Nuril's Wedding Story




...So as long as I live I'll love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight...

Diiringi dengan romantic song nya Shayne, rombongan pengantin datang menuruni tangga melewati kolam renang yang disulap sangat epic memasuki taman yang dibelakangnya memiliki view indahnya kota Batu.

Diawali oleh empat orang dancer, dua perempuan dan dua laki-laki yang menari mengikuti alunan romantisnya lagu Beautiful In White, kemudian diikuti oleh mempelai pria dan wanita, mempelai pria yang memakai jas berwarna gold yang berdampingan dengan mempelai wanita dengan gaun putihnya, kemudian dibelakangnya berturut-turut ada orang tua kedua mempelai; adik-kakak kedua mempelai serta bridesmaid-man dari pihak perempuan.

Kemudian mempelai dan orang tua duduk dipelaminan, adik kakak bridesmaid-man duduk di tempat VIP, dan dancernya menari hingga lagu selesai.

Congratulation Nuril. It's time to be mature now.

Hmmm... Inilah konsep pernikahan yang diinginkan oleh mantan pacar Nuril (yang sekarang sudah menjadi istri sahnya). Konsep pernikahan yang sangat epic dan romantis, dengan pemandangan serta dinginnya puncak kota Batu. Kusuma Agro Wisata Resort & Convention Hotel memang tempat yang cocok buat orang yang ingin menyelenggarakan acara dipuncak kota Batu.

Mungkin bagi mereka orang Malang dan sekitarnya, dinginnya malam itu dianggap biasa saja. Tapi bagi saya orang Surabaya yang hanya numpang lahir di Malang dan keluarga Surabaya lainnya, dinginnya malam itu cukup menusuk.

Malam hari? Yapp.. Resepsi pernikahan mereka diselenggarakan pada malam hari pada tanggal 27 April 2018.

Sementara akad nikah dilaksanakan di sore harinya, di lokasi yang sama-gazebo taman.


~oOo~


Kami berdelapan setengah menuju kota Batu hari Jum'at pagi. Setengah karena Kia ikut serta. Ini pertama kali Kia pergi ke kota yang hawanya terhitung jauh lebih dingin ketimbang Surabaya dan Kamal. Khawatir pertamanya, tapi saya berusaha ikhlas namun tetap siaga dalam mempersiapkan kebutuhannya.

Sesampainya disalah satu Villa di kawasan Panderman Hill jalan Cherry, kami beristirahat sejenak. Kemudian para lelaki berangkat sholat Jum'at. Setelah waktu sholat Jum'at selesai, beberapa orang keluarga ikut menghadiri akad nikah Nuril, termasuk Ayah dan Eyang-Eyangnya Kia.

Sementara orang-orang sibuk mempersiapkan diri menghadiri akad nikah, Kia masih asyik dengan mimpi indahnya. Alhamdulillah dia bisa dengan cepat beradaptasi dengan hawa dingin kota Batu. Bahkan Kia riang gembira ketika saya memandikannya sore harinya. Padahal suasana udara semakin dingin, namun Kia tidak rewel dan tidur nyenyak setelah mandi. Alhamdulillah. Kia anak kuat.

~

Malam hari, dengan mendobel pakaian Kia, saya juga membawa gendongan dan selimutnya. Kami berangkat menuju tempat resepsi diselenggarakan : Kusuma Agro Wisata Resort & Convention Hotel, yang letaknya cukup jauh walau ditempuh dengan mobil. Jalanan yang gelap karena kurang penerangan pun sedikit menjadi penghalang. Kami hampir nyasar walau sudah didalam kawasan Kusuma Agro Wisatanya, salah belok menuju parkiran, alhasil mas Hasan banting setir berbelok tajam untuk kembali ke jalan yang benar. Semua itu karena penerangannya yang kurang sehingga papan penunjuknya tidak kelihatan, haha.

Turun dari mobil, hawa dingin malam seolah-olah menusuk kebaya tebal saya. Ini dingin buat saya, bagaimana dengan Kia? Yasudah, bismillah, Kia saya dobel-dobel pakaiannya selimutnya dan gendongannya.

Tak lama kami bertemu dengan mbak sepupu yang baru keluar dari mobilnya, sepertinya habis mengambil sesuatu. Mbak Ifa menggendong anak keduanya yang umurnya tak jauh dari Kia, lebih muda Kia satu setengah bulan. Sama seperti Kia, anak mbak Ifa dibungkus "rapat" agar tidak sampai kedinginan. Kami menuju tempat acara bersama-sama.

Rupanya acara belum dimulai. Mumpung acara belum dimulai, saya pergunakan untuk ramah tamah melepas rindu dengan kakak-kakak sepupu dan bude bude. Kia menjadi bahan perbincangan kami semua dan dia ikut memperhatikan dari balik selimut dan gendongan kain. Rasanya kurang waktunya jika hanya bertemu malam ini, seandainya bisa sering bertemu dengan mereka semua.. Semua memiliki kesibukan masing-masing dan jarak Surabaya-Malang yang semakin jauh, membuat waktu bertemu yang sebentar ini menjadi berharga.

