, karena masih dalam keterbatasan bahasa--mohon maaf sekali walau sudah lebih dari satu semester saya hidup di Taiwan namun masih Yīdiǎn Yīdiǎn (sedikit sedikit) mengerti. Lagian sejarah Taipei Story House ini sudah banyak bertebaran di halaman google kok..hehehe.


Baca juga : Nuansa Tiga Merah di Chiang Kai-Shek


Perjalanan

Setiap kali mas husband libur kuliah dan kerjanya, saya selalu ingin pergi ke luar rumah menuju tempat yang baru. Apalagi di negara yang baru saya tinggali ini, Taiwan, yang buat menarik adalah public service nya. Baik outdoor maupun indoor, pemerintah Taiwan tidak pernah main-main dalam pembuatan dan pemeliharaannya.

Tercetus ingin pergi ke Taipei Story House (TSH) adalah suatu hal yang mendadak. Browsing kilat dan putuskan, oke kita akan pergi kesini.

Perjalanan dimulai pukul dua siang dari apartemen kami di New Taipei City. Seperti biasa, naik bus menuju MRT terdekat, karena lewat MRT inilah kami dapat langsung sampai di TKP. Sebenarnya ada dua stasiun MRT terdekat dari apartemen kami, stasiun MRT Dingxi (Orange Line / Jalur Kuning) dan stasiun MRT Gongguan (Green Line / Jalur Hijau). Untuk pergi ke TSH kami harus menuju ke stasiun MRT Yuanshan (Red Line / Jalur Merah). Baik Dingxi maupun Gongguan sama-sama melalui sembilan stasiun agar sampai ke Yuanshan. Tapi kami lebih suka via stasiun MRT Gongguan.

Metro Taipei Map (Jalur MRT)


Dari MRT Gongguan Green Line pindah ke MRT Chiang Kai Shek Red Line, kemudian turun di stasiun MRT Yuanshan.


Mampir Makan

Belum makan pagi dan siang membuat perut saya berparade ria. Browsing cari MCD atau KFC terdekat, jauhnya sekitar satu kilometer-an. Keburu pingsan ya. Bersyukur di stasiun pintu 1 ada franchise sushi : Fish Sushi. Oh... Langsung deh minta mas husband belikan. Kami langsung mengambil tempat duduk di taman depan stasiun dan mulai menikmati sushi simpel sekali hap ini. Kalau temans sedang berada disini, siap-siap kaget dengan bunyi pesawat terbang yang lalu lalang.

Yuanshan adalah tempat yang luas bagi saya, luas dan ada berbagai macam tempat yang bisa dijadikan jujukan wisata di hari libur. Ada Yuanshan Park yang didesain menyerupai taman berbukit dengan berbagai macam fasilitas umumnya. Ada juga Taipei Expo Park, Linji Huguo Shrine Temple dan lain-lain, akan saya ulas sedikit di artikel Yuanshan Part 2. Dari Yuanshan ke TSH kami berjalan sekitar 700 meter. Kalau temans ingin kesini, jangan lupa selalu baca google maps ya.


Potret Taipei Story House

Dibuka setiap hari Selasa hingga Minggu (Senin tutup ya) mulai pukul 10.00 sampai 17.30 waktu Taiwan. Sebelum masuk rumah kuno yang cantik ini, kami menuju loket untuk beli tiket masuknya. Harga tiket masuknya untuk dewasa 50 NTD, murid sekolah dan kelompok 40 NTD. Khusus anak dibawah umur enam tahun, orang tua diatas 65 tahun, dan penyandang disabilitas (dengan satu pendamping) tidak perlu membayar tiket masuk. Excellent!

Baru melihat bagian depan rumah, saya langsung berdecak kagum. Wah, cantiknya! Tiga kata untuk rumah ini : Kuno, Cantik dan Misterius.

Cantik bak istana.

Gagah!


Plis jangan julid ya, pipi saya memang gendut sekarang.

Kami langsung masuk ke dalam rumah. Ada yang membukakan pintu. Lho? Kok...

Kelihatan kan ya disini... Yang membukakan pintu buat mas husband.

Ada seorang laki-laki berusia sekitar 40-50an membukakan pintu untuk kami. Mungkin beliau sedang bekerja disini. Setelah melewati pintu masuk, kami dihadapkan dua persimpangan ruangan, kanan atau kiri. Kami memilih kanan. Saat saya masuk ruangan sebelah kanan dan menengok kebelakang, laki-laki tadi sudah tidak ada.. Ew merindink.

Secara keseluruhan, ruangan di TSH ini memiliki banyak sekat, dan dari banyak sekat inilah membuat saya lupa, kemana setelah ini, kemana setelah itu. Jadi, mohon maaf jika saya tak banyak mendeskripsikan alur dari ruangan. Yang jelas, TSH ini memiliki tiga lantai. Mungkin dengan beberapa gambar dibawah ini mampu menjelaskan letak Kuno, Cantik dan Misteriusnya tempat ini.










Serambi, yang dari sini terlihat pemandangan sungai Keelung.

Hampir seluruh arsitektur rumah ini berbahan dasar kayu. Lantainya, atapnya, dindingnya, sekat antar ruangannya, bahkan hingga tangga yang menghubungkan antar lantai pun juga terbuat dari kayu. Fiuh, kebayangkan ya bagaimana berhati-hatinya kami saat naik dan turun tangga. Walau saat diinjak, kayu-kayu lantai berbunyi dan tak jarang ada yang bergetar, uniknya, berada di Taipei yang sering dilanda gempa, rumah ini masih berdiri dengan gagahnya.

Kalau diinjak, bunyi seperti retakan gitu. Harap berhati-hati ya.

Tangga menuju ruangan loteng, kami tidak naik karena tidak memungkinkan membawa bayi ke atas.


Beli Souvenir

Tepat disudut belakang rumah TSH (masih berada dalam lingkup rumah), terdapat ruangan khusus yang berfungsi sebagai toko souvenir. Banyak sekali macam-macam souvenir yang diperjualbelikan disini, tentunya ini semua Made in Taiwan ya.




TSH, Ruang Souvenir dan Pintu Keluar.

Karena tujuan pergi-pergi kami adalah untuk memanjakan mata dan tidak berbelanja, jadi kami tidak membeli souvenir tersebut.  Walau batin saya merasa "sayang sekali", tapi yaaah mau gimana lagi, lagian kan kami bertiga masih tinggal di Taiwan sampai beberapa tahun kedepan, kali aja kapan gitu bisa mampir lagi kesini dan beli satu atau dua souvenirnya hihihi.

Puas ber-histori-ria, kami lanjut menghabiskan hari di Yuanshan. Ada apa lagi sih di Yuanshan? Nantikan di artikel Yuanshan Part 2 ya.

2 komentar

  1. Habis lebaran saya ada rencana ke Taipe wah seneng bisa baca pengalamannya di blog mbak. Salam kenal ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga mbak..
      Wah senangnya, kalau itinerary ke Taipei nanti tidak terlalu padat, semoga bisa kopdar ya mbak ^^

      Hapus

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.