(Part 2) - Ready To Be His Wife?



# Step 3. Balasan.

Ini pertama kalinya keluarga saya pergi ke kabupaten Bangkalan, terutama ke rumah laki-laki yang letaknya di luar kota. Tanggal 31 Desember 2016 pukul sembilan sebanyak enam belas orang dengan tiga mobil meluncur ke rumah do'i.

Keluarga kami datang disambut dengan sangat baik oleh keluarga do'i. Saya dan saudara-saudara perempuan dipersilahkan untuk masuk ke ruang tamu, sementara pihak laki-laki berada di teras. Singkat cerita, acara diskusi dimulai walau dengan dua bahasa yang berbeda. Saya bersyukur saat mereka sama-sama paham saat berbincang dengan menggunakan bahasa Indonesia EYD hehehe.

Kedua belah pihak sepakat untuk akad nikah diadakan tanggal 15 April 2017 pagi kemudian dilanjut acara resepsi di Gedung Wanita Surabaya.

Keluarga kami berpamitan usai acara ramah tamah. Hantaran yang keluarga saya berikan, rupanya dibalik dengan hantaran khas Bangkalan. Alhamdulillah.. Keluarga saya dan keluarga do'i sudah klop.

=

Pentingnya memiliki keluarga adalah saat kita berada di masa-masa genting, mereka siap membantu. Juga sebaliknya, ketika mereka dalam keadaan yang membutuhkan, kita pun harus siap membantu mereka. Karena hutang budi jauh lebih berat dibanding hutang uang.

Persiapan demi persiapan kami lakukan menjelang akad nikah. Kami memiliki waktu selama empat bulan untuk mempersiapkannya. Baik moril maupun materiil, bantuan pun berdatangan dari saudara-saudara. Saya sungguh sangat beruntung.

Ada 11 hal besar persiapan menuju ke pernikahan saya, 10 hal yang berbau fisik dan satu hal yang menyangkut mental. Ke 10 hal fisik tersebut adalah gedung, undangan, perias, souvenir, cincin nikah dan mas kawin, dokumen KUA, catering, musik, foto prewed, dan walimatul ursy. Satu hal yang menyangkut mental adalah persiapan batin menjadi istri orang dan menjadi seorang ibu.

Dibawah ini saya tuliskan rincian beserta opini pribadi saya tentang hal-hal persiapan sebelum menikah. Semoga berguna untuk yang akan menikah ya.

Gedung
Setelah muter-muter keliling kota Surabaya, rupanya rejeki saya ada di Gedung Wanita jalan Kalibokor Surabaya. Awalnya saya ragu karena dinding gedung yang berwarna coklat dan nuansanya gelap. Tapi perias saya menawarkan diri untuk menghandlenya. Baik, kekhawatiran mereda. Lantai atas gedung wanita yang menjadi tempat saya melangsungkan akad nikah dan resepsi memuat sekitar 1000 orang. Alhamdulillah..
-
Urusan selanjutnya yaitu biaya charge kebersihan dari pihak gedung untuk catering, musik, dan dekorasi. Pihak gedung menyarankan agar biaya charge bisa dikoordinasikan dengan pihak catering, musik dan dekorasi. Hmmm, sayangnya setelah ditanyakan, mereka lepas tangan. Mau tidak mau, ya harus dibayar sendiri. Bismillah, semoga kedepannya rejekinya nambah, aamiin.

Undangan
Karena Bapak adalah seorang yang sudah ahli dibidang percetakan undangan, nota, buku dll. Selanjutnya Ibu mengiyakan permintaan Bapak, yakni membuatkan undangan untuk anaknya jika akan menikah. Saya senang, karena itu berarti undangan pernikahan nanti akan berbeda dengan undangan kebanyakan. Sebagai langkah pertama, saya dan Ibu membeli kertas undangan dan plastik pembungkus undangan di toko langganan Bapak. Kertas yang dipilih berwarna hitam dan kuning gading. Selanjutnya saya lah yang membuat rangkaian kata undangan, desain cover, peta gedung dan desain kartu souvenir.



