Apa Sih Incang Itu?



Yìnzhāng (印章) biasa kami bilang "incang" atau "ingcang" adalah benda mungil yang begitu luar biasanya berarti. Kalau di terjemahkan ke bahasa Indonesia incang berarti segel. Hmmm, padahal kalau dilihat dari bentuknya nampak seperti stempel mainan anak-anak. Karena bentuknya yang mungil kalau berhadapan dengan orang pelupa pasti akan jadi fatal kalau kehilangan barang ini. Sebab dilihat dari manfaatnya, incang ini bisa mengesahkan dokumen atas nama pemilik incang.

Jadi temans sudah ada bayangan apa incang itu?

Penggunaan Incang.

Temans pasti ada yang sudah tau, untuk mengesahkan sesuatu seperti perjanjian dan atau dokumen biasanya orang-orang di Asia Timur tidak memakai tanda tangan layaknya penduduk Asia atau penduduk di benua lain. Nah, untuk mengesahkan dokumen atas nama diri sendiri seharusnya diperlukan tanda tangan yang menjadi bukti hadir kita di atas kertas putih bukan? Yap, incang ini digunakan masyarakat Taiwan untuk menjadi tanda tangan sehingga bisa melegalkan atau mengesahkan dokumen.

Bentuk Incang.

Bentuk incang ada bermacam-macam, ada lingkaran; oval; persegi dan lain-lain. Ukurannya pun juga bermacam-macam. Incang yang kami (saya dan mas husband) miliki adalah incang yang umum digunakan orang, berbentuk balok kecil terdiri dari badan dan kepala. Badan berukuran 4,5cm x 1,15cm x 1,25cm. Dan kepala atau tutup balok berukuran 1,75cm x 1,5cm x 1,5cm. Ukurannya tidak mutlak semua incang sama, kemungkinan di tempat lain ukuran incang nya berbeda. Milik kami terbuat dari kayu sintetis yang memiliki massa sangat ringan sehingga mudah dibawa kemana-mana.

Berikut macam-macam bentuk incang yang saya ambil dari google dengan keyword 印章.


Isi Incang.

Saya belum tau didalam incang apakah kosong atau berisi (ingin sekali saya iseng potong badan incang agar terpuaskan si rasa penasaran ini, tapi kok ya incang nya masih sangat diperlukan buat ngurus ini itu...).

Yang jelas, di badan incang terdapat ukiran nama (mandarin) kita dengan tinta abadi yang berwarna merah. Nama mandarin ini sesuai dengan identitas kita yang terdapat di visa dan ARC (Alien Resident Certificate, atau kalau di Indonesia seperti KTP WNA).

Kenapa dibilang tinta abadi? Sudah terhitung satu tahun lebih incang saya gunakan (walau tidak setiap hari) dan sampai sekarang tinta tersebut tidak kering atau bahkan habis. Lha terus gimana kalau semisal tinta merah di incang tersebut kering atau habis? Tinggal pergi ke tempat pembuatan stempel agar ditambah lagi tinta nya.

Cara Membuat Incang.

Langsung kita cuss ke tempat pembuatan stempel terdekat dari rumah. Kemudian kita serahkan kartu identitas (ARC atau APRC) yang akan dibikin incang ke laopan nya.

Y : Nǐ hǎo, wǒ xiǎng zuò yìnzhāng. Nǐ néng bāng wǒ ma? || Hai, saya ingin membuat incang. Bisakah anda bantu saya?

L : Kěyǐ a. Wǒ kěyǐ jí nǐ de shēnfèn zhèng ma? || Bisa. Boleh pinjam kartu identitasmu?

Setelah dilihat kartu identitas kita, dia akan membuat hurufnya di komputer, kemudian akan dibuat setelah dicocokkan dengan persetujuan kita. Waktu itu saya harus menunggu sekitar 30menit. Setelah dirasa OK, baru kita bayar seharga 60NTD (ini harga tahun 2019 awal ya).

Solusi Dari Alasan Kesusahan Membuat Incang.

Selesai deh incang kita. Gampang banget kan buatnya.

Kalau dirasa ribet sama bahasa tapi uda kepepet harus buat incang, ya kita tinggal pakai google translate, lalu kasih kartu identitas. Tunggu, bayar, selesai deh.

Kalau masih ngga berani, kita tinggal geret kenalan kita (yang bisa bahasa Zhongwen) untuk ikut bikin incang. Nanti minta beliau terjemahkan apa-apa yang dibutuhkan.

Kalau masih ngga berani juga, hmmm. Biasanya ada semacam calo untuk bikin incang di Toko Indonesia di Taiwan. Tapi perlu diingat, ngga semua toko indo ada calo yang saya maksud ini ya. Kalau beruntung saja bisa bertemu. Lalu kita biasanya bayar sekitar 100NTD (mungkin kurang mungkin juga lebih) untuk membayar jasa calo tersebut. Uda deh, tinggal tunggu sambil duduk manis, si incang uda siap pakai.

Kalau masih ngga berani ketemu calo. Hmmm, masya allah ya, pulang aja ke Indonesia. Sudah bisa ke luar negeri, ya kudu berani hadapin tantangan doooongg hehe.


~oOo~

Baique, begitulah informasi tentang incang berdasarkan pengalaman saya. Jika dirasa ada yang kurang, temans boleh banget tambahin dikolom komentar yaa ^^

Sampai jumpa di artikel selanjutnya ^^

3 komentar

  1. Hallo Kak Lisa, salam kenal ya...
    Wah menarik banget si Incang ini. Saya baru tahu kalau di Asia Timur tidak menggunakan tanda tangan untuk dokumen legal. Incangnya berarti harus disimpan baik-baik dong ya. Supaya tidak ada yang menyalahgunakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasi mbak Renov sudah berkunjung ^^
      Betul sekali, incang harus disimpan baik-baik, kalau hilang bisa gawat :D

      Hapus
  2. Tapi mungkn ga kalo ada orang yg bernama sama mba? Berarti incangnya sama yaa? Kalo TTD kan walo nama sama, mungkin Krn pasaran, tp TTD tetep beda.

    Aku srg liat ini kalo di film2 kolosal Korea Ama China.. kayak stempel gitu doang yaa. Jadi bener ga ush TTD lagi dong yaaa. Tapi kalo misalnya di bank, tarik tunai lewat counter, itu ttp TTD ATO bisa pake incang?

    BalasHapus

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.