Liburan dan Praktikum Part 2 (Bali)

Menurut jadwal kegiatan, hari kedua perjalanan praktikum lapang ini akan menjadi hari yang padat. Kami harus pergi ke tenggara Bali (tepatnya daerah Serangan) untuk belajar tentang manajemen marinecultur. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu Desa Pakraman Serangan.


Kami disambut baik oleh kepala pengelola disini. Setelah arahan dari bapak Prayogo selaku penanggung jawab lapang pada mata kuliah manajemen marinecultur, kemudian dilanjutkan dengan sambutan kepala pengelola. Karena terlalu antusias, teman-teman disini akhirnya menjadi ramai sehingga pada saat perkenalan, kebetulan suara TOA sudah mencapai maksimal (namun masih tidak jelas terdengar), suara kepala pengelola pun tidak terdengar dengan jelas, termasuk pada saat memperkenalkan nama beliau...


Setelah sambutan dan perkenalan, kami diberikan video tentang mengapa penyu harus ditangkar dan dilindungi.


Sama seperti ikan hiu yang kini hampir punah, dulunya jumlah ikan hiu jauh lebih banyak dari sekarang, kemudian karena tiba-tiba tren memakan sirip ikan hiu menjadi popular sementara kecepatan reproduksi ikan hiu lebih lambat dibanding dengan jenis ikan lain, alhasil jumlah populasi ikan hiu di lautan mendekati ambang kepunahan. Nasib penyu pun tidak jauh berbeda, dalam periode tertentu penyu bertelur di pantai yang letaknya jauh dari kehidupan manusia, namun kemudian jumlah manusia semakin banyak, semakin banyak pula yang mengkonsumsi telur dan daging penyu, sehingga lambat laun populasi penyu semakin menurun. Perlu dilindungi dan dikonservasi.

Yang menjadi point permasalahan punahnya penyu (dalam video) adalah ketika masyarakat asli Bali yang dulunya menggunakan daging penyu sebagai bahan sesaji, ditampilkan pula (dalam video) masyarakat-masyarakat dari negara Amerika Serikat; Jepang dan dari negara-negara dari berbagai belahan dunia yangs sering mengkonsumsi daging penyu. Ditampilkan pula dalam video, bagaimana ganas nya mereka membunuh penyu dewasa, mengambil dagingnya, menumpuk cangkangnya dan akhirnya dibuang ke laut yang kemudian menyebabkan pencemaran laut.

Sumpah,, miris banget T_T
Itulah alasan serta latar belakang didirikannya pusat pendidikan dan konservasi penyu di Serangan Bali, berharap bisa menjadi sebuah solusi untuk menjaga keseimbangan alam dengan menangkar dan melindungi penyu.

Pada musim yang sudah ditandai, penyu betina dewasa pergi ke pantai yang sepi dan jauh dari kehidupan manusia pada dini hari. Penyu tersebut menggali pasir hingga kedalaman tertentu (kedalamannya : setengah dari tubuh penyu dewasa) kemudian mengeluarkan telurnya satu persatu. Sebelum matahari terbit, penyu tersebut telah selesai bertelur dan menutup telur-telurnya dengan pasir kemudian kembali ke laut.

Tugas dari pusat pendidikan dan konservasi penyu di Serangan Bali ini adalah mengamankan telur-telur dan mengusahakan agar telur-telur tersebut menetas seluruhnya menjadi tukik-tukik kecil nan unyu #ehh. Setelah seluruh telur menetas dan menjadi tukik, tukik diperiksa kesehatan dan fisiknya. Jika fisik tukik dinilai sempurna, maka tukik akan diletakkan ditempat semula (tempat ketika induk penyu menggali pasir dan bertelur).

Mengapa tukik diletakkan ditempat dia semula berada? Tukik memiliki daya ingat yang cemerlang. Ketika tukik masih berupa telur dan berada didalam perut sang induk, tukik mengikuti dan mengingat peta rute perjalanan sang induk ketika berada di daratan. Jadi, tempat semula adalah semacam ingatan pertama bagi tukik. Tukik akan berjalan dari tempatnya semula dan menuju ke lautan. Jalur yang dilalui tukik menuju ke laut adalah jalur yang dilalui induknya ketika akan bertelur di darat. Lucu dan menakjubkan bukan?

