Semangatnya Ibu-ibu dan Bapak-bapak DKP Bengkulu Belajar Mengolah Mangrove

Kegiatan baru, pengalaman baru plus, tentu saja kenalan dan kawan baru ^^

Kali ini Poktan Mangrove Wonorejo Rungkut Surabaya kedatangan tamu dari dinas kelautan dan perikanan Bengkulu. Mereka patut diacungi empat jempol karena telah datang jauh-jauh dari Bengkulu untuk belajar mengolah buah dan daun mangrove menjadi sirup dan teh mangrove langsung dari sumbernya. Saya saluuutt!

Pak Soni menjelaskan tentang pelatihan yang akan diberikan
Seperti yang biasa dilakukan, sebelum belajar untuk mengolah produk mangrove, kami jalan-jalan ke hutan mangrove (yang tidak jauh dari markas poktan) untuk mengenali jenis-jenis mangrove (yang nantinya akan diolah) terlebih dahulu. Peralatan yang kami bawa adalah wadah untuk buah bogem, gunting dan capit kue.

Pak Soni menjelaskan tentang tanaman druju
Tanaman druju atau yang juga dikenal dengan Acanthus ilicifolius memiliki duri yang tajam pada daunnya guys. Druju lebih dikenal orang sebagai semak belukar, tumbuh di kawasan mangrove asosiasi (yang mendekati daratan atau perairan tawar). Kalau kalian sedang jalan-jalan di kawasan mangrove dan menemukan tanaman ini, berhati-hati ya. Walau tidak terlalu sakit tertusuk duri, tapi biasanya kagetnya itu lho yang agak lebay hehe.

Diskusi
Wah, bapak-bapak ini ramah sekali. Tapi kenapa tanyanya menjurus bukan ke arah mangrove ya hehe. Saya jadi canggung..

Pak Soni menjelaskan tentang tanaman bogem
Nah, ini adalah tanaman yang menghasilkan buah bogem dan biasa kami sebut tanaman Sonneratia casiolaris. Buah bogem mengandung kadar yodium dan vitamin C yang tinggi. Buah bogem merupakan satu-satunya buah yang memiliki kadar yodium tinggi dan dapat dikonsumsi manusia. Karena kandungan vitamin C yang tinggi menyebabkan rasa dari buah ini sangat masam, saking masamnya banyak orang yang tidak mau memakannya. Terinspirasi dari melihat monyet lokal memakan buah ini, pak Soni mencoba untuk mengolah buah bogem menjadi produk jadi yakni sirup bogem.

Setelah selesai berkenalan dengan tanaman mangrove serta memetik beberapa buah dan daunnya, tanpa membuang waktu kami langsung menuju markas poktan untuk mengolahnya.

Mengolah Sirup Bogem
Saya semakin salut dengan ibu-ibu dari DKP Bengkulu ini. Sekali diarahkan, beliau-beliau langsung menjadi ahli dan cekatan dalam memproses tahapan-tahapan membuat sirup. Bagi ibu-ibu ini hal tersebut menjadi rintangan kecil yang harus dilakukan. Menurut mereka, hal-hal yang menjadi rintangan besar adalah ketika para suami protes dan menyepelekan pekerjaan ibu rumah tangga. Hahaha. Ibunya malah curcol ^^

Mengolah Teh Druju

Kemudian giliran saya untuk membagi resep pengolahan teh dari tanaman Acanthus ilicifolius ini. Seperti sebelumnya, ibu-ibu ini bersemangat melalui tahapan-tahapan pengolahan. Duh, saya jadi ikutan bersemangat!

Sekitar pukul 2 siang kegiatan pun selesai. Sirup bogem pun sudah di packing dalam botol dan teh druju pun sudah dikemas dalam plastik ukuran 3 gram. Tamu spesial pun berpamitan dan tidak lupa membawa produk dari mangrove yang telah mereka olah untuk dijadikan oleh-oleh. "Semoga berkenan dan semoga ilmunya bermanfaat", kata Pak Soni.

Yak, untuk teman-teman, ibu-ibu atau mungkin bapak-bapak yang ingin belajar produk olahan mangrove dan olahan lain, monggo silahkan mengirimkan email yang tertera di kontak ya ^^

2 komentar

  1. Kalau di Surabaya, mangrove sudah diolah dengan berbagai makanan. Kalau saya ke sini, paling suka dengan suasana yang dingin dan sejuk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaps, benar sekali mas Sandi. Sudah ke hutan mangrove mana saja di Surabaya mas? ^^

      Hapus

Segitu dulu cerita kali ini. Terima kasih temans membaca artikel ini sampai akhir. Semoga bermanfaat.
Saya sangat ingin mendengar komentar temans setelah membaca. Silahkan, temans bebas berkomentar apa saja namun harap tetap menjaga kesopanan.
Sayang sekali komentar dengan subjek Anonymous akan terhapus otomatis, jadi mohon kesediaannya untuk memberi nama asli ya.
Terima kasih ^^.
Love, Lisa.