(Part 3) - I Got Married!



# Step 4. Pernikahan

Tanggal 15 April 2017 pukul 07.20, disaksikan oleh kedua belah pihak keluarga dan juga para malaikat turut mendoakan kami, acara ijab kabul selesai dengan lancar. Alhamdulillah Bapak sehat fisik dan mentalnya menikahkan anak pertamanya tanpa wali, dan alhamdulillah do'i dengan tegas dan lantang menjawab ijab Bapak. It means, Bapak sepenuhnya menyerahkan tanggung jawabnya untuk menjaga saya kepada seorang laki-laki bernama Nurwahyu Alamsyah.

Laki-laki yang saya kenal kurang lebih tiga tahun yang lalu, yang menyatakan keinginannya untuk menjadi pacar akhir tahun 2014, yang menghilang selama dua bulan tak ada kabar di akhir tahun dan muncul kembali di awal tahun, yang selalu mengenalkan dunia dan pengalaman hidupnya, yang kemudian menghilang lagi selama delapan bulan pada tahun 2015 dan mendadak muncul kembali dan membuat pemikiran : orang ini hanya main-main dengan saya, yang kemudian memberikan keseriusannya dalam relationship kami, yang berhasil membuat saya percaya bahwa masa depan berdua akan dibangunnya dengan tangannya sendiri, yang selalu bersabar dan menekan ego menghadapi ego saya, yang bersedia membagi edukasi tentang apapun, laki-laki yang lucu dan cerdas, laki-laki yang telah merebut hati saya.

Campur aduk : rasa haru, deg-degan, senang karena relationship kami menjadi halal, sedih karena tidak bisa setiap hari bertemu orang tua, bingung harus melakukan apa setelahnya (karena ini merupakan hal pertama bagi saya) namun harus tetap tersenyum membuat saya harus menguatkan diri pada hari itu.

Jujur rasa bingung, canggung dan masih belum percaya terus-terusan menghantui saya. Wow, saya sudah memiliki suami, tidak bisa kemana-mana seenaknya, apa-apa harus minta ijin suami, selain bercengkerama dengan orang tua baru juga harus melayani suami, semakin multitasking dan semakin berat tanggung jawab sebagai seorang perempuan.

Seolah 25 tahun lampau merupakan pembelajaran hidup yang tertanam di otak dan kini waktunya mengaplikasikan di kehidupan dewasa seumur hidup saya.


Luar biasa sekali hal yang kualami ini. Rejeki datang mengalir lancar. Senyuman-senyuman bertebaran tepat dimuka. Hantaran-harapan yang dibungkus ucapan selamat disodorkan dihadapan kami berdua. Kami raja dan ratu sehari.


Usai ijab kabul, acara resepsi digelar. Dipimpin oleh Ibu Laili, kami melakukan serangkaian prosesi manten adat Jawa. Kirab manten menjadi akhir dari prosesi. Saya, suami, Ibu dan Bapak berjalan keatas pelaminan dan menunggu gatotkaca membukakan pintu agar para tamu bisa naik ke pelaminan.

Satu persatu tamu menyalami dan mengucapkan selamat pada kami, entah berapa banyak pasang tangan yang menyalami kami. Keluarga, saudara, kerabat, sahabat, teman dan para tetangga bergantian mengantri diatas pelaminan. Ungkapan yang tepat untuk acara hari ini adalah Alhamdulillah Wa Syukurilah.




Special Thanks : Keluarga

2 komentar

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.