Lalu bagaimana dengan tukik yang tidak memiliki fisik dan kesehatan yang sempurna? Maka tukik tersebut akan dipelihara dan dikarantina di pusat pendidikan dan konservasi penyu sampai dalam kondisi tertentu tukik tersebut akan dilepaskan.

Bagaimanapun juga, penyu dan ikan hiu merupakan hewan yang juga menjadi bagian penting dari rantai makanan dan kehidupan ekosistem laut. Jika mereka punah, maka akan terjadi ketidakseimbangan pada ekosistem laut. Sudah seharusnya kita sebagai manusia juga harus menciptakan keseimbangan, jika tidak bisa menciptakan maka menjaga sudah lebih dari cukup, menjaga ekosistem laut agar tetap asri dan nyaman untuk ditinggali berbagai makhluk hidup disana.

Setelah melihat video dan mencatat bagian-bagian yang penting, kami dipersilahkan untuk melihat-lihat berbagai penyu remaja yang sedang dikonservasi disini. Kalau aku, lebih tertarik dengan cicak-cicak tulisan di dinding ^^.

Beberapa aktivitas TCEC (Turtle Conservation and Education Center)
Peraturan dan perundangan penyelamatan penyu
Penyu yang dikarantina karena ada kecacatan fisik
Tukik penyu!
Hup!
Puas lihat-lihat tukik dan penyu unyu unyu, kami langsung beranjak ke destinasi praktikum lapang selanjutnya : Marine Garden dan Mangrove Serangan. Lokasinya tidak jauh dari pusat konservasi, sehingga kami hanya perlu berjalan beberapa puluh meter untuk sampai ke lokasi.

Walau Marine Garden dan Mangrove Serangan berjarak hanya beberapa puluh meter dari TCEC, tapi terik matahari disini membuat jarak itu seperti 3x lipat jauhnya. Hfftthh. Tapi kami masih dan tetap semangat kok ibu dan bapak dosen! Yeahh (perlihatkan otot lengan).

Dan hfuallah, inilah Marine Garden. Kami dibagi menjadi dua kloter, sebagian menuju daerah Mangrove Serangan, sebagian lagi menjelajah dan mempelajari biota di Marine Garden. Kebetulan aku kena giliran ke Marine Garden terlebih dulu. Baik, lanjutkan!


Serangan marine garden didirikan dan dikelola oleh yayasan bali alami yang bekerja sama dengan pengusaha asal Jepang, yang kemudian diresmikan pada tanggal 21 Agustus 2009 oleh Ibu Anni Numberi. Serangan marine garden berisi puluhan akuarium dengan berbagai biota yang tinggal di laut didalamnya. Walau tempat ini tidak sebesar seperti akuarium di sea world ancol, tapi bagian menariknya terletak pada berbagai macam biota laut nan cantik yang tinggal dalam akuarium.

Disini kami diberi tugas oleh bapak dosen untuk memilih salah satu biota kemudian mendeskripsikan se-rinci mungkin tentang biota tersebut sembari menunggu pergantian kloter.

Pilih yang mana ya...

Deepwater Firefish / Pterois mombasae
Spider crab / Kepiting laba-laba / Macrocheira kaempferi
Ribbon eel / Belut putih / Ophichthus altipennis
Ghost pipefish / Bajulan / Syngnathus leptorhynchus
Barramundi cod / Greskeli / Cromileptes altivelis
Harlequin snake ell / Belut sebra / Homoroselaps lacteus
Spiny seahorse / Kuda laut / Hippocampus histrix
Orbicular cardinalfish / Capungan bintik hitam / Sphaeramia orbicularis
Aku memilih Barramundi cod atau yang biasa dikenal dengan nama ikan kerapu tikus. Mengapa aku memilihnya? Karena ikan ini bernilai ekonomis tinggi, sangat mahal jika kita menjual dan mengekspornya. Selain itu pemeliharaan pun juga tergolong mudah karena bisa dibudidayakan di keramba jaring apung. Ikan yang bermanfaat bukan :D.

Selagi aku menulis, lihat biota yang lain dulu ya..^^

Beberapa biota berpindah dan ada yang sembunyi dibalik rumahnya, mungkin karena tiba-tiba ada banyak orang yang masuk dan berkerumun melihat mereka disaat jam istirahat siang hehehe. Alhasil, aku hanya bisa mengabadikan gambar info nya saja.