Loving them

Adik-adik guweh. Kanan gue (Asri) adik beneran. Kiri gue (Ayu) sepupu. Loving them too.

Tidak ada yang mempelopori, kami semua turun menuju tempat VIP bersamaan, agar lebih dekat dengan tempat acara. Pemandangan yang disuguhkan sungguh luar biasa, tempat acara pun disulap menjadi pool party yang mewahnya tiada tara.






Baru turun, kami disuguhkan pemandangan dancer yang sedang berlatih menari, tapi... beberapa gerakan mereka terlihat seperti membebaskan diri dari dinginnya udara malam. Kebaya tebal saya saja tembus, lha gimana dengan mereka yang hanya memakai jersey ketat nan tipis sehingga terlihat semua lekuk tubuh mereka (?). Hmmm.. Semangat deh kakak.

~

Beberapa menit kemudian lagu Beautiful In White yang dinyanyikan oleh Shayne Ward diputar, dan rombongan pengantin datang. Sejenak mereka menjadi sorotan bagi tamu yang hadir, namun ada juga yang tetap memilih duduk di meja VIP nya.

Selanjutnya adalah suguhan musik oleh band (saya lupa ngga catat namanya), dan para hadirin dipersilahkan menikmati makanan yang sudah disajikan.

Kebanyakan yang menjadi kekurangan dari pesta di outdoor ini adalah penyajian makanannya. Jika pihak vendor tidak telaten memanaskan sajian makanan, maka yang terjadi adalah makanan cepat dingin sebelum akhirnya dinikmati tamu. Apalagi jika acaranya ditempat yang sangat tinggi ini, mungkin bisa beku makanannya. Dan ini terjadi pada makanan tanpa kuah ditempat VIP. Hampir semua menu menjadi dingin hiks, tapi alhamdulillah karena lapar ya jadi tak masalah. Ehh. Maklum... Ibu menyusui ini sering lappaarrr hehehe.

Ditengah ramah tamah, nampak kedua orang tua kedua mempelai beserta mempelainya mendatangi satu persatu yang duduk di meja VIP, menyalami dan mempersilahkan untuk menikmati hidangan. Ada itu nama kegiatannya, tapi saya sudah ngga ingat lagi hahaha. Aduh masa ini karena faktor Usia (?). Dua puluh tujuh tahun itu masih mudaa, dan kata orang Ibu yang beranak satu itu cantik. Tapi nampaknya hanya ingatan aja yang tidak setajam dulu, hufth.

Seperti yang saya katakan tadi, tempat diselenggarakannya acara ini sangat sangat tinggi sekali. Pemandangan lampu-lampu kota Batu bahkan Malang bisa terlihat dari sini. Itu yang membuat tempat ini sangat istimewa.

Fokus pada pemandangan dibelakang yaa, Jangan fokus pada Ayah yang ikutan nimbrung welfie ha ha 

Ramah tamah masih berlanjut. Kayaknya acaranya cuma ramah tamah deh hehe.




Kian malam kian dingin suhu udara di lokasi acara. Satu persatu para sepupu berpamitan dan pulang karena masing-masing membawa anak dan bayi, tak terkecuali mbak Ifa yang membawa bayi juga ikut rombongan keluarga yang pulang duluan. Eyang-eyang juga ikut meminta untuk segera pulang, kasihan Kia yang kedinginan. Baik, mari kita pulang.

Tapi sebelum pulang, kami diminta berfoto bersama dengan mempelai.

Selamat menempuh hidup baru

Masih asyik dengan acara, Asri dan Ayu, dua adik-adik ini tidak ikut kembali ke villa. Maklum ya mereka masih single, pikiran hanya pada dirinya sendiri. Ha ha saya mulai merasakan menjadi orang tua yang strik.

~

Sesampainya di villa, saya mendapat kabar jika Asri mendapat lemparan bunga dari pengantin. Katanya, tanpa daya dan usaha, bunga dia dapat begitu saja.



Hal ini mengingatkan kami semua pada dua tahun yang lalu, saat resepsi pernikahan Pito (kakaknya Nuril), saya yang mendapat lemparan bunga, dan tahun depannya saya menikah. Kami berharap (semoga tidak dinilai musyrik ya) dengan dapat lemparan bunga oleh Nuril, Asri dapat ketularan menikah dengan orang yang tepat, just like we did

Diparagraf-paragraf sebelumnya saya belum memperkenalkan Nuril itu siapa. Nuril adalah adik dari Pito, keduanya adalah sepupu saya. Jadi ceritanya, cucu dari tiga anak terakhir mbah Haji ada enam. Menurut urutan umur, dimulai dari mas Dana, Pito, Saya, Asri, Ayu, Nuril. Diantara cucu-cucu mbah Haji yang paling muda adalah kami berenam, yang sedari kecil terbiasa menghabiskan waktu liburan bersama.

Untuk menolak lupa, jika ingin membaca kembali story dari pernikahan Pito, silahkan klik disini.

~

Kami pulang keesokan harinya.

That was a wonderful weekend. Thank you everybody and I always miss Malang.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.