Setelah softkopi jadi semua, kami (saya dan Bapak) pergi ke rekanan Bapak untuk mencetak seluruh desain yang saya buat di kertas khusus sebelum di cetak hotprint dan diperbanyak. Langkah keempat, kami membawa kertas khusus tersebut ke teman Bapak di lain tempat untuk diperbanyak dikertas yang telah dibeli. Langkah terakhir, kami menempel cover dengan kertas undangannya, menempel stiker nama undangan dan dimasukkan ke plastik. Siap kirim deh undangannya.
-
Rencana hanya keluarga, kerabat dan teman terdekat lah yang akan diundang, kata Ibu saya agar acara berlangsung khidmat dan sakral, kalau mengundang banyak orang justru terlihat seperti menghambur-hamburkan uang. Saya nurut saja, saya apa kata Ibu. Saya dan mas Alam diberi jatah undangan 100 (tapi ujung-ujungnya membengkak 150 undangan hehe). Jatah untuk keluarga besar Bapak ada 50 undangan. Jatah untuk tetangga rumah ada 50 undangan (tapi kemudian membengkak hingga 65 undangan). Jatah untuk teman dan kerabat Ibu Bapak ada 50 undangan. Kemudian untuk keluarga Ibu ada sekitar 26 keluarga yang datang namun tidak diberi undangan. Nah total hadirin yang datang tinggal ditotal lalu dikalikan dua atau tiga saja.

Tata Rias, Busana, Dekorasi & Dokumentasi Foto Video
Ketiga hal ini telah dihandle oleh Mas Totok dan kawan-kawan. Mas Totok bertindak sebagai desainer busana kami sekaligus perias khusus manten. Tiga bulan sebelum acara pernikahan digelar, kami sudah saling berkoordinasi.
Pinta saya suasana pernikahan disulap menjadi bernuansa ke-Jawa-an yang dihiasi warna biru glamour. Mulai dari busana manten, busana orang tua dan besan, busana pengiring manten (kebaya kembang mayang+penerima tamu; beskap kembang mayang; beskap keluarga) hingga nuansa gedung. Dan mereka mewujudkan keinginan saya. Sementara untuk dekorasi dipegang oleh Pak Yohanes.
-
Karena yang diambil adalah tema Adat Jawa, saya harus mengenakan sanggul dan hiasan kepala ala-ala Jawa yang beratnya minta ampun (ngiahahaha T_T), sementara untuk para lelaki diwajibkan mengenakan Beskap Jawa beserta Blankon nya.
-
Mas Totok khusus merias wajah saya, kemudian untuk urusan kepala dihandle oleh Mas Bima, dan untuk pakaian beserta jarik dan hiasannya dihandle oleh dua asisten ibu-ibu yang saya lupa ngga tanya namanya #maafpinyak. Saya tidak sempat dan tidak bisa memperhatikan yang lain melainkan hanya sebentar, dan itupun hanya memperhatikan Ibu saya.
Tapi saya percaya pada team Mas Totok yang merias keluarga manten, besan dan pengiring manten. Juga ada adik saya yang bertugas sebagai polisi alias pengatur keseluruhan acara (adik saya galak dan disiplin - merasa ada yang aneh dan mengganjal langsung di "abis" in hahaha, jadi saya percaya dia 1000 persen).
-
Busana yang saya dan Mas Alam kenakan untuk akad nikah berwarna putih dan resepsi berwarna biru dongker. Pada saat akad nikah, saya memakai kebaya dan jarik (plus kain kaca yang amat besar, full sama payet dan bordiran yang semakin menambah sanggul saya jadi lebih berat), Mas Alam memakai beskap panjang berwarna putih dengan jarik dan blankonnya. Busana resepsi terbuat dari kain bludru berwarna biru dongker mewah beserta payet dan bordiran berwarna silver adalah rancangan Mas Totok sendiri yang dibuat baru khusus acara saya. Uhuiy.