Neon tetra / Paracheirodon innesi
Zebra fish / Tetra merah / Danio rerio
Herlequin rasbora / Rasbora heteromorpha dan Black ghost / Apteronotus albifrons
Niasa / Aulonocara jacobfreibergi dan Niasa / Pseudotropheus elongatus
Kebanyakan biota disini memiliki nama lokal yang sama. Hal ini dikarenakan beberapa alasan yakni mereka memiliki kemiripan morfologi, berasal dari keluarga yang sama dan atau ditemukan pada habitat yang tidak jauh berbeda. Namun alangkah baiknya selain mengetahui nama lokalnya kita juga perlu mempelajari nama ilmiahnya.

Aku selesai menulis, kami lanjut berkeliling. Aku tidak pernah melupakan satu hal ini : berfoto! Karena belum tentu suatu saat nanti aku akan kembali kesini.

Friends!
Santai dulu..
Oya guys, disebelah kanan aku ada sebuah akuarium untuk penyu yang sengaja dipamerkan dan diperbolehkan untuk disentuh. Namun ketika kami datang, penyu yang dipamerkan hanya berjumlah hanya dua ekor saja. Mau lihat penyunya?

Meg meg, penyunya kabur meg, dia ga mau difoto hahaha
Itu lho lis, penyunya jalan ke kamu!
Nah, teman-teman yang dari wisata mangrove sudah kembali. Kini saatnya kami bergiliran ke wisata mangrove. Dengan arahan kakak asdos, kami berjalan kaki hingga sampai ditepian pantai.


Sungguhan ya, cuaca disini panas banget! Nyaris tidak ada awan yang meng-cover panas dan menyengatnya sinar matahari. Jarak terasa semakin jauh dan minuman kami pun hampir habis. Aku dan Mega bersama teman-teman yang lain mempercepat langkah kaki agar segera menaiki kapal.

Naik kapal? Mau kemana? Mau keliling hutan mangrove dooong...^^ Juga berkeliling wisata di perairan laut dangkal wilayah Serangan ini. Enyaaakk xD. Untuk selanjutnya, artikel ini diisi dengan beberapa pemandangan laut selatan pulau Bali ya. Selamat menikmati ^^

Goldfish plus asdos matkul MM ^^
Wow banget ya pulaunya, penuh dengan pohon mangrove. Sayang tujuan kapal tidak kesitu, jadi tidak tahu mangrove jenis apa saja yang tumbuh disana
Kapal pesiar pribadi
Haloo Azhar (jaket biru pakai iket kepala warna coklat)
Menurut cerita kakak asdos, ini adalah tempat karantina lumba-lumba sebelum nanti dilepas dilautan
Salah satu pantai cantik yang menjadi destinasi para bule  untuk berjemur
Dengan berakhirnya kegiatan di daerah Serangan, berakhir pula praktikum hari ini. Untuk selanjutnya hingga nanti malam, kegiatan kami diisi dengan liburan di Bali. Tentu saja hal ini tidak akan dilewatkan oleh kami semua. Kami pun berpencar menuju tempat wisata yang tak jauh dengan lokasi parkir bus fakultas. Kami dengan geng masing-masing menuju destinasi wisata dengan angkutan umum. Kalau aku dan teman-teman geng menuju pantai kuta dan sekitarnya.

Intip yuk keseruan kami menikmati liburan ^^
Iam FPK (Fakultas Perikanan dan Kelautan)
Eh, ternyata kakak-kakak asdos (sebelah kananku) destinasinya kesini juga ^^
Friends! Bule dibelakang ikut senyum tuh :))
Namanya miss siapa (maaf lupa), beliau adalah ilmuwan kimia asal Jerman yang sedang berlibur di Bali
Serasa artis ya...^^ Kami berjalan kaki disekitar pantai Kuta untuk mencari tempat makan . Maklum lah, perut karet hihihi
Friends!!! Love you!
Pulangnya naik ini, soalnya sudah capek hehe
Sekitar pukul 6 sore waktu Bali, kami menaiki bus fakultas dan segera pulang menuju puri agung. Hari ini menyenangkan sekaliii!!! ^^

Sesampainya di puri kami segera bersih diri, makan malam dan beristirahat plus packing barang. Yap, besok adalah hari terakhir kami di Bali dan praktikum akan dimulai pagi sekali.
This is S.E.C.O dan selamat malam ^^
Baca selanjutnya : Liburan dan Praktikum Part 3

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.