Selamat Berumur Satu Tahun Kia

Assalamualaikum, semuaaa.
Halo halo, apakah masih ada pembaca setia disini? Yah, jangan-jangan pembaca setianya adalah laba-laba dan sarangnya huft.

Ya begini ini resiko blog tak pernah update, update nya kalau ada yang bayar doang ha ha. Engga begitu juga sih, saya terlalu jujur.

Dari bulan November hingga Februari ini blog ini tidak produktif, pasalnya yang punya pun juga ikut tidak memproduktifkan blog, yang ada hanya draft draft dan draft, publishnya ngga tau kapan. Asal temans ketahui, saya produktif lho, produktif menumpuk draft cerita selama di Taiwan ha ha. Jujur, setiap usai pergi ke tempat baru bersama mas husband dan Kia, saya langsung mencicil cerita di blog. Tapi ini nih kejelekan saya, kalau sudah asyik nulis artikel, kemudian ke-distrak sama sesuatu (kebanyakan Kia yang minta perhatian sih), mood untuk menulis kembali dilain waktu jadi menurun dan bahkan jadi hilang. Belum lagi kalau asyik menulis artikel ya, bisa-bisa cucian jadi mengantri untuk disetrika. Hmmm, sudah deh, hilang deh tuh keinginan untuk menulis.

Teman ada yang gitu juga ngga sih? Bagi tips n trik dong buat ngilangin rasa malas menulis blognya...


Nah, kali ini saya bulatkan tekad untuk kembali menulis.

Dari bulan November hingga bulan Februari (total empat bulan ya) ini ada banyak tempat dan banyak cerita yang ingin saya bagi diblog. Tapi satu-satu ya. Artikel ini mau saya buat ringan-ringan saja, ringan menurut saya maksudnya, karena pembuatannya pun harus kilat dan harus selesai saat itu juga (agar tidak ke-distrak lagi). Ini cerita artikel kali ini...



~oOo~


Bulan Desember adalah bulan yang spesial untuk saya dan mas husband, pasalnya di awal bulan ini kami mendapat anugrah luar biasa dari Allah SWT, anugrah yang diinginkan sebagian orang. Yaps, Kiasatina Andini Alamsyah lahir dibulan ini. Dan tahun ini Kia genap berumur satu tahun. What a time! Ngga kerasa gitu dia udah mulai jalan, ngocehnya makin banyak dan ngga kalah banyak juga porsi makannya, alhamdulillah banget bibirnya mungil tapi dia doyan makan.


Flashback, setahun kebelakang, saya ingat waktu itu saya merasa menjadi orang paling merana didunia ketika dokter dan paramedis memutuskan bahwa Kia harus dikeluarkan dengan cepat dari perut saya. Padahal belum genap dia sembilan bulan jumpalitan di perut, eh dia uda bosan, maunya langsung melihat dunia,, itulah kalimat sugesti yang terus saya benamkan dipikiran bahwa dia akan keluar dari perut dengan selamat walau dengan cara SC (Sectio Cesar).

Walau saya merana, pikiran positif yang saya bangun selama kurang lebih tujuh bulan kehamilan ini masih terpatri dipikiran. Bayi saya keluar dari perut dan langsung terdengar tangisan, badannya paling kecil diantara teman-teman seperjuangannya di ruangan NICU, beratnya hanya satu kilogram, dan banyak sekali alat-alat yang terpasang dibadan mungilnya selama dia menjadi murid intensif NICU.

Saya berikan dia sentuhan saat berada diinkubator, saya berikan dia kasih sayang, oh my own little child. Selepas dia diberikan kebebasan untuk bisa dibawa ke ruang laktasi, saya berikan dia ASI dan dia doyan. Saya belajar bagaimana cara menggendong kangguru, dari semula saya tidak bisa apa-apa hingga gantian saya yang mengajari beberapa ibu-ibu baru tentang gendong kangguru. Ketika saya menggendong Kia dengan gendong kangguru, saya selalu berucap, sehat ya nak, jadi teman Ibu terus ya nak, terus sama Ibu ya nak. Dan rupanya dia mendengarkan. Dia menunjukkan bahwa dia adalah bayi teraktif di NICU, dia paling banyak minum susu, dia paling kenceng tangisannya dan dia paling aktif gerakannya. Lalu Kia diperbolehkan pulang dari NICU oleh DSA (Dokter Spesialis Anak) 23 hari kemudian. Disinilah saya merasakan menjadi Ibu, merawat dan menyediakan semua keperluan Kia, tentunya dengan dibantu mas husband dan Ibu saya.


Saya merasakan menjadi Ibu yang seutuhnya untuk Kia adalah saat kami bertiga pindah ke Taiwan. Mas husband pergi kuliah dan bekerja, sementara saya mengurus rumah dan semua keperluan Kia. Rasanya capek tapi amazing. Banyak hal baru yang saya pelajari dan akhirnya bisa saya lakukan semua.


Tidak ada yang tidak bisa saya kerjakan, kecuali jika rasa malas menghampiri.


Bulan Desember sangatlah worth jika mas husband ingin merayakan setahun kehadiran Kia dikehidupan kami, tentunya dengan cara islami. Kami mengadakan acara tumpengan disela-sela kegiatan rutin malam Jum'at "Ngaji Bareng" oleh mahasiswa-mahasiswi Indonesia di NTUST (kampus mas husband - National Taiwan University of Sains and Technology).


Bikin tumpeng sendiri? How? Alhamdulillah mas husband punya kenalan mbak TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang bisa dimintai tolong bikin tumpeng.

Perfect day. Alhamdulillah. Kia senang ketika bertemu banyak orang. Dia anaknya berani dan lincah, baru beberapa menit di ruangan pertemuan sudah merangkak kesana kemari. Terima kasih juga untuk anggota "Ngaji Bareng NTUST" yang sudah bersedia datang dan mendoakan Kia.


Selamat ulang tahun, anaknya Ibu, sayangnya Ibu, Kia. Tetap sehat ya, tetap lincah, jadilah anak yang solehah sehingga bisa menjadi penyelamat ketika Ibu dan Ayah ada di akhirat. Kami selalu sayang Kia.

2 komentar

  1. Saya juga Mbak, seringnya abis jalan malas menuliskan cerita perjalanannya hehe
    Selamat ulang tahun ya Adek Kia
    Semoga jadi anak yang sholehah.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya sih lebih malas saya..
      Terima kasih :)

      Hapus

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.