Kebaya yang dikenakan Ibu dan Ibu Mertua juga baru dibuat, warnanya tidak jauh berbeda dengan busana pengantin. Beskap yang dikenakan Bapak - Bapak Mertua dan pengiring manten memiliki warna yang tidak jauh beda yakni biru dongker, yang membedakan hanya pada hiasannya. Karena ada hiasan payet dan bordiran, beskap yang dipakai Bapak - Bapak Mertua lebih menyala ketimbang beskap pengiring manten.
Beskap yang dipakai kembang mayang berwarna biru muda, senada dengan warna kebaya keluarga. Busana pengiring manten terdiri dari dua warna, warna biru muda untuk yang masih single dan warna biru kehijauan untuk yang sudah dobel (berkeluarga #eh).
-
Seperti yang saya singgung tadi, dekorasi dihandle oleh rekanan Mas Totok yang bernama Pak Yohanes. Sempat dagdigdug apakah model pelaminan yang saya request dan nuansa gedung sesuai dengan apa yang saya inginkan atau tidak. Tepat pukul 2 dini hari, saya dan Ibu meninjau gedung, luar biasa dekorasinya. Saya sungguh sangat bersyukur, gedung disulap menjadi cantik, lebih cantik dari ekspektasi saya.


-
Dokumentasi Foto Video telah dihandle oleh Pak Oke dan Mas Agus. Saat kemarin persiapan dan pas acara karyawannya profesional dalam bekerja. Namun sayangnya hingga artikel ini ditulis, hasil dari dokumentasi belum diberikan. Kan jadi penasaran sama hasilnya ya...huft.

Souvenir
Souvenir dipesan ibu tepat tiga bulan sebelum acara dan jadi sebulan kemudian. Sedari awal Ibu dan Bapak berkeinginan jika nanti mengadakan pernikahan kali pertama, untuk souvenir dipesankan dalam bentuk note book (bukan notebook ya, beda). Setelah berkelana mencari, Ibu dan Bapak akhirnya menemukan tempat pembuatan note book ini, yakni di daerah Medokan Ayu. Ibu dan Bapak menyerahkan pilihan desain dan sampul souvenir. Saya memilih warna souvenir sama seperti corak dan warna busana manten : abstrak dan biru dongker. Alhamdulillah lagi-lagi hasilnya melebihi ekspektasi saya.



Cincin Nikah & Mas Kawin
Huft. Sejujurnya saya memang suka belanja, tapi harus menggunakan uang sendiri. Ketika diminta berbelanja dengan uang orang lain, saya merasa berat. Apalagi diminta menentukan berat gram cincin dan besar mas kawin untuk pernikahan. Butuh waktu tiga minggu lebih lima hari untuk menentukan. Kalau tidak selalu diingatkan oleh Ibu saya, saya pasti dianggap kurang persiapan untuk hal ini.
Dengan berbekal nasehat dari bude-bude dan sepupu, saya lantas berdiskusi dengan do'i, mahar yang saya minta 10 gram emas dan mas kawin sebesar sesuai dengan tanggal pernikahan. Mahar emas termasuk cincin nikah yang saya pakai. Dan do'i menyanggupinya. Mulailah kami bergerilya mencari barang-barang itu.
-
Cincin nikah kami pesan di toko online ternama dan terpercaya di instagram, namun kami mendatangi toko offline nya yang berada di Sidoarjo. Sekitar hampir dua bulan cincin sudah bisa diambil. Hasil jadinya sedikit berbeda dengan desain yang kami pilih dari katalognya, namun tidak mengurangi keanggunan cincin. Do'i memakai cincin berbahan paladium dan saya memilih cincin berwarna emas.
-
Menyesuaikan dengan cincin, kami segera bergerilya mencari emas perhiasan (saya memilih gelang emas) di Blauran (di toko rekomendasi Ibu) dan menghitung beratnya. Walau terbilang tidak memiliki banyak uang, selalu saja Allah mencukupkan semuanya, dan saya sangat bersyukur do'i selalu memenuhi permintaan saya.
-
Agar memberi kesan unik, mas kawin atau mahar selain diberikan dalam bentuk uang juga diberikan dalam bentuk kreasi mahar berupa uang koin dan sketsa dari foto kami berdua. Do'i memesan mahar tersebut di teman baiknya, dan alhamdulillah hasilnya membuat saya takjub.



KUA
Sebelum menuju KUA, ada beberapa tahapan yang dilalui, seperti harus ke RT untuk meminta surat mengurus pernikahan ke kelurahan, kemudian ke kelurahan untuk mengurus data calon pengantin, kemudian balik lagi ke RT dan RW untuk meminta tanda tangan, dan terakhir balik lagi ke kelurahan untuk menyelesaikan dokumen agar siap diantar ke KUA.
-
KUA tempat kami mendaftar nikah adalah KUA domisili daerah sesuai dengan KTP calon istri, ini berarti semua urusan terletak di KUA dan kelurahan Alon-alon Contong. Tapi tidak cuma itu, pihak calon suami juga harus mengurus surat pengantar pernikahan di RT sesuai dengan KTP calon suami. Istilahnya : surat pengantar numpang nikah (aneh ya).
-
Usai mendapat surat pengantar nikah dari RT masing-masing, dokumen siap diantar ke kelurahan untuk diproses lalu mendapat surat N1-N4. Usai mendapat surat nikah dari kelurahan (N1-N4, ditambah N7 untuk calon istri), kami langsung cus ke KUA.
-
Sampai di KUA, kami menyerahkan sejumlah dokumen.
Untuk calon istri, dokumen saya berupa surat keterangan menikah (N1); surat keterangan asal-usul (N2); surat persetujuan calon mempelai (N3); surat keterangan orang tua (N4); fotocopy (KTP+akta kelahiran+kartu keluarga+ijazah terakhir+buku nikah orang tua karena saya anak perempuan pertama); dan pas foto 3x3 dan 4x6 background biru.
Untuk calon suami, dokumen yang diberikan berupa surat N1-N4; fotocopy (KTP+akta kelahiran+kartu keluarga+ijazah terakhir); dan pas foto 3x3 dan 4x6 background biru.
-
Syukur alhamdulillah, penghulu siap di tanggal dan jam pernikahan kami, dengan catatan kami harus ontime karena akad nikah dilaksanakan pada jam pertama (pukul 7 pagi).
-
Dua minggu sebelum hari H, diadakan "rapak" yang berfungsi untuk menyamakan informasi guna pembuatan buku nikah. Rapak dihadiri oleh wali calon istri (Bapak saya), calon istri, calon suami dan satu orang perwakilan dari KUA. Di Rapak, kami berdiskusi tentang tata cara pernikahan; menyamakan informasi; menanyakan pada Bapak apakah yang menikahkan Bapak sendiri atau diwakilkan. Bapak saya meminta agar tidak diwakilkan melainkan Bapak sendiri yang menikahkan. Alhamdulillah.

Catering
Yang paling membuat Ibu harap-harap cemas adalah mengenai catering. Ibu paling anti dengan yang namanya mengecewakan tamu, dan kebanyakan di acara resepsi, makanan lah yang paling mengundang omongan orang. Jika makanan enak dipuji, dan jika tidak enak diujo (dijelekkan) sampe kemana-mana.
Ibu memilih catering Multi yang kantornya terletak di jalan Kalisosok Surabaya. Selain kualitasnya terdepan diantara orang-orang kantor hingga yang menengah keatas, juga kebetulan marketing dari Multi adalah sepupu dari Bapak. Harga mahal sebanding dengan kualitas dan cita rasa masakannya, rupanya sang Ibu tak mempermasalahkan itu.
-
Menu apa saja yang menjadi pilihan di hari H? Ibu dan si adik menghandle semuanya. Mereka memilih paket menengah dengan tambahan menu joglo yang mana pilihan rasa berdasarkan lidah keluarga besar. Untuk acara akad nikah, nasi krawu menjadi menu pilihan sarapan, disandingkan dengan kopi dan teh. Untuk resepsi, menu makanan inti yang diambil adalah nasi goreng keju daging, steak lidah, cha daging kailan, ayam lada hitam, kakap goreng saus madu, sop tomyam, es manado,, dan menu joglo yang diambil adalah tahu campur, sate kelapa, dimsum, kebab rol mini, dan es puter rasa cokelat vanila.
-
Sekitar satu minggu sebelum hari H, tante Lisa selaku marketing Multi dan sepupu Bapak datang ke rumah bersama anak dan suaminya membawa beberapa tester masakan yang akan dihidangkan di hari H. Tester ini merupakan bentuk pelayanan dari catering multi dan tidak dikenakan biaya tambahan.

1. Nasi Goreng Keju Daging | 2. Ayam Lada Hitam | 3. Cha Daging Kailan | 4. Es Manado
 | 5. Tahu Campur | 6. Ayam Goreng Saus Madu | 7. Sop Tomyam

Syukur alhamdulillah di hari H, kebanyakan tamu dan keluarga memberikan komentar sangat positif untuk cateringnya. Kuantitas makanan mencukupi jumlah tamu yang hadir, bahkan sampai bisa dibawa pulang. Mengenai rasa sudah jangan ditanya lagi. Rupa sebagus rasanya, dan rasa seenak rupanya. Nendang puol! Catering Multi emang paling jago, saya merekomendasikan catering ini untuk acara spesial temans.

Musik
Kebanyakan vendor tata rias menawarkan paket include musik, namun berbeda dengan vendor Mas Totok. Tapi, hal ini juga menguntungkan keluarga saya karena bisa memilih vendor band. Keluarga saya terutama sang Ibu sudah jatuh hati dengan band akustik yang mengiringi pernikahan Pito & Wulan. Usai berdiskusi dengan keluarga besar, Ibu meminta Bu Cicik (adiknya Ibu) untuk membooking band akustik tersebut. Band akustik tersebut dipimpin oleh Mas Usman yang bertindak sebagai vokalis. Saya juga merekomendasikan band akustik yang berasal dari Malang ini ^^.

Foto Pre Wedding
Awalnya kami sepakat untuk tidak mengadakan foto pre wedding. Namun karena Mas Totok memberikan masukan untuk memasang foto kami berdua di gedung, mengapa tidak kami mengiyakannya? Selama dana mencukupi dan tidak memaksa siapapun, ayok ayok ajah.
-
Benar juga, jika ikhlas lillahi ta'ala akan ada banyak bantuan yang datang. Kami bertemu dengan seorang teman KKN yang memiliki skill fotografer dan kebetulan bekerja di Studio Adventure tempat kami melakukan foto prewed. Tidak melewatkan kesempatan, saya berdiskusi dengan do'i, setelah do'i setuju, saya meminta beliau untuk jadi fotografer prewed. Dan beliau menyetujui.
-
Dihari yang telah ditentukan, kami melakukan shoot untuk prewed di studio adventure. Ada tiga tema yang dipilih yaitu Jawa Madura, modern dan casual. Untuk membuat tema semakin nyata, dipilihlah tiga pasang dresscode, tiga pasang sepatu, dua tema latar foto studio adventure dan satu latar outdoor (mengambil tempat Taman Flora Surabaya).


Disepanjang adegan, baik model maupun fotografernya sama-sama menggelikan, kami ketawa dan have fun. Ujung-ujungnya saya yang khawatir, bisa bagus ngga ya posenya pas uda dipigura...
-
Saya diminta untuk memilih foto mana yang harus diedit, dicetak dan dipigurakan. Saya cenderung memilih foto dengan tema Jawa Madura dan foto modern, alasannya lebih cocok dengan kondisi saya dan do'i. Kemudian dua foto yang telah jadi dikirim oleh beliau sekitar H-2 acara. Hasilnya ciamikk buangettt!



Walimatul Ursy
Acara kirim do'a sepenuhnya dihandle oleh Ibu, menarik waktu ketempatan sehingga ibu-ibu pengajian datang kerumah pada bulan April ba'da Isya. Persiapan singkat telah dilakukan jauh-jauh hari dengan dibantu Mbak Ria tetangga sebelah yang ahli dalam hal memasak. Alhamdulillah berjalan lancar dan berkah...




Tidak ada komentar

Posting Komentar